Senin, 19/5/25 | 01:58 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Bijak Bermedia Sosial

Minggu, 17/7/22 | 11:16 WIB

Salman Herbowo
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)

 

Ketika tidak punya smartphone, seseorang dianggap nggak keren. Ketika tidak memiliki akun media sosial bisa saja dianggap nggak gaul. Ketika tidak ikut atau tidak pandai bermain video game atau game online, bahkan bisa dianggap ketinggalan. Kalimat-kalimat itu mungkin saja pernah terbaca dan terdengar sebagai guyonan atau ejekan. Dan tidak sedikit pula terjadi pelanggaran hukum dan norma dari penggunaan media sosial. Oleh sebab itu, diperlukan perilaku bijak dalam bermedia sosial.

Perkembangan teknologi informasi begitu cepat dan pesat. Komputer, smartphone, laptop, dan gadget lainnya seakan sudah menjadi suatu keharusan untuk dimiliki. Keberadaan benda-benda canggih itu dapat mengakses berbagai macam informasi, pengetahuan, dan persoalan. Mulai dari suatu hal yang mendatangkan kebaikan, hingga yang akan menimbulkan kemudaratan. Pada umumnya, generasi muda lebih mendominasi dalam penggunaan perangkat komunikasi dan informasi. Hal itu dapat saja disebabkan dengan kebutuhan dunia mereka yang harus mengetahui informasi secara cepat, baik itu sebagai penunjang kebutuhan dunia pendidikan, maupun sebagai gaya hidup.

Setahun atau dua tahun yang lalu, saya memutuskan untuk menghapus beberapa akun media sosial. Hal itu dilakukan karena satu dan lain hal. Salah satu alasannya, ketika itu saya merasa menggunakan media sosial begitu “menakutkan”. Seseorang dapat saja diproses secara hukum ketika status, cuitan, dan takarir yang ia tulis menyinggung seseorang. Nyatanya, beberapa teman juga merasakan hal yang sama. Namun, alasan lain mereka untuk berhenti sementara menggunakan media sosial ialah disebabkan oleh persoalan psikologis.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Tertinggal Karena Lupa, Tertawa Karena Ingat

Minggu, 18/5/25 | 16:44 WIB
Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Di Balik Perjalanan, Ada Tanggung Jawab yang Menanti

Minggu, 13/4/25 | 16:47 WIB

Hal-hal yang ditampilkan di media sosial seringkali adalah sebuah ilusi. Namun, kita sebagai pengguna media sosial tidak mudah untuk memilih ‘masa bodoh’ saja dengan kenyataan tersebut. Alhasil, sulit pula untuk menghindari membanding-bandingkan diri dengan apa yang dilihat. Di sinilah muncul rasa insecure dan melihat diri sendiri tidak lebih ‘pantas’ dibandingkan orang lain.

Ketika menghapus sebagian akun media sosial, nyatanya saya juga tidak serta-merta merasa lebih tenang seperti yang diperkirakan sebelumnya. Salah satu dampaknya, saya sering ketinggalan informasi atau hal-hal yang tengah hangat dibicarakan. Pernah suatu kali di tongkrongan, saya tidak paham tentang topik obrolan teman-teman. Alhasil, saya pun menjadi bahan tertawaan. Namun, sebetulnya hal itu tidak terlalu menjadi persoalan yang krusial.

Persoalan sebetulnya ialah ketika media sosial menjadi jalur penyebar informasi yang cepat untuk beberapa keperluan, seperti pekerjaan dan informasi suatu produk. Benar, akhirnya saya membuat kembali akun media sosial untuk keperluan yang krusial tersebut. Media sosial dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mempelajari suatu produk yang akan dimiliki. Saya jadi kepikiran kalau media sosial ini sebenarnya mengekang sehingga pengguna perlu bijak dalam menggunakannya.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

KKN Desa Penari, Sebuah Karya di Era Disruptif

Berita Sesudah

Cerpen “Novel Kosong” Karya  Afrizal Jasmann dan Ulasannya Oleh Azwar Sutan Malaka

Berita Terkait

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Tertinggal Karena Lupa, Tertawa Karena Ingat

Minggu, 18/5/25 | 16:44 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Lupa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Dalam keseharian, kita sering kali dibuat repot...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Menyulam Nilai Lewat Cerita: Inyiak Bayeh dan Cerita-cerita Lainnya

Minggu, 11/5/25 | 17:14 WIB

Lastry Monika Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah   Dalam tiga minggu terakhir, saya selalu mengangkat tema seputar...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Talempong Batu: dari Batu ke Nada

Minggu, 04/5/25 | 18:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Bila saya membawa teman pulang kampung, ibu hampir selalu...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Sastra Lisan dalam Keseharian

Minggu, 27/4/25 | 18:38 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   “Jangan menangis keras-keras! Nanti kamu dijemput Inyiak Bayeh. Rambutnya...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Cerita yang Tak Pernah Pensiun

Minggu, 20/4/25 | 17:55 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Setiap berkunjung ke suatu daerah, saya selalu mendapatkan pengalaman...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Di Balik Perjalanan, Ada Tanggung Jawab yang Menanti

Minggu, 13/4/25 | 16:47 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Banyak hal yang dapat dilakukan dalam momen libur lebaran, salah satunya berwisata bersama keluarga....

Berita Sesudah
Cerpen “Novel Kosong” Karya  Afrizal Jasmann dan Ulasannya Oleh Azwar Sutan Malaka

Cerpen "Novel Kosong" Karya  Afrizal Jasmann dan Ulasannya Oleh Azwar Sutan Malaka

Discussion about this post

POPULER

  • Kobaran api yang membakar PT Teluk Luas di Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang dari sisi samping pabrik. Minggu, (18/05/2025) [foto : sci:yrp]

    Pabrik Karet, PT Teluk Luas Terbakar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jumbo, Cermin Estetika Luka Dewasa di Balutan Imaji Anak-Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Realitas Kekuasaan Budaya Politik Elite di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Indonesia dalam Korpus Histori Bahasa Inggris

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024