Oleh: Elly Delfia
(Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)
Selama tinggal di Busan, Korea Selatan pada tahun 2015-2018, saya beberapa kali bolak-balik dari Kota Busan ke Kota Seoul untuk mengunjungi teman, mengikuti acara KBRI, dan juga menemui saudara yang datang dari Indonesia, ataupun menghabiskan waktu liburan. Saya pernah ke Seoul dengan naik KTX (Korean Train Express), naik bus antarkota, dan pernah juga naik mobil pribadi dengan tumpangan dari teman.
Perjalanan Busan-Seoul mempunyai kenangan tersendiri bagi saya. Kali ini saya akan berbagi cerita tentang perjalanan Busan-Seoul ataupun Seoul-Busan yang pernah saya lakukan dengan menggunakan KTX, kereta api cepat di Korea Selatan. Saya naik kereta api ini dari Stasiun Busan menuju Seoul karena saya tinggal di Busan, lalu saya juga naik KTX dari Seoul ke Busan saat kembali. Dari tempat tinggal saya di daerah Namsan, Distrik Geumjeong, Kota Busan ke Stasiun Busan berjarak sekitar kurang lebih 30 menit dengan kereta bawah tanah Jalur 1 yang berwarna oranye. Dari kereta bawah tanah itu, saya turun untuk menuju Stasiun Busan, tempat saya akan naik KTX menuju Seoul.
Sebelum naik KTX dari Stasiun Busan menuju Stasiun Seoul, saya membeli tiket dulu. Harga tiket KTX sekitar 59 ribu won sampai dengan 60.000 won untuk satu orang dewasa kelas ekonomi dan 84.000 won untuk satu orang dewasa kelas satu, sedangkan untuk anak-anak usia 6-12 tahun harganya hanya sekitar 30.000 won. Harga ini mencapai dua kali lipat harga bus antarkota yang berkisar antara 25.000 sampai dengan 30.000 won. Akan tetapi, orang-orang Korea Selatan yang berkegiatan antarkota dengan jam terbang tinggi lebih memilih naik KTX untuk mencapai tujuan mereka.
KTX merupakan salah satu alat transportasi antarkota yang cukup nyaman dan cepat setelah pesawat. Harganya juga lebih murah dari tiket pesawat meskipun lebih mahal dua kali lipat dari bus. KTX tetap menjadi transportasi andalan yang memberikan kemudahan tersendiri karena stasiunnya berada di pusat-pusat kota yang mudah dijangkau oleh transportasi umum. Kalau untuk naik pesawat, penumpang harus menyediakan waktu khusus untuk pergi ke bandara yang letaknya rata-rata satu jam atau lebih dari pusat kota. Selain itu, penumpang dapat beristirahat dengan nyaman di dalam KTX.

KTX merupakan kereta api yang pernah muncul dalam adegan film Train to Busan, film Zombie yang dibintangi oleh aktor tampan, Gong Yoo. KTX atau Han-guk Gosok Cheoldo sebutannya dalam bahasa Korea dioperasikan oleh Korail (Korea Railroad Corporation), sebuah operator kereta api nasional Korea Selatan. KTX pertama beroperasi pada bulan April 2004 dan tetap beroperasi hingga sekarang dengan 12 jalur. Jalur tersebut, yaitu Gyeongbu HSR (Gwangmyeong-Sindong, Dongdaegu-Busan, Daejeon-Okcheon, Sindong-Daegu Barat), Gyeongbu (Seoul-Daejeon, Dongdaegu-Busan), Gyeongui (Seoul-Haesin), Honam (Daejeon-Seodaejeon-Iksan), Geyongjeon (Mijon-Masan, Masan-Jinju), Jeolla (Iksan-Yeosu-Expo), Donghae (Geoncheon-Pohang), Honam HSR (Osong-Gwangju-Seongjeong), Jungang (Cheongyangni-Seowonju), Gyeonggang (Seowonju-Gangneung), Yeongdong (Namgangneung-Donghae), dan Jungbunaeryuk (Bubal-Chungju). Dengan teknologi TVG Prancis dan kecepatan rata-rata 300 km per jam, KTX menawarkan kenyamanan tersendiri bagi penumpang.
