Bagi sebagian orang, menulis adalah kegiatan yang menyenangkan. Ketika menulis, seseorang bisa mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan leluasa. Akan tetapi, banyak juga yang berpikir, bahwa menulis adalah kegiatan yang sulit, bahkan membosankan. Ada banyak hal yang membuat kegiatan menulis menjadi tidak menyenangkan, seperti tidak tahu bagaimana cara memulainya, kehilangan semangat, tidak memiliki ide yang menarik, kesulitan untuk tetap berada dalam satu topik pembahasan, atau tidak tahu bagaimana cara mengakhiri tulisan. Kendala-kendala tersebut adalah hal umum yang cukup sering dialami oleh seseorang ketika menulis. Selain hal lumrah ini, kesulitan dalam memilih diksi ternyata juga menjadi faktor penting ketika kita ingin mengembangkan sebuah tulisan. Kalimat yang menggunakan kata-kata yang sama akan membuat tulisan kita terasa monoton karena tidak ada variasi.
Variasi diksi (pilihan kata) tidak hanya berperan di dalam kalimat-kalimat utama, tetapi juga ketika kita menggunakan konjungsi, atau lebih umumnya dikenal dengan istilah kata penghubung. Konjungsi bisa berperan sebagai kata penghubung antarkata, antarfrasa, dan antarkluasa yang berada di dalam satu kalimat. Oleh sebab itu, konjungsi ini juga disebut sebagai konjungsi intrakalimat (karena berada di dalam satu kalimat). Konjungsi intrakalimat yang lazim digunakan seperti dan, tetapi, sedangkan, bahwa, dan jika.
Selain berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa, konjungsi juga berfungsi menghubungkan kalimat dengan kalimat. Inilah yang disebut sebagai konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat ini akan sering digunakan ketika seseorang menulis tulisan yang panjang. Keragaman kata yang digunakan sebagai penghubung antarkalimat bisa membuat tulisan kita menjadi lebih menarik. Oleh sebab itu, dalam edisi Klinik Bahasa kali ini, penulis akan memberi beberapa contoh-contoh kata penghubung antarkalimat yang bisa menjadi pilihan bagi pembaca Scientia untuk membuat tulisan menarik dan tidak monoton. Kata penghubung antarkalimat memiliki banyak kategori yang bisa membantu penulis untuk menekankan makna atau konteks yang dituju. Dengan demikian, silakan membaca uraian-uraian berikut.
Pertama, kata penghubung antarkalimat yang berfungsi sebagai tambahan informasi dari kalimat-kalimat sebelumnya. Untuk mendapatkan konteks ini, kita bisa menggunakan konjungsi selain itu, di samping itu, lebih lagi, tambahan pula, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Anita merupakan tokoh publik yang sangat dikagumi oleh banyak orang. Aktivis muda ini sudah lama mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan Indonesia. Saat ini, ia telah mendirikan lembaga pendidikan untuk anak-anak kurang mampu. Selain itu, ia juga akan meresmikan beberapa tempat kursus kerajinan tangan yang didedikasikan untuk anak-anak tunawisma. (Kalimat yang diawali dengan konjungsi selain itu, memiliki informasi tambahan untuk kalimat sebelumnya).
- Seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, Bella Santika mendapatkan penghargaan sebagai pemeran utama wanita terbaik. Penghargaan ini semakin menambah prestasinya yang tidak diragukan lagi dalam dunia seni Indonesia. Di samping itu, wanita yang sangat suka warna hijau ini juga semakin berbahagia karena mendapatkan penghargaan sebagai pencipta lagu tema terbaik setelah menciptakan soundtrack untuk film yang dibintanginya.
Kedua, kata penghubung antarkalimat yang berfungsi sebagai pertentangan dari informasi yang telah dituliskan. Jika seorang penulis ingin memberikan kesan makna ini di dalam tulisannya, penulis tersebut bisa menggunakan konjungsi akan tetapi, namun demikian, namun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, biarpun demikian, biarpun begitu, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Gedung perpustakaan terbesar di kota ini akan segera selesai dibangun bulan depan. Masyarakat, terutama para pelajar, sangat antusias menyambut peresmian perpustakaan dengan fasilitas yang sangat canggih dan lengkap tersebut. Akan tetapi, masih ada beberapa jenis buku yang belum sampai di gedung tersebut karena ada kendala administrasi dalam pengirimannya, terutama buku-buku yang berasal dari luar negeri. (Kalimat yang diawali dengan konjungsi akan tetapi menjadi pertentangan kalimat sebelumnya yang memberikan informasi bahwa fasilitas di perpustakaan tersebut sangat canggih dan lengkap).
- Anak laki-laki itu selalu menambah masalah bagi orang tuanya. Kali ini, ia berkelahi dengan anak tetangganya yang menyebabkan tangan kanan anak tersebut patah. Namun demikian, kedua orang tuanya selalu menyayangi dan memperlakukannya dengan baik.
