Sabtu, 13/12/25 | 14:23 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Keberadaan Huruf H dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 04/9/22 | 07:06 WIB
Oleh: Reno Wulan Sari, S.S., M.Hum. (Dosen Jurusan Sastra Indonesia Unand dan Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies)

Secara umum, huruf h sama dengan sebagian besar huruf lainnya di dalam bahasa Indonesia. Sejak adanya ejaan Van Ophuijsen hingga ejaan yang berlaku saat ini, tidak ada perbedaan pelafalan untuk huruf h. Hal ini berbeda dengan beberapa huruf yang mengalami perubahan dari masa ejaan Van Ophuijsen seperti, huruf oe yang dibaca u, huruf dj yang dibaca y, dan huruf tj yang dibaca menjadi c. Huruf h tidak demikian. Huruf h juga tidak sama dengan huruf x yang keberadaan kosakatanya lebih sedikit daripada huruf lainnya dalam bahasa Indonesia.

Akan tetapi, di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, keberadaan huruf h ternyata memiliki keunikan. Ada tiga keunikan dalam keberadaan huruf h di berbagai kosakata Indonesia. Pertama, huruf h yang banyak disangka ada di dalam suatu kata, ternyata huruf itu tidak ada dalam ketentuan bahasa baku yang bisa dicek di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kedua, huruf h yang secara baku ada di dalam suatu kosakata, keberadaannya sering dihilangkan oleh penutur bahasa Indonesia terutama dalam ragam nonformal. Ketiga, ketika huruf h bergabung dengan huruf lainnya dalam deret konsonan yang sebagian besarnya merupakan kata-kata serapan dari bahasa Arab, huruf h menjadi pilihan dalam pelafalan kata tersebut. Apakah huruf h akan dilafalkan atau tidak? Hal itu tergantung pada gaya berbahasa setiap orang. Berikut adalah penjelasannya.

Pertama, ada banyak kata dalam bahasa Indonesia ternyata tidak memiliki huruf h, tetapi huruf tersebut dianggap ada oleh masyarakat Indonesia. Beberapa kata yang berhasil dirangkum adalah silahkan (kata bakunya silakan), hutang (kata bakunya utang), hisap (kata bakunya isap), hembus (kata bakunya embus), himbau (kata bakunya imbau), handal (kata bakunya andal), hadang (kata bakunya adang), himpit (kata bakunya impit), dan rapih (kata bakunya rapi). Kata-kata ini bisa dicek di KBBI. Jika dicek melalui KBBI online, setiap kata yang tidak baku tersebut akan diarahkan ke dalam bentuk bakunya. Berikut adalah makna dari kata-kata tersebut yang ada di dalam KBBI:

  • Kata silakan memiliki makna “sudilah kiranya (kata perintah yang halus)”
  • Kata utang memiliki makna “uang yang dipinjam dari orang lain”
  • Kata isap memiliki makna “tarik sampai masuk; hirup; sedot”
  • Kata embus memiliki makna “enyah; pergi” dan “tiup”
  • Kata imbau memiliki makna “panggil: sebut” dan “pintakan; serukan”
  • Kata andal memiliki makna “dapat dipercaya” dan “memberikan hasil yang sama pada ujian atau percobaan yang berulang”
  • Kata adangmemiliki makna “halang”
  • Kata impit memiliki makna “sesakkan; tindih; tekan”
  • Kata rapimemiliki makna “baik, teratur, dan bersih; apik”

Kata-kata yang dianggap memiliki huruf h di depan (utang, isap, embus, imbau, andal, dan adang) sering ditemukan di berbagai tulisan atau percakapan sehari-hari. Hal ini semakin kentara ketika kata-kata tersebut digabung dengan awalan me- yang menggunakan alomorf meng-. Alomorf meng- diikuti oleh semua kata dasar yang huruf pertamanya adalah huruf vokal (a, i, u, e, dan o), serta huruf konsonan g, h, dan k. Artinya, kata dasar yang huruf pertamanya a,i, u, e, o dan h sama-sama menggunakan alomorf meng-. Contoh kata-kata berimbuhan meng- dengan kata dasar yang huruf pertamanya h adalah menghapus (hapus), menghitung (hitung), menghilang (hilang), menghitam (hitam), dan menghardik (hardik). Oleh sebab itu, kata-kata yang telah disebutkan sebelumnya (utang, isap, embus, imbau, andal, dan adang), yang diawali huruf vokal juga dianggap memiliki huruf h terutama ketika digabung dengan awalan meng-, yaitu menghisap (seharusnya mengisap), menghembus (seharusnya mengembus), menghimbau (seharusnya mengimbau), menghandalkan (seharusnya mengandalkan), menghadang (seharusnya mengadang), dan menghimpit (seharusnya mengimpit). Khusus untuk kata utang menggunakan awalan ber-, yaitu berutang (bukan berhutang).