Perjalanan naik KTX di Korea Selatan merupakan perjalanan yang memiliki sensasi tersendiri bagi saya. Saya dapat merasakan kereta yang melaju sangat cepat namun tetap tenang dan tidak berisik. Saya juga tidak perlu khawatir ada zombie yang menganggu ketenangan perjalanan karena zombie hanya ada di dalam film. KTX melaju dengan cepat seperti tidak menyentuh rel, tetapi seperti melayang di udara di atas rel. Waktu tempuh 4 sampai 5 jam dengan bus dipotong menjadi 2 jam 15 menit saja dengan KTX.
Sepanjang perjalanan dari Busan ke Seoul saya menyaksikan KTX sesekali menembus terowongan gelap yang terdapat di bukit-bukit dan gunung-gunung. Rel kereta api memang dibuat jauh dari pemukiman masyarakat dan tidak saya lihat rel kereta api yang melintasi jalan raya dengan papan peringatan dan bunyi sirine yang menandakan ada kereta lewat seperti di Indonesia. Itu artinya negara Korea Selatan sangat siap dari segi infrastruktur transportasi. Mereka membangun rel kereta dengan membuat terowongan yang menembus gunung-gunung dan bukit. Tidak perlu ada kecelakaan karena pengendara menerobos pembatas rel saat kereta api lewat.
Pemandangan di luar KTX juga sangat indah dengan sawah-sawah yang terhampar hijau dan ladang-ladang sayuran yang tumbuh subur. Korea Selatan ternyata tidak melulu tentang industri, tetapi juga masih memiliki lahan pertanian yang terhampar luas serta ladang-ladang sayur dan buah-buahan. KTX membuat saya menyaksikan sisi lain dari Korea Selatan selain sebagai negara industri penghasil barang-barang elektronik dan negara dengan pabrik-pabrik.

Setelah menyaksikan sensasi pemandangan sawah dan ladang-ladang yang hijau dan indah tersebut, KTX berhenti di Stasiun Seoul. Di sanalah saya turun. Stasiun Seoul merupakan stasiun kereta api utama dan terbesar di Korea Selatan tempat beroperasinya KTX, ITX Saemaeul, dan kereta api komuter Seoul Metropolitan Subway. Jadi, tidak mengherankan jika menapaki Stasiun Seoul seperti membawa saya melewati lorong-lorong kereta yang panjang dengan keramaian tiada tara. Kaki saya harus kuat berjalan untuk melewati Stasiun Seoul dengan lorong yang panjang-panjang dan lautan manusia yang berjalan cepat-cepat untuk mencapai tujuan.
Selain KTX, sebenarnya masih ada kereta api Mugunghwa yang lebih akrab dengan sebutan kereta api malam yang dapat mengantarkan saya dari Busan ke Seoul, tetapi saya belum pernah mencoba naik kereta itu karena jarak tempuhnya lebih lama, yaitu sekitar 5 jam. Kecepatan Mugunghwa menyamai bus antarkota. Kemudian, juga ada ITX Saemaeul dengan jarak tempuh 4 jam antara Busan-Seoul.
Jika sobat pembaca ada kesempatan untuk berkunjung ke Korea Selatan, tidak ada salahnya mencoba KTX, salah satu transportasi tercepat di Korea Selatan itu. Saat ini KTX juga termasuk ke dalam salah satu paket jasa pelayanan wisata dari tour travel yang ada di Korea Selatan. Perjalanan dengan KTX menjadi salah satu destinasi paket layanan pariwisata yang ditawarkan jasa tour travel agar wisatawan dapat merasakan sensasi naik KTX seperti pengalaman yang saya rasakan.
Dari KTX saya belajar betapa kemajuan teknologi transportasi sudah bisa memangkas jarak. Ternyata tidak hanya teknologi komunikasi yang dapat memperdekat jarak, teknologi transportasi juga demikian adanya. Itulah manfaat ilmu pengetahuan yang dapat kita rasakan yang membuat dunia terus menjadi lebih baik dan juga menjadi lebih mudah.
Discussion about this post