Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah)
Beberapa minggu terakhir ini kemeja putih lengan pendek menjadi sering saya kenakan. Tidak ada alasan khusus kenapa sering saya kenakan. Yang jelas, saya terlihat lebih rapi saja. Keren. Begitu komentar beberapa teman. Entah itu sekadar basa-basi atau memang benar-benar keren.
Hal itu akan lebih terlihat keren saat kemeja putih lengan pendek itu dipadukan celana blue jeans dan sepatu boot kulit. Apalagi kameja putihnya kasual, lebih terkesan santai dan tidak formal. “Kamari masuak” begitu kata teman-teman. Acara formal bisa, pergi ke tongkrongan oke.
Hal yang penting dari konsep pakaian ini adalah kemeja putih lengan pendek. Saya tidak paham kenapa harus lengan pendek. Paling tidak di beberapa artikel daring dijelaskan lengan pendek lebih santai dan tidak formal.
Dahulu, saya paling tidak suka mengenakan pakaian dengan warna putih. Entah itu kemeja, kaus oblong, maupun kaus kerah, asalkan warna putih saya paling anti. Alasan utamanya adalah mudah kotor dan membuat rasa percaya diri menjadi turun.
Kebiasan saya di masa sekolah dan kuliah memang banyak berkegiatan di luar ruangan., terutama saat masih duduk di bangku sekolah. Memakai kemeja putih serasa masih dalam lingkungan sekolah saja. “Tidak bebas dan ruang gerak terbatas” begitu guyonan kami waktu itu.
Itu berbeda bila di kampus. Kalau mengenakan kameja putih berarti sedang dalam suasana ujian, entah itu Ujian Tengah Semester (UTS) maupun Ujian Akhis Semester (UAS). Tentu saja suasana ujian ini menguras pikiran pula sehingga hal yang berkaitan dengan ujian tentu agak “dihindari” sedikit.
Begitulah cerita berkaitan dengan baju putih. Memang cerita “buruk” masa lalu yang selalu membekas dan sulit dilupakan. Namun, sekarang berbeda. Justru dengan kemeja putih ada positive vibes bagi yang mengenakannya. Tentu dengan tambahan rambut klimis dengan minyak pomade agar terlihat keren maksimal.
Hal menariknya saat saya mengikuti gaya berpakaian begitu (kemeja putih lengan pendek, celana blue jeans, rambut klimis, dan sepatu boot kulit) dikatakan sudah seperti “pejabat”. Begitu celetukan teman-teman yang mereka pun juga ikut mengenakan gaya berpakaian begitu. Kami yang dahulu tidak suka dengan warna pakaian ini, sekarang justru sering mengenakannya.
Saya kira kemeja putih ini menjadi salah satu gaya berpakaian yang sering dikenakan banyak orang. Begitu juga para tokoh-tokoh publik, sering juga saya lihat dalam beberapa media cetak dan elektronik mengenakan kameja putih. “Paling tidak, dengan kita sering mengenakan kemeja putih ini adalah bentuk ikhtiar untuk menjadi tokoh pula”. Begitu tekad kami agar dapat terlihat keren, bahkan menjadi “tokoh” publik. Tentu ihktiar itu dimulai dengan gaya pakaian kemeja putih.
Discussion about this post