Selasa, 15/7/25 | 03:05 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home Unes

Hal yang Dinanti Itu Bernama Oleh-Oleh

Minggu, 17/9/23 | 12:24 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)

 

Hal paling saya tunggu dari seorang teman yang pulang melancong adalah oleh-oleh. Tidak harus perjalanan jauh luar negeri atau provinsi, cukup luar kota dalam provinsi saja kehadiran oleh-oleh sungguh sangat dinanti. Tentu saja tanpa menyampingkan faktor keselamatannya pulang-pergi. Sebagai seorang teman, bertemu dengannya sepulang melancong dalam keadaan sehat dan selamat merupakan hal utama.

Bagi saya, oleh-oleh merupakan hal penting dalam mempererat hubungan silaturahmi. Oleh-oleh merupakan suvenir atau hadiah yang dibawa oleh seseorang dari tempat ia berkunjung (wisata) untuk diberikan kepada keluarga, teman, atau rekan kerja sebagai tanda perhatian dan kenang-kenangan. Biasanya hal yang dibawa mencerminkan budaya tempat yang ia kunjungi, seperti makanan atau produk khas dari daerah tersebut.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Crack! Sebuah Denting Kecil

Minggu, 13/7/25 | 18:39 WIB
Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pesan yang Tak Pernah Usai

Minggu, 06/7/25 | 16:34 WIB

Seorang teman pernah menyatakan kalau jenis oleh-oleh yang diberikan dapat mempengaruhi psikologi penerima. Biasanya kalau si pemberi ingin si penerima mengenang pemberiannya dengan waktu yang lama, maka jangan berikan makanan. Bisa saja itu berupa aksesoris atau pakaian.

Namun, jika ingin suasana keakraban oleh-oleh yang cocok adalah makan karena dapat disantap secara bersama-sama. Tentu saja dengan minuman dan cerita tentang pengalaman liburannya. Tidak semua kita juga setuju dengan pernyataan itu, karena bermacam pula pengalaman tentang oleh-oleh ini.

Namun begitu, oleh-oleh dapat dimaknai sebagai cara untuk berbagi dan mengenang pengalaman perjalanan. Dengan oleh-oleh kita dapat memperkuat hubungan sosial, menghormati budaya dan produk lokal tempat yang dikunjungi. Dengan memberikannya berarti kita berbagi kebahagian dengan rekan-rekan.

Begitu pula sebaliknya, jika saya bepergian tentu harus ada oleh-oleh pula yang dibawa. Tidak elok pula kiranya jika hanya menerima pemberian oleh-oleh dari teman saja. Jangan sampai pula muncul stigma “kalau menerima oleh-oleh cepat, tapi untuk memberi begitu sulit”, sungguh sangat memalukan. Mungkin saja akan menjadi “bahan” pembicaraan oleh rekan-rekan.

Jangan sampai oleh-oleh yang kita bawa selepas melancong hanya “carito masiak” saja. Panjang-lebar kita bercerita tentang pengalaman liburan di suatu tempat. Bahkan dengan semangat berapi-api, begitu detail dan lengkap kita menyampaikannya. Mungkin saja sebagian tidak suka mendengarkannya. Jangan sampai pula keluar ucapan “oleh-olehnya saya pulang dengan selamat saja sudah cukup, bisa kembali berkumpul bersama”. Jangan-jangan ada menginginkannya untuk tidak kembali lagi. Sungguh tidak baik pula.

Lain lagi bila oleh-oleh yang sudah dibeli belum sampai kepada si penerima. Tentu saja sebagai “buah tangan” dari kunjungan ke suatu daerah kita perlu untuk membelikan oleh-oleh. Bisa saja oleh-oleh itu khusus untuk yang teristimewa. Mirisnya, oleh-oleh itu belum sampai ke tangannya dengan berbagai macam kendala. Kira-kira apakah oleh-oleh itu masih tetap istimewa?

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Bercanda sebagai Eufemisme Kritik

Berita Sesudah

Representasi Hubungan Perempuan dan Ayahnya dalam Drama Korea Hello, My Twenties! Season 2

Berita Terkait

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Crack! Sebuah Denting Kecil

Minggu, 13/7/25 | 18:39 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Akhir tahun lalu, saya pernah menulis tentang raket nyamuk di rubrik “Renyah” ini. Tulisan...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pesan yang Tak Pernah Usai

Minggu, 06/7/25 | 16:34 WIB

  Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Pekan lalu, tepatnya Minggu, 29 Juni 2025, saya menuliskan kembali kenangan tentang masa...

Satu Tikungan Lagi

Yang Tersembunyi di Balik Ramalan

Minggu, 29/6/25 | 19:13 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Semasa sekolah menengah, saya dan banyak teman sebaya gemar mengakses ramalan, dari situs mistis...

Belajar dari Menunggu

Minggu, 22/6/25 | 18:32 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Menunggu ujian bukan hanya soal duduk diam di luar ruang kelas dengan segelas air...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jalan Pagi atau Jajan Pagi

Minggu, 15/6/25 | 17:57 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Beberapa minggu terkahir ini, di akhir pekannya saya suka jalan-jalan pagi. Niat awalnya olah...

Satu Tikungan Lagi

Masih Tentang Busa dan Bilasan

Minggu, 08/6/25 | 17:51 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Minggu lalu, di rubrik Renyah, saya menulis tentang pengalaman mencuci pakaian—aktivitas sederhana yang diam-diam...

Berita Sesudah
Penggambaran Perempuan Muda dalam Serial Hello, My Twenties! Season 1

Representasi Hubungan Perempuan dan Ayahnya dalam Drama Korea Hello, My Twenties! Season 2

Discussion about this post

POPULER

  • Sekitar 150 warga Jorong Kampuang Surau, Nagari Gunung Selasih, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menggelar aksi unik dengan mengarak TOA (pengeras suara) keliling kampung pada Minggu malam (13/7/2025).

    Warga Kampuang Surau Arak TOA Keliling Kampung, Tuntut Pengembalian 20 Persen Lahan dari PT BPSJ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perayaan HUT Koperasi ke-78 di Bukittinggi, Bung Hatta Kembali Jadi Inspirasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yusri Latif: Koperasi Harus Jadi Kunci Kebangkitan UMKM dan Potensi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024