Selasa, 15/7/25 | 02:35 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Sabda dan Dawuh Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam Perspektif Max Weber

Minggu, 03/9/23 | 07:28 WIB

Oleh: Sigit Surahman
(Dosen Fikom Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dan Managing Director Loka Kota PR)

 

Sistem pemerintahan di Nusantara pada masa kolonial dan era klasik melibatkan berbagai kepemimpinan, termasuk oleh ratu seperti Ratu Sima dari Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7-8, Tribuana Tunggadewi dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14, dan Ratu Kalinyamat dari Kerajaan Demak pada abad ke-16. Meskipun peran politik kerajaan telah berubah seiring waktu, beberapa kerajaan masih mempertahankan peran sosial dan kebudayaan dalam masyarakat.

BACAJUGA

Disrupsi dan Suksesi Tampuk Kepemimpinan

Disrupsi dan Suksesi Tampuk Kepemimpinan

Kamis, 24/8/23 | 06:58 WIB

Pada masa kolonial, interaksi dengan kekuatan kolonial Belanda mengubah sistem pemerintahan tradisional. Kerajaan-kerajaan di Jawa dikuasai oleh Belanda dengan simbol kekuasaan yang dipertahankan, tetapi keputusan penting ditentukan oleh Belanda. Setelah kemerdekaan tahun 1945, sistem pemerintahan berubah menjadi republik demokrasi. Meskipun begitu, beberapa kerajaan masih mempertahankan peran sosial dan budaya dalam masyarakat.

Di tengah perubahan ini, Kesultanan Yogyakarta adalah salah satu contoh yang menarik perhatian. Sri Sultan Hamengku Buwono X (HBX) berperan sebagai kepala daerah dan juga raja serta perannya dalam suksesi takhta. Dalam konteks ini, sabda dan dawuh yang dikeluarkan oleh Sri Sultan HBX memiliki makna yang signifikan dalam memberikan arahan dan otoritas kepada masyarakat.

Sabda dan dawuh merupakan alat komunikasi kekuasaan yang sah dari Sri Sultan HBX sebagai Raja Yogyakarta. Pada tahun 2015, Sri Sultan HBX mengeluarkan sabda dan dawuh yang mengubah gelar Sultan dan mengangkat Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun menjadi GKR Mangkubumi, posisi penting dalam suksesi takhta. Sabda dan dawuh memiliki otoritas dan legitimasi dalam konteks perubahan suksesi takhta.

Pengangkatan GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi memicu berbagai respons di masyarakat. Terdapat pendukung dan penentang, serta kelompok yang netral terhadap perubahan ini. Konflik internal muncul dalam keraton dan masyarakat sebagai hasil dari perbedaan interpretasi, nilai, dan pandangan terhadap sabda dan dawuh.

Pendekatan Max Weber tentang kekuasaan, otoritas, dan legitimasi digunakan untuk menganalisis sabda dan dawuh Sri Sultan HBX. Kedua komunikasi ini mencerminkan kekuasaan karismatik dan tradisional, otoritas sebagai raja, serta legitimasi yang berasal dari keyakinan masyarakat terhadap peran dan keputusan Sultan. Konflik yang muncul juga mencerminkan dinamika antara kekuasaan, otoritas, dan legitimasi dalam konteks suksesi takhta kerajaan.

Dalam pengembangan teori, ditemukan konsep baru yang disebut Power and Social Appraisal. Konsep ini menggambarkan kompleksitas interaksi antara kekuasaan, otoritas, legitimasi, dan penilaian sosial dalam komunikasi. Penggunaan konsep ini membantu memahami bagaimana penilaian sosial individu mempengaruhi persepsi terhadap kekuasaan, otoritas, dan legitimasi dalam komunikasi. Kekuasaan Sri Sultan HBX memiliki dasar legitimasi yang berasal dari garis keturunan, adat, dan pengakuan masyarakat. Pengangkatan GKR Pembayun sebagai GKR Mangkubumi menjadi perubahan penting dalam struktur kekuasaan dan pewarisan takhta di Kesultanan Yogyakarta. Namun, pengangkatan ini juga menunjukkan adanya perbedaan pandangan di masyarakat. Konflik yang muncul mencerminkan usaha mencapai konsensus sosial dalam menghadapi perubahan. Dalam konteks konflik tersebut, sabda dan dawuh Sri Sultan HBX menggambarkan penggunaan kekuasaan, otoritas, dan legitimasi dalam merespon perubahan sosial dan tuntutan zaman.

Dengan demikian, artikel ini memberikan wawasan tentang peran komunikasi kekuasaan dalam merespons perubahan sosial dan budaya. Sabda dan dawuh tidak hanya sekadar pesan, tetapi juga alat untuk membentuk norma, nilai baru, dan arahan moral dalam masyarakat. Penggunaan konsep power and social appraisal memberikan pandangan baru tentang bagaimana kekuasaan dinilai dan diterima dalam komunikasi, serta dampaknya terhadap struktur kekuasaan dan pewarisan takhta dalam kerajaan.

Tags: #Sigit Surahman
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Mengobrolkan “Sampai Jadi Debu”

Berita Sesudah

Persoalan Nama Diri

Berita Terkait

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
Petinju dan Peninju; Manakah yang Benar?

Persoalan Nama Diri

Discussion about this post

POPULER

  • Sekitar 150 warga Jorong Kampuang Surau, Nagari Gunung Selasih, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menggelar aksi unik dengan mengarak TOA (pengeras suara) keliling kampung pada Minggu malam (13/7/2025).

    Warga Kampuang Surau Arak TOA Keliling Kampung, Tuntut Pengembalian 20 Persen Lahan dari PT BPSJ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perayaan HUT Koperasi ke-78 di Bukittinggi, Bung Hatta Kembali Jadi Inspirasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yusri Latif: Koperasi Harus Jadi Kunci Kebangkitan UMKM dan Potensi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024