Perempuan sering diibaratkan dengan gelas kaca. Harus dijaga dengan baik-baik. Tidak boleh retak, apalagi sumbing. Perempuan kelak akan menjadi sumber kehidupan. Seorang perempuan diharapkan dapat melahirkan anak-anak yang baik. Nah, bagaimana KBBI merepresentasikan perempuan Indonesia selama ini? Tulisan ini akan mengungkapkan representasi perempuan dalam KBBI.
Dalam KBBI, perempuan Indonesia dicerminkan melalui banyak peribahasa, misalnya perempuan Indonesia digambarkan sebagai telaga di bawah gunung yang bermakna bahwa perempuan tersebut mendatangkan untung kepada suaminya. Bagi seorang laki-laki, menjadi berkah jika ia mendapatkan seorang istri yang menjadi telaga dalam kehidupan. Telaga yang dimaksud tidak serta-merta berkaitan dengan uang, tetapi bisa tentang sopan-santun berbicara, patuh kepada suami, rajin beribadah, pandai merawat anak, dan juga pandai memasak.
Dalam kondisi sosial, ekonomi, dan budaya hari ini, peribahasa tersebut barangkali tidak semuanya cocok. Biaya hidup dan biaya pendidikan yang mahal, sedangkan sumber pendapatan yang tidak cocok kadang menjadi permasalahan dalam rumah tangga. Namun, ketika seorang perempuan dapat menjadi teman hidup yang baik bagi suaminya, bisa bersama-sama mengatasi masalah, peribahasa ini sebenarnya masih relevan dari waktu ke waktu.
Namun sayangnya, peribahasa yang mencerminkan perempuan dalam KBBI tidak selamanya baik. Peribahasa tentang perempuan Indonesia lebih banyak bersifat negatif. Barangkali, ini karena sifat yang dilekatkan kepada perempuan bak gelas kaca yang tidak boleh rusak. Ketika sudah rusak, masyarakat Indonesia yang hidup dalam tradisi lisan cenderung memberikan sanksi sosial. Salah satunya dengan melekatkan peribahasa yang bermakna buruk terhadap perempuan tersebut.
Discussion about this post