Dalam bahasa Indonesia, kata parasetamol dikenal sebagai kata yang diserap dari bahasa Inggris, yakni paracetamol. Kata parasetamol menjadi bagian dalam kosakata bahasa Indonesia sejak tahun 1991, tepatnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III (KBBI Edisi III). Kata ini dientri sebagai sebuah lema dengan makna ‘obat yang bersifat menghilangkan rasa nyeri dan menurunkan panas’.
Sejak KBBI Edisi II, kosakata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia diberi label penggunaan bahasa, yakni informasi yang menjelaskan kata tersebut digunakan dalam bahasa apa; atau label bidang kehidupan dan bidang ilmu yang menunjukkan kata tersebut digunakan dalam bidang apa, misalnya label Bio untuk menunjukkan kata dipakai dalam bidang biologi, Dik untuk menunjukkan kata dipakai dalam bidang pendidikan, dan Huk untuk menunjukkan kata dipakai dalam bidang hukum.
Kata parasetamol yang bermakna sebagai obat seharusnya dapat dikenali dengan label Far yang menunjukkan kata tersebut dipakai dalam bidang farmasi dan farmakologi. Namun, label tersebut tidak ada sama sekali pada entri parasetamol, baik dalam KBBI Edisi III, KBBI Edisi IV, KBBI Edisi V, dan KBBI daring. Satu-satunya label yang mengiringi entri parasetamol adalah label kelas kata berupa n atau singkatan dari nomina. Artinya, dalam bahasa Indonesia, parasetamol merupakan kosakata yang termasuk ke dalam kelas kata benda.
Untuk menguji keberterimaan kata tersebut sebagai kata benda, dapat dilakukan dengan menggunakan kata ingkar bukan. Dalam bahasa Indonesia, pengingkaran untuk kata benda dapat menggunakan kata bukan, sedangkan pengingkaran untuk kata kerja dan kata sifat dapat menggunakan kata tidak. Oleh sebab itu, klausa “ini bukan parasetamol” berterima dalam bahasa Indonesia dibandingkan dengan “ini tidak parasetamol”.
Selain itu, kata parasetamol dalam sebuah kalimat juga dapat diberi penjelasan dengan menambahkan kata yang, misalnya “parasetamol yang dapat menurunkan panas anak menjadi penyebab gagal ginjal akut di Indonesia”. Dalam kalimat tersebut, frasa yang dapat menurunkan panas anak merupakan penjelasan dari kata parasetamol.
Adanya label kelas kata nomina pada lema parasetamol sudah menjelaskan secara morfologis posisi kata tersebut dalam linguistik bahasa Indonesia. Namun, tidak adanya label penggunaan bahasa tentu menjadi pertanyaan bagi pengguna KBBI karena kata ini bukanlah kata dalam bahasa Indonesia.
Meskipun demikian, kita masih dapat menganalisis bahwa tidak adanya label pada kata parasetamol dalam KBBI berkaitan dengan asal-usul kata tersebut. Kata parasetamol bukanlah sebuah kata, melainkan bentukan baru yang diperoleh dari hasil pemendekan berupa akronim. Akronim merupakan penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadilah bentuk baru yang berstatus kata (Kridalaksana, 2001). Akronim terbentuk dari proses kreatif masyarakat dalam menggunakan bahasa. Bentuk parasetamol ini juga merupakan bentuk kreatif yang dihasilkan oleh pengguna bahasa Inggris. Bentuk yang dimaksud adalah paracetamol.
Paracetamol merupakan akronim dari para-asetil-amino-fenol, yaitu nama-nama zat kimia yang membentuk obat tersebut. Bentuk paracetamol inilah yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia melalui proses adaptasi. Ada penyesuaian bunyi untuk [c] dari bahasa Inggris yang diserap menjadi [s] ke dalam bahasa Indonesia. Kata paracetamol diserap menjadi parasetamol berdasarkan kaidah penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia yang tercantum dalam EYD Kelima (dulu PUEBI) bahwa huruf c yang diikuti e, i, oe, atau y menjadi s. Huruf c diikuti oleh e pada kata paracetamol sehingga penyerapan c berubah menjadi s pada kata tersebut.
