Penggunaan awalan se- di dalam judul tulisan ini memberi makna “seluruh Indonesia”. Penggunaan kata ini sering kita temukan di berbagai media massa, media online, dan di berbagai unggahan media sosial. Ada banyak variasi penulisannya bagi masyarakat Indonesia, seperti yang tertera di dalam judul, yaitu Se Indonesia, seIndonesia, dan se-Indonesia. Kita bisa mengambil beberapa contoh berita yang terkait dengan kata ini. Pertama, berita dari media online Seputar Lampung dengan judul berita 30 SMA Swasta Terbaik se-Indonesia versi TOP 1000 Sekolah LTMPT untuk PPDB 2022, Ada SMA Labschool Kebayoran. Berita ini diunggah di laman pada tanggal 4 Juni 2002. Kedua, berita dari laman Kompas.com, dengan judul SMA Ini Terbaik se-Indonesia Berdasarkan Nilai UTBK 2020 yang bisa dibaca sejak tanggal 12 Juni 2020. Ketiga, berita dari laman Viral Team Indonesia dengan judul Detik-Detik Rafathar Jatuh Dari Kuda, se Indonesia Panik. Berita ini bisa dibaca sejak tanggal 20 Oktober 2021.
Dari tiga berita tersebut, terdapat dua cara penulisan se-, yaitu se-Indonesia dan se Indonesia. Bagaimana penulisan yang tepat? Penulisan yang tepat berdasarkan Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah se-Indonesia dengan menggunakan tanda hubung (-). Tanda hubung di dalam kata ini berfungsi menghubungkan awalan se- dengan nama Indonesia. Hal ini disebabkan kata Indonesia diawali oleh huruf kapital I sehingga tidak bisa langsung digabung dengan awalan se-, seperti sekota, sekampung, dan sekeluarga. Secara sederhana, kita dapat memahami jika ada unsur yang tidak sama di dalam sebuah kata yang digabung (gabungan), kita memerlukan tanda hubung (-). Hal ini juga berlaku untuk singkatan, kata asing, dan angka. Contoh penggunaannya bisa dilihat pada kalimat-kalimat berikut:
- Dia tidak menemukan KTP-nya.
- Sebaiknya, kita mengadukan segala keluh-kesah kepada-Nya pada saat berdoa.
- Saya pikir, umur ibu itu 40-an.
- Mereka lahir pada tahun 1990-an.
- Mereka belum meng-upload file itu.
Oleh sebab itu, kata Indonesia dan berbagai kata yang diawali huruf kapital jika digabungkan dengan awalan se-, membutuhkan tanda hubung (-), seperti:
- Gubernur se-Indonesia sedang melaksanakan rapat kerja di Jakarta.
- Mahasiswa se-Indonesia masih harus mengikuti perkuliahan secara online.
Awalan se- pada dua kalimat ini memiliki makna “seluruh” atau “semua”, yaitu, “semua gubernur di Indonesia” dan “semua mahasiswa di Indonesia”. Berkaitan dengan awalan se-, ternyata makna yang dikandungnya bukan hanya “seluruh” atau “semua”, melainkan masih banyak makna lainnya. Berikut akan dijelaskan berbagai makna awalan se- yang sering kita gunakan.
Pertama, awalan se- bermakna “satu” dalam konteks hitungan durasi, ukuran, dan jumlah. Awalan se- yang bermakna “satu” dalam konteks durasi adalah sekali, sehari, seminggu, sepekan, sebulan, dan setahun. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya dalam kalimat:
- Saya berenang sekali dalam sebulan.
- Mereka belajar bahasa Korea selama setahun.
Awalan se- dengan makna “satu” dalam konteks ukuran atau jumlah, seperi seliter, semeter, sebuah, seekor, seorang, segelas, sesendok, secangkir, sepiring, sekotak, selembar, sehelai, sebatang, dan sebotol. Kata-kata ini harus diikuti benda lain yang berfungsi sebagai sesuatu dalam hitungan tersebut, seperti sebotol kopi, secangkir teh, sekotak keju, dan sesendok gula. Jika kata-kata berawalan se- ini tidak diikuti oleh benda lain sebagai hitungannya, kita bisa menggunakan kata sebuah. Berikut adalah contoh pemakaiannya:
- Saya ingin meminum secangkir teh.
Dia membeli sebuah cangkir yang indah. - Setelah itu, masukkanlah sesendok garam!
Kami membutuhkan sebuah sendok. - Dia memberi saya sekotak masker.
Kami memerlukan sebuah kotak untuk membawa kertas-kertas ini.
Kedua, awalan se- memiliki makna “satu tempat yang sama”. Makna ini biasanya diikuti oleh kata yang berkaitan dengan “tempat”, seperti serumah, sekamar, sekota, senegara, sekampung, sekantor, segedung, selantai, sekampus, sekelas, seruangan, sehotel, dan semobil. Awalan se- yang digunakan dalam konteks ini menunjukkan “satu tempat yang sama” bukan “sebuah tempat” atau “suatu negara”. Kita bisa melihat perbedaan penggunaannya pada kalimat-kalimat beirkut:
- Saya tidak tinggal serumah dengan kakak saya.
Kakak saya membeli sebuah rumah di kota.
- Dia adalah teman sekamar saya di asrama.
Kami membutuhkan sebuah kamar lagi untuk acara itu.
- Saat ini, saya tidak tinggal senegera dengan orang tua saya.
Suatu saat nanti, saya ingin pergi ke suatu negara yang memiliki banyak pantai.
Ketiga, awalan se- memiliki makna “sama seperti”. Makna ini bisa diperoleh ketika awalan se- digabungkan dengan adjektiva (yang lebih dikenal dengan istilah kata sifat), seperti sehebat, sebaik, secantik, sepintar, setinggi, dan semahal. Berikut adalah contoh-contoh dari penggunaan awalan se- dengan makna “sama seperti”:
- Dia secantik (Dia sama cantik seperti ibunya).
- Saya tidak setinggi ayah saya.
- Harga tas saya tidak semahal tas dia.
- Cuaca di Indonesia tidak sepanas cuaca di Korea Selatan pada saat musim panas.
- Jeruk ini sekecil bola golf.
- Jeruk bali sebesar bola basket.
Keempat, awalan se- memiliki makna “usaha paling maksimal”. Contoh dari kata-kata ini bisa dilihat dalam kalimat berikut:
- Silakan kerjakan tugas ini sebisa Anda!
- Anda bisa melakukannya sesanggup
Makna ini juga bisa ditambah dengan adjektiva (kata sifat). Akan tetapi, awalan se- yang ditambah dengan kata sifat telah memiliki makna “sama seperti”. Oleh sebab itu, kata sifat yang digabungkan dengan awalan se- untuk mencapai makna “usaha paling maksimal” perlu ditambah dengan akhiran -nya, mungkin, dan kata ulang. Makna ini bisa dilihat dalam contoh-contoh kalimat berikut (sekaligus contoh untuk membedakannya dengan makna “sama seperti”):
- Saya ingin mendaki bukit itu setinggi-tingginya.
Saya ingin mendaki bukit itu setinggi mungkin.
Saya tidak setinggi ayah saya (makna: sama seperti).
- Saya sangat lapar. Saya ingin makan sebanyak-banyaknya.
Saya sangat lapar. Saya ingin makan sebanyak mungkin.
Uang saya tidak sebanyak uang ibu (makna: sama seperti).
- Dia berlari sekencang-kencangnya karena sudah terlambat.
Dia berlari sekencang mungkin karena sudah terlambat.
Pada konteks ini, juga terdapat sebuah kata yang memiliki makna berbeda ketika digunakan tanpa akhiran -nya, ditambah akhiran -nya, atau digunakan dalam bentuk kata ulang, yaitu kata lama.
- Dia belajar selama6 jam dalam sehari.
- Saya akan selalu mencintaimu selamanya.
- Adiknya telah pergi untuk selama-lamanya.
Kata selama, selamanya, dan selama-lamanya memiliki makna yang berbeda.
Kelima, awalan se- memiliki makna “ketika” dan “pada saat” seperti kata setiba, sesampai, dan sepulang. Kata-kata ini berfungsi sebagai keterangan waktu di dalam sebuah kalimat. Contoh penggunaannya dapat dilihat dalam kalimat-kalimat berikut:
- Sesampai di rumah, saya menelepon ayah.
- Sesampai di bandara Incheon, semua penumpang harus tes PCR.
- Sepulang dari kantor, dia menonton televisi.
- Adik saya langsung mandi sepulang dari sekolah.
Keenam, awalan se- memiliki makna “semua” atau “seluruh” seperti contoh pada judul. Kata-kata ini hampir mirip dengan makna “tempat yang sama” sehingga penggunaannya lebih difokuskan pada konteks kalimat pembicara atau penulis. Contoh kata-kata ini adalah sekampus, sekota, se-(nama tempat), dan sekeluarga. Contoh penggunaan kata-kata ini dapat dibaca pada kalimat berikut:
- Kami sekeluarga pergi ke Thailand.
- Ketika mendengar bunyi yang sangat keras, mahasiswa sekelas itu berlarian keluar.
- Pertandingan ini diikuti oleh murid se-Sumatera Barat.
Demikian uraian makna awalan se- dalam kalimat. Semoga dapat memberikan pencerahan kepada pembaca.
Discussion about this post