Puisi-Puisi Karya Mohammad Rizky Patriotik
Kisah Senja
Di akhir senja aku melihat seberkas cahaya
Menandakan siang akan berlalu
Tiap hari berganti
Hatiku terasa gundah
Atas semua masalah yang kulalui
Aku mulai tak sadarkan diri
Bahkan aku ingin mengakhiri cerita ini
Namun karna banyak mimpi yang membuatku bertahan
Dari balik tirai langit angkasa
Aku menemukan harapan
Entah itu datang untukku
Ataukah memberi kabar lagi atas diriku
Ternyata memang benar
Hari mulai petang
Angkasa mulai menyangsang pulang
Kabar baru mulai datang
Mungkin dalam puisi ini
Ku bercerita tentang diriku yang berusaha untuk kuat
Hantaman kuat kian kemari datang silih berganti
Kini ku hanya
Kini aku hanya sendiri menghadapi
Sembari kusandarkan diri kepada Allah yang selalu menemani
Aku hanya berpegang kepadamu ya Allah
Mungkin engkau inginkan aku menjadi kuat.
Dalam Serat Sendu
Dalam Serat – Serat Waktu
Kutulis dari Melody Sendu
Ku Buat Sebuah Arti Sebuah Waktu
Waktu Yang Meneguh Pilu
Dalam Ruang Senja Dengan Satu Rasa
Ku Lukis Di dalam Cinta Makna Dari Warna
Sebuah Warna Yang Melukis Senja
Dalam Suatu Sukma Kutulis Di waktu Alfa
Samar – Samar Dengar Melody Senja
Berteriak Merasakan Sukma
Kunikmati Alunan Lagu
Lagu Tentang Hari Ini Yang Bernada Sendu
Biarlah Ragaku Melayang
Pergi Menembus Awan
Kini Hannyalah Awang
Yang Membuat Khayalan Semesta
Sebuah Nada Rindu
Ketika air wudu mulai mengalir di sela – sela pori – pori
Kurasakan sentuhan anugerah yang Allah berikan
Begitu lembut sentuhan dari makna subuh
Yang menghapus tinta hitam yang tergores di malam kelam
Tak kala mentari kian menyingsing
Menggebu dari arah pilu sebuah sendu
Menjemput dari sendu sebuah pilu
Melody kian menguasai waktu
Hingga nada indah pun mulai terbentuk
Tak kala hari siang mulai bercerita
Kuserahkan segala yang kumiliki kepada yang kuasa
Entah itu ikhlas atau malah terempas
Dari suatu ilmu
Dalam ruang dan waktu
Ku ukir sebuah aksa di atas sebuah kayu
Dalam sera – serat rindu
Ku tulis di sebuah buku
Lalu kususun di atas rak kayu
Melody tentang rindu
Rinduku tentang dulu
Masa dulu yang berlalu
Yang ku rindu hanya waktu,
bukan masa denganmu
Tentang Penulis:
Mohammad Rizky Patriotik dengan nama lahir di Koto Laweh 09 September 2006, berasal dari MAN 1 Solok Plus Keterampilan Jurusan Teknik. Sangat suka menulis dan ingin belajar lebih banyak keterampilan menulis.
Nilai Manfaat dan Hiburan dalam Puisi
(Ulasan atas Puisi-Puisi Mohamad Rizky Patriotik)
Oleh:
Azwar Sutan Malaka
(Dewan Penasihat Pengurus FLP Wilayah Sumatera Barat)
Karya sastra sebagai sebuah karya imajinatif yang berasal dari hasil kreativitas seorang pengarang juga merupakan cerminan suasana batin seorang pengarang. Ia lahir dari perenungan atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan seorang pengarang. Karya sastra, termasuk puisi merupakan hasil imajinasi yang memiliki manfaat dan juga menyenangkan. Artinya ia memiliki nilai guna untuk tujuan-tujuan tertentu dan juga memiliki nilai hiburan bagi pengarang ataupun pembacanya.
Horatius salah seorang Pujangga besar Yunani, dalam bukunya Ars Poetica sebagaimaman dikutip A. Teeuw (1984) menyampaikan bahwa tujuan penyair menulis puisi adalah memberi nikmat dan berguna (dulce et utile). Sesuatu yang memberi nikmat atau kenikmatan berarti sesuatu itu dapat memberi hiburan, menyenangkan, menenteramkan, dan menyejukan hati yang susah. Sesuatu yang berguna adalah sesuatu yang dapat memberi manfaat, kegunaan, dan kehikmahan.
Berdasarkan hal di atas, yang secara garis besar menegaskan bahwa sastra memberi nikmat dan berguna, Effendi (1982:232—238) menyebut sastra sebagai “kenikmatan dan kehikmahan”, yaitu kenikmatan dalam arti sastra memberi hiburan yang menyenangkan dan kehikmahan dalam arti sastra memberi sesuatu atau nilai yang berguna bagi kehidupan.
Sementara itu Budi Darma (2004) seorang sastrawan Indonesia menyampaikan secara tegas membedakan dua genre sastra, yaitu sastra serius dan sastra hiburan. Sastra serius adalah genre sastra untuk ditafsirkan atau sastra yang cenderung merangsang pembaca untuk menafsirkan atau menginterpretasikan makna karya sastra itu. Sastra hiburan adalah karya sastra untuk pelarian (escape) dari kebosanan, dari rutinitas sehari-hari, atau dari masalah yang sukar diselesaikan. Sastra hiburan, menurut Budi Darma, sifatnya menghibur sehingga banyak digemari pembaca. Karena banyak digemari, sastra hiburan juga dinamakan sastra pop, sastra populer.