BACAJUGA

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

Minggu, 30/11/25 | 12:42 WIB
Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kalimat Perintah di dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 02/11/25 | 16:55 WIB

Kedua, kata-kata yang seharusnya memiliki huruf h dalam penggunaan bahasa Indonesia ragam nonformal sering dihilangkan oleh penutur bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Kata-kata yang paling banyak ditemukan adalah lihat (menjadi liat), tahu (menjadi tau), habis (menjadi abis), hitung (menjadi itung), hitam (menjadi itam), hilang (menjadi ilang), hidup (menjadi idup) dan hangus (menjadi angus). Kata-kata ini  (juga banyak kata lain yang belum terangkum di dalam artikel) tentu sering ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Ketiga, huruf h yang bergabung dalam satu deret konsonan dengan huruf lainnya juga memiliki variasi pelafalan pada kata tersebut. Kata-kata semacam ini banyak terdapat di dalam kata serapan dari bahasa Arab. Contoh dari kata-kata ini adalah khidmat, khawatir, khusus, khuyusk, khotbah dan khas. Kata-kata ini ketika dipenggal per suku katanya menjadi khit-mat, kha-wa-tir, khu-sus, khu-syuk, khot-bah, dan khas.

Dari pembagian suku kata ini, terlihat jelas bahwa huruf h berada dalam satu deret vokal yang sama dengan huruf k. Oleh sebab itu, terdapat variasi pelafalan dari kata-kata tersebut. Ada penutur yang hanya melafalkan h dan menghilangkan huruf k, begitu pun sebaliknya. Inilah variasi dari pelafalan tersebut: khidmat (kitmat atau hitmat), khawatir (kawatir, kuatir, atau hawatir), khusus (kusus atau husus), khusyuk (kusyuk atau husyuk), khotbah (kotbah, kutbah, hotbah), dan khas (kas atau has). Ada juga yang bisa menyebutkan kedua huruf itu sekaligus tanpa terdengar mana yang lebih mendominasi antara bunyi h atau k. Selain itu, ada juga kata yang sering membuat masyarakat keliru menulisnya, yaitu nakhoda. Hal ini disebabkan pelafalannya huruf h terdengar jelas seperti nahkoda sehingga masyarakat juga berpikir bahwa penulisan secara bakunya adalah nahkoda.

Keunikan huruf h ini nyatanya tidak hanya terdapat di dalam bahasa Indonesia. Beberapa kata dalam bahasa Inggris juga demikian. Ada huruf h yang tidak dilafalkan yang disebut sebagai silent letter, seperti chaos, honest, hour, ghost, rhinoceros, dan honour. Di dalam bahasa Korea, juga terdapat huruf h (ㅎ) yang tidak dilafalkan, sesuai dengan kaidah tata bahasanya. Beberapa kata yang huruf h tidak dilafalkan dalam bahasa Korea, seperti 좋아 / 좋아예요 (joha / johaeyo), tetapi dibaca joa / joaeyo yang maknanya suka, 은행 (eunheng), tetapi dibaca euneng yang maknanya bank, 괜찮아 (gwencanha), tetapi dibaca gwencana yang maknanya tidak apa-apa, dan 많이 (manhi), tetapi dibaca mani yang maknanya banyak atau sangat.

Tags: #Reno Wulan Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Mager

Berita Sesudah

Melek Bahaya Pestisida, Tingkatkan Kesadaran Hidup Sehat

Berita Terkait

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Literasi Semiotika dan Hermeneutika untuk Bencana

Senin, 08/12/25 | 07:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Alam adalah ibu. Bila kau menyakitinya, engkau akan...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Bahasa Indonesia itu Mudah atau Sulit?

Minggu, 30/11/25 | 12:42 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies Korea Selatan) Apakah bahasa Indonesia itu sulit? Atau...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Bahasa AI dan Curahan Hati Gen Z

Minggu, 23/11/25 | 06:43 WIB

Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Doktor Linguistik dan Dosen Prodi S2 Linguistik Universitas Andalas)  Ada yang menarik dari kehadiran AI...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Perkembangan Kosakata di Era Komunikasi Digital

Minggu, 16/11/25 | 07:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Sebuah kosakata, frasa, atau istilah muncul karena...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kalimat Perintah di dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 02/11/25 | 16:55 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Setiap bahasa memiliki berbagai ekspresi komunikasi,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat-Menyurat

Senin, 27/10/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas)  Ketika seseorang diminta menulis...

Berita Sesudah
Pestisida Nabati, Sahabat Baru Pencinta Tanaman di Masa Pandemi Covid-19

Melek Bahaya Pestisida, Tingkatkan Kesadaran Hidup Sehat

Discussion about this post

POPULER

  • Tim Lupak Satresnarkoba Polres Dharmasraya Ringkus Dua Pengedar Ganja di Jalan Lintas Sumatra Gunung Medan

    Tim Lupak Satresnarkoba Polres Dharmasraya Ringkus Dua Pengedar Ganja di Jalan Lintas Sumatra Gunung Medan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati JFP dan Wabup Candra Apresiasi Aksi Cepat IMLG-RTIK Sumbar Bantu Korban Bencana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Terima Kunjungan Wakil Duta Besar UEA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Unsur Intrinsik Naskah Drama “Orang-Orang di Tikungan Jalan” Karya Rendra

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diduga Buang Limbah ke Sungai, PT Dharmasraya Lestarindo Jadi Sorotan Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walhi Sumbar Kritik Keras Pernyataan Gubernur: Pemprov dan KLHK “State Actors” Utama Bencana Ekologis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024