Barangkali, paracetamol bukan sebuah kata yang berasal dari bahasa Inggris, melainkan gabungan dari beberapa kata yang membentuk satu kesatuan baru. Oleh sebab itu, kata parasetamol tidak diberi label bahasa Inggris dalam KBBI. Namun, ketiadaan label ini dapat menjadi masalah bagi pengguna bahasa Indonesia. Setelah adanya label penggunaan bahasa daerah dan penggunaan bahasa asing dalam KBBI, pengguna bahasa Indonesia berasumsi bahwa kata yang tidak memakai label adalah kata dari bahasa Melayu. Padahal, kata parasetamol bukanlah bahasa Melayu.
Dalam bahasa Indonesia, kosakata yang berasal dari bahasa Melayu merupakan sumber utama. Kosakata ini dalam bahasa Indonesia terus bertambah dengan adanya kosakata yang diserap dari bahasa daerah dan bahasa asing. Oleh sebab itu, ketiadaan label pada kata parasetamol dapat menyebabkan persoalan baru bagi masyarakat dalam menggunakan kamus karena KBBI merupakan pedoman paling lengkap yang dimiliki masyarakat untuk memahami asal-usul dan mendapatkan informasi mengenai keberadaan kata.
Tidak hanya kata parasetamol yang tidak memiliki label penggunaan bahasa dalam KBBI, ada juga kata dari bahasa asing lainnya, seperti dari bahasa Jepang berupa jujitsu. Sama dengan parasetamol, label yang melekat pada kata jujitsu ialah label kelas kata yang menunjukkan kata jujitsu termasuk ke dalam kelas kata n ‘nomina’. Namun, meskipun tanpa label penggunaan bahasa, kata jujitsu masih bisa dikenali sebagai bagian dari bahasa Jepang melalui definisi kata dalam KBBI daring. Jujistu adalah ‘olahraga bela diri dari Jepang yang memerlukan pengetahuan tentang anatomi ….”.
Penjelasan tambahan dalam definisi ini sayangnya tidak berlaku secara konsisten dalam KBBI. Masih banyak kosakata yang tercantum tanpa label penggunaan bahasa maupun label bidang kehidupan dan bidang ilmu. Oleh sebab itu, pengguna bahasa Indonesia harus cermat membaca pola pendefinisian lema dalam KBBI.
Terlepas dari studi kata parasetamol dalam bahasa Indonesia, setidaknya kita mengetahui bahwa parasetamol dalam bentuk sirop menjadi sumber penyakit kala dikonsumsi anak-anak saat ini. Hal ini terbukti dari jumlah 251 kasus Gangguan Ginjal Akut (GGA) yang terjadi pada anak di Indonesia sepanjang tahun 2022 (data hingga 24 Oktober 2022). Salah satu cara yang dapat kita lakukan ialah menghentikan sementara penggunaan parasetamol sirop untuk anak yang demam dan melakukan pengobatan secara resmi sesuai dengan anjuran dokter.
Data yang menunjukkan kematian akibat gagal ginjal akut yang dialami anak-anak kini sudah menjadi bagian dalam sejarah penggunaan kata parasetamol di Indonesia. Data tersebut dapat menjadi contoh kalimat dalam KBBI. Contoh tersebut akan menjadi sejarah bagi pengguna bahasa Indonesia bahwa pada 2022 terdapat catatan kelam terkait penggunaan obat parasetamol. Karena contoh kalimat dari penggunaan kata parasetamol belum ada dalam KBBI daring, usulan ini pun dapat menjadi pertimbangan bagi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Republik Indonesia.