Selain itu Budi Darma (2004) juga menjelaskan bahwa salah satu ciri sastra hiburan adalah tokohnya tampan, kaya, dicintai, dikagumi, dan sanggup mengatasi segala macam masalah dengan mudah. Pembaca dipancing untuk melakukan identifikasi diri seolah dirinya adalah tokoh itu sendiri. Dengan memasuki sastra hiburan, pembaca merasa bahwa dirinya seolah serba hebat. Oleh karena itu, apa yang dipancing oleh sastra hiburan tidak lain adalah impian yang tidak mungkin dicapai. Pembaca dibuai bukan oleh masalah hakiki kehidupan, melainkan oleh ilusi.
Felta Lafamane dalam tulisannya berjudul “Karya Sastra; Puisi, Prosa dan Drama” menyampaikan bahwa puisi merupakan bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna.
Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dalam konsentrasi kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa.
Kreatika minggu ini menayangkan puisi-puisi karya Mohamad Rizky Patriotik seorang siswa MAN 1 Solok Plus, Sumatera Barat. Ia menulis puisi berjudul “Kisah Senja”, “Dalam Serat Sendu”, dan “Sebuah Nada Rindu”.
Puisi “Kisah Senja” bercerita tentang curahan hati seseorang yang berjuang menghadapi beratnya hidup. Menghadapi berbagai tantangan dan cobaan namun ia tetap berusaha kuat dengan mengharap bantuan Sang Penciptanya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam tulisan ini:
“Atas semua masalah yang kulalui
Aku mulai tak sadarkan diri
Bahkan aku ingin mengakhiri cerita ini
Namun karna banyak mimpi yang membuatku bertahan”
Ungkapan jujur dari hari manusia yang sedang berjuang menghadapi kehidupan. Kadang ia ingin menyerah, namun masih ada mimpi-mimpi yang mengingatkannya untuk segera dicapai. Pada bagian lain penulis menyampaikan harapannya sebagai berikut:
“Mungkin dalam puisi ini
Ku bercerita tentang diriku yang berusaha untuk kuat
Hantaman kuat kian kemari datang silih berganti
Kini ku hanya”
Pengakuan bahwa ia sedang dihantam masalah kuat yang datang silih berganti menunjukkan bahwa ia memang sedang tidak baik-baik saja. Namun segala masalah itu harus dihadapi. Kesadaran bahwa manusia memang tempat berbagai cobaan membuat ia sadar bahwa segala yang datang harus di hadapi.
“Kini aku hanya sendiri menghadapi
Sembari kusandarkan diri kepada Allah yang selalu menemani
Aku hanya berpegang kepadamu ya Allah
Mungkin engkau inginkan aku menjadi kuat.”
Puisi ini ditutup dengan kesadaran bahwa Allah SWT, Tuhan YME adalah tumpuan bagi setiap insan dalam menghadapi segala masalah. Kembali kepada Tuhan adalah kunci atas segala masalah. Kesadaran religious ini membuat puisi karya Rizky ini menjadi bermakna. Ia tidak hanya sekadar menghibur tapi juga bermanfaat untuk mencerahkan hati manusia lainnya yang juga sedang mengalami masalah.
Sementara itu pada puisi berikutnya yang berjudul “Dalam Serat Sendu”, Rizky berkisah tentang sebuah usaha untuk membuat diri menjadi berarti. Perjuangan seorang anak manusia dalam mengobati segala perih dalam hidupnya.
“Dalam Serat – Serat Waktu
Kutulis dari Melody Sendu
Ku Buat Sebuah Arti Sebuah Waktu
Waktu Yang Meneguh Pilu”
Puisi bagi pengarangnya adalah tempat untuk mencatat segala pilu. Puisi adalah usaha untuk mengobati segala penderitaan hidup. Dengan demikian tidak salah jika banyak orang menyampaikan bahwa menulis puisi adalah jalan penyembuhan.
“Biarlah Ragaku Melayang
Pergi Menembus Awan
Kini Hanyalah Awang
Yang Membuat Khayalan Semesta”
Puisi ini diakhiri dengan kepasrahan. Kesadaran bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sementara yang memutuskan segala apa yang akan terjadi adalah kuasa Tuhan yang maha kuasa.
Pada puisi ketiga karya Rizky ini ia mengisahkan tentang kerinduan seorang insan pada sang Penciptanya. Ia membuka puisi sebagai berikut:
“Ketika air wudu mulai mengalir di sela – sela pori – pori
Kurasakan sentuhan anugerah yang Allah berikan
Begitu lembut sentuhan dari makna subuh
Yang menghapus tinta hitam yang tergores di malam kelam.”
Bait puisi itu menyatakan bahwa manusia merindukan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Ia membutuhkan bimbingan Allah SWT dalam menghadapi apapun yang sedang terjadi dalam hidupnya.
Sayangnya puisi ini tidak ditutup dengan sempurna. Saya membayangkan puisi ini akan memberikan pengalaman religious pengarangnya ketika berserahdiri pada sang pencipta. Namun sayangnya itu tidak terjadi.
“Rinduku tentang dulu
Masa dulu yang berlalu
Yang ku rindu hanya waktu,
bukan masa denganmu”
Begitulah puisi-puisi karya Rizky ini. Dia hadir mengalir seiring perasaan perasaan pengarangnya. Ia menunjukkan bagaimana karya sastra, dalam hal ini puisi menjadi obat untuk luka-luka manusia. Dalam konsep karya sastra hal ini menunjukkan bahwa puisi memiliki nilai manfaatnya. Sementara pada sisi lain puisi juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai hiburan untuk pembacanya. (*)
Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerjasama dengan Scientia.id. Kolom ini diperuntukkan untuk pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com
Discussion about this post