Ketiga, kata penghubung antarkalimat yang memiliki makna perbandingan. Dalam hal perbandingan, kita akan memiliki dua kesimpulan, yaitu persamaan dan perbedaan. Dengan demikian, konjungsi antarkalimat yang akan kita gunakan juga harus tepat dengan konteks yang kita tuju. Untuk poin ketiga ini, perbandingan yang disebutkan akan memberikan kesimpulan persamaan. Kita bisa menggunakan konjungsi tidak jauh berbeda dengan itu, sama dengan itu, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Harga cabai merah naik Rp3000,00 per kilogram pada bulan ini. Tidak jauh berbeda dengan itu, harga bawang merah juga naik Rp2.500,00 per kilogram. (Konjungsi tidak jauh berbeda memberikan kesan persamaan yang hampir sama dari dua objek yang dibandingkan, yaitu cabai merah dan bawang merah).
- Dua anak kembar itu, Maya dan Mia sudah selesai melakukan ujian akhir kelulusan di sekolah mereka. Mereka akan segera masuk ke universitas. Maya sangat ingin menjadi mahasiswa fakultas kedokteran. Sama dengan Maya, Mia juga ingin masuk ke fakultas kedokteran.
Keempat, kata penghubung antarkalimat yang memiliki makna perbedaan dari dua hal yang dibandingkan. Konjungsi ini memiliki makna yang berlawanan dengan konjungsi pada poin ketiga (persamaan). Selain itu, konjungsi ini juga berbeda dengan konjungsi poin kedua (pertentangan). Konjungsi pada poin kedua menyatakan pertentangan yang terdapat di dalam satu objek, sedangkan konjungsi ini menyatakan perbedaan dari dua objek. Dengan demikian, kita bisa menggunakan konjungsi berbeda dengan itu, lain halnya dengan itu, sebaliknya, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Akhir-akhir ini, sudah banyak orang yang menggunakan kompor induksi di dalam rumahnya. Salah satu faktor pertimbangannya adalah waktu. Waktu memasak yang dibutuhkan ketika menggunakan kompor induksi lebih cepat daripada kompor gas. Akan tetapi, ketika menggunakan kompor induksi, kita memerlukan wajan atau kuali yang khusus. Berbeda dengan itu, kompor gas bisa digunakan untuk semua jenis wajan atau kuali.
- Banyak yang berpikir bahwa lontong dan ketupat adalah dua hal yang sama karena sama-sama terbuat dari beras yang dipadatkan. Secara rasa, lontong dan ketupat memang sama. Akan tetapi, secara bentuk sangat berbeda. Biasanya, lontong berbentuk lonjong dan panjang. Pembungkus yang digunakan untuk membuat lontong beragam, seperti daun pisang dan plastik. Lain halnya dengan lontong, ketupat berbentuk jajar genjang yang dibuat dari daun kelapa. Bentuk ketupat lebih khas dan ikonik saat lebaran.
Kelima, kata penghubung antarkalimat yang memiliki makna urutan. Adakalanya, kita membuat tulisan yang dijelaskan dalam bentuk urutan, rangkaian peristiwa, langkah-langkah, dan sebagainya. Dengan demikian, kita bisa menggunakan konjungsi kemudian, setelah itu, sebelum itu, selanjutnya, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Hari ini, Cilla akan menyiapkan pesta ulang tahun ibunya. Ia melakukan ini secara diam-diam sebagai kejutan untuk ibunya. Sejak pagi, ia sudah membuat kue di rumah temannya. Setelah itu, ia membeli banyak bahan masakan untuk membuat berbagai menu spesial.
- Pengambilan data ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah penyebaran kuesioner. Selanjutnya, kuesioner tersebut akan diolah dan dianalisis selama beberapa hari. Kemudian, hasil analisis tersebut akan dicocokkan dengan beberapa teori yang berkaitan.
Keenam, kata penghubung antarkalimat yang bermakna sebagai sebab-akibat. Kata penghubung ini sangat sering ditemukan di berbagai tulisan. Konjungsi yang bisa kita gunakan adalah jadi, dengan demikian, oleh sebab itu, oleh karena itu, akibatnya, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Saat pandemi covid-19 melanda seluruh dunia, banyak masyarakat yang kehilangan mata pencariannya. Oleh sebab itu, pemerintah di berbagai negara tengah berusaha untuk membantu masyarakatnya agar bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala.
- Panitia penyelenggara olimpiade matematika di Sumatera Barat mengungkapkan bahwa hari ini ada penambahan dua tim yang masing-masing berasa dari Kota Padang dan Bukittinggi. Dengan demikian, hingga saat ini, sudah ada 17 tim yang akan bertanding pada bulan depan.
Kata penghubung antarkalimat atau konjungsi yang dituliskan di dalam artikel ini adalah beberapa contoh yang sering digunakan di berbagai tulisan. Namun demikian, masih ada berbagai variasi kata penghubung antarkalimat yang bisa digunakan untuk membuat tulisan menjadi lebih menarik. Semoga beberapa contoh ini bisa membantu para pembaca Scientia ketika membuat tulisan.
Discussion about this post