Rabu, 02/7/25 | 04:03 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Dari Nirlaba hingga Nirleka

Minggu, 23/10/22 | 11:33 WIB
Oleh: Elly Delfia (Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

Bentuk terikat nir- merupakan salah satu bentuk terikat yang tidak terlalu populer dalam bahasa Indonesia. Namun, bentuk terikat ini ada dan digunakan dalam bahasa Indonesia. Sama halnya dengan bentuk terikat pra- dan pasca-, bentuk terikat nir- merupakan salah satu bentuk terikat yang berasal dari bahasa Sansekerta (Sanskrit) yang artinya tidak ada atau tanpa. Contoh kata-kata bahasa Indonesia yang bergabung dengan bentuk terikat nir-, seperti  laba, wana, kabel, kata, mala, kala, guna, faedah, manfaat, dan leka.

Bentuk terikat nir- termasuk salah satu bentuk kata arkais dalam bahasa Indonesia. Bentuk arkais dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring diartikan sebagai bentuk yang kuno atau bentuk yang berhubungan dengan masa lalu atau kata-kata yang tidak lazim digunakan pada saat ini. Bentuk-bentuk terikat ini mempunyai potensi untuk berkembang jika sering digunakan atau dipopulerkan dalam kehidupan sekarang. Keberterimaan sebuah kata tergantung pada popularitas dan tingginya frekuensi penggunaannya di dalam masyarakat.

Beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang terbentuk dari bentuk terikat nir-, di antaranya: 1) nirlaba, 2) nirwana, 3) nirkabel, 4) nirmala, 5) nirkala, 6) nirkata, 7) nirguna/nirfaedah/nirmanfaat, dan 8) nirleka. Bentuk terikat nir- pada  nomor (1) dan (2), dan (3), yaitu nirlaba, nirwana, dan nirkabel masih sering kita dengar penggunaannya pada masa sekarang meskipun hanya digunakan pada bidang keilmuan tertentu. Sementara itu, kata nirmala, nirkala, nirkata, nirguna, dan nirleka masih cukup asing di telinga penutur bahasa Indonesia. Kata-kata tersebut hanya digunakan dalam bidang keilmuan tertentu untuk menjelaskan sesuatu yang lebih spesifik atau khusus. Untuk mengetahui arti dan penggunaan masing-masingnya, mari kita lihat penjelasan di bawah ini.

(1) nirlaba

BACAJUGA

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Syarat Sebuah Paragraf yang Ideal

Minggu, 22/6/25 | 20:22 WIB
Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB

Kata nirlaba terbentuk dari penggabungan bentuk terikat nir- dan laba. Penggunaan bentuk terikat nir- pada kata laba dalam KBBI daring versi kbbi.kemdikbud.go.id artinya adalah ‘bersifat tidak mengutamakan pemerolehan keuntungan’. Kata nirlaba sering digunakan dalam bidang ekonomi untuk menyebut organisasi nirlaba atau organisasi nonprofit yang bergerak untuk kemanusiaan atau tanpa mengutamakan keuntungan. Organisasi nirlaba ini contohnya seperti rumah ibadah (masjid, gereja, vihara, dan lain-lain), rumah sakit, sekolah, yayasan amal, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lain-lain.

(2) nirwana/nirvana

Kata nirwana atau nirvana terbentuk dari penggabungan bentuk terikat nir- dan wana atau vana yang salah satu artinya dalam KBBI adalah ‘tanpa diri’ atau ‘pembebasan terhadap diri’. Nirwana merupakan titik kulminasi atau titik puncak pencarian umat Buddha terhadap kebebasan dari samsara atau penderitaan hidup. Kata nirwana atau nirvana juga berarti surga atau tempat yang tenteram.

(3) nirkabel

Kata nirkabel terbentuk dari penggabungan bentuk terikat nir- dan kabel. Kata nirkabel artinya dalam KBBI adalah ‘tanpa menggunakan kabel’. Kata nirkabel biasanya digunakan untuk merujuk kepada kegiatan mentransfer informasi dan dokumen melalui peralatan teknologi yang pengoperasian tanpa kabel atau jaringan listrik, seperti penggunaan tetikus (mouse) yang menggunakan bluetooth, remote televisi, headset, pengiriman data dari satu hanphone ke komputer yang hanya menggunakan jaringan seluler, dan sebagainya.

(4) nirmala

Kata nirmala berasal dari penggabungan bentuk terikat nir- dan mala. Kata nirmala dalam KBBI artinya adalah ‘tanpa cacat cela; bersih suci; tanpa noda’. Kata nirmala bukan digunakan untuk menyebut suatu kondisi atau menjelaskan sebuah konsep tertentu, melainkan digunakan untuk nama orang, khususnya untuk nama anak perempuan. Setelah diadopsi, Nirmala termasuk ke dalam salah satu kategori kata-kata yang indah dalam bahasa Indonesia. Banyak orang memberi nama anak mereka dengan nama nirmala. Pemberian nama tersebut tentu saja sebagai bentuk doa dan pengharapan agar anak mereka menjadi pribadi yang sempurna tanpa cacat cela.

(5) nirkala

Kata nirkala terbentuk dari penggabungan bentuk terikat nir- dan kala. Nirkala artinya adalah ‘kondisi tidak bisa ditentukan atau diidentifikasi waktunya’. Kata ini belum ditemukan dalam entri kata KBBI namun sudah digunakan dalam bidang ilmu sejarah dan kesusasteraan. Nirkala dapat disebut sebagai waktu zaman prasejarah yang tidak tentu dan tidak bisa diidentifikasi waktunya dengan metafora satuan waktu. Kata nirkala sering digunakan dalam karya sastra, seperti dalam novel, cerpen, dan puisi, untuk menyebut zaman dahulu kala atau zaman nirkala yang tidak bisa teridentifikasi waktunya.

(6) nirkata

Nirkata berasal dari penggabungan bentuk terikat nir- dan kata. Nirkata berarti ‘tanpa atau tidak ada kata-kata’. Kata nirkata ditemukan dalam bidang linguistik yang digunakan untuk menggambarkan situasi nonverbal atau situasi tanpa ada kata-kata atau situasi yang menggambarkan kesenyapan/kesunyian. Nirkata juga belum ditemukan dalam entri KBBI, tetapi kata ini sudah digunakan dalam bidang linguistik.

(7) nirguna

Kata nirguna terbentuk dari penggabungan bentuk terikat nir- dan kata guna. Kata nirguna artinya adalah ‘tidak ada gunanya atau tiada guna’. Kata nirguna sudah masuk ke dalam entri KBBI dan kata ini bersinonim dengan nirmanfaat dan nirfaedah. Penggunaan kata ini lebih luas dan lebih universal. Kata ini digunakan pada bidang agama, sosial, politik, dan budaya. Contohnya: Hidup berfoya-foya merupakan salah satu contoh kehidupan yang nirguna atau nirfaedah.

(8) nirleka

Kata nirleka berasal dari penggabungan bentuk terikat nir- dan leka. Kata ini juga berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ‘tidak ada tulisan’. Kata ini belum ditemukan dalam entri KBBI. Kata nirleka ditemukan dalam bidang sejarah, khususnya untuk menyebut zaman yang tidak ada tulisan atau zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Zaman nirleka dapat dikategorikan sebagai zaman prasejarah di mana manusia belum mengenal tulisan. Setelah ditemukannya tulisan, zaman nirleka pun berakhir (Adryamarthanino, Kompas.com, 11/10/2022). Setelah zaman nirleka berakhir, sejarah mulai dituliskan sehingga sejarah dapat dipelajari melalui tulisan-tulisan.

Demikian penjelasan tentang bentuk terikat nir- dalam bahasa Indonesia. Barangkali, masih ada kata-kata lain dalam bahasa Indonesia yang menggunakan bentuk terikat nir-. Kata-kata tersebut dapat digunakan sebagai pilihan kata alternatif untuk memperkaya perbendaharaan kata kita saat berbicara ataupun menulis. Semoga bermanfaat.

Tags: #Elly Delfia
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Meiji Syahrul dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Berita Sesudah

Cerita Anak: Hutan yang Sebetulnya Kusut

Berita Terkait

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Persoalan Kata Hidup dan Mati

Minggu, 29/6/25 | 08:02 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies) Kata hidup dan mati termasuk dua kata yang...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Syarat Sebuah Paragraf yang Ideal

Minggu, 22/6/25 | 20:22 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Mengenal syarat paragraf yang ideal dalam membuat...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Dialek-dialek Bahasa Minangkabau yang (akan) Mulai Hilang

Minggu, 08/6/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Selasa lalu (3 Mei 2025) mahasiswa Sastra Indonesia...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Edisi Klinik Bahasa Scientia kali ini akan...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kali ini kita akan membahas tentang bahasa hukum,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Indonesia dalam Korpus Histori Bahasa Inggris

Minggu, 18/5/25 | 10:49 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Setelah menelusuri kosakata bahasa Indonesia dari berbagai kamus-kamus...

Berita Sesudah
Beragam Kemungkinan Seseorang Tidak Bisa Pegang Omongan

Cerita Anak: Hutan yang Sebetulnya Kusut

Discussion about this post

POPULER

  • Ketua DPD Partai Golkar Sumbar terpilih, Khairunnas saat menerima dokumen persidangan. [foto : ist]

    Khairunnas Kembali Pimpin Golkar Sumbar, Terpilih Secara Aklamasi dalam Musda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jembatan Akses Utama Kampung Surau Rusak Parah, Warga: Jangan Sampai Ada Korban Jiwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musda Golkar Sumbar Digelar Besok, Ketua Umum Bahlil Lahadalia dan Sejumlah Tokoh Nasional Hadir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Depan “dari” dan “daripada” yang Tidak Tepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yonnarlis Ungkap Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi Masyarakat dan Polri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peringatan HUT ke-79 Bhayangkara, Ketua DPRD Dharmasraya: Polri Harus jadi Pelayan Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024