Selasa, 13/5/25 | 03:37 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Belajar Menata Masa Depan dari Rak Sepatu

Minggu, 19/12/21 | 07:00 WIB

Oleh:
Salman Herbowo, S.Hum., M.Hum.
(Alumni Prodi S2 Sastra dan S1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu  Budaya, Universitas Andalas)

 

“Sesudah memakai sepatu, mohon diletakan di raknya. Jika menata sepatu saja belum mampu, jangan sok-sok-an untuk mencoba menata masa depan”.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Di Balik Perjalanan, Ada Tanggung Jawab yang Menanti

Minggu, 13/4/25 | 16:47 WIB
Satu Tikungan Lagi

Yang Tertinggal dari THR: Tawa dan Pelajaran Kecil

Minggu, 06/4/25 | 16:59 WIB

Himbauan itu pertama kali saya temukan saat berkunjung ke kos teman. Sebenarnya tidak ada sesuatu yang unik dari kosan itu, tempatnya biasa saja seperti kebanyak kosan cowok pada umumnya dan bukan kosan elit. Tidak ada juga hal spesial dari tujuan kunjungan saya ke sana. Hanya untuk mengantarkan titipan seseorang yang diamanahkan kepada saya. Tidak lebih dari itu. Namun, peringatan yang terpajang di dinding itu mampu membuat saya bergidik saat membacanya.

Tulisan itu dicetak pada kertas putih dengan tinta hitam dan dibarengi dengan emotikon ketawa yang memperlihatkan gigi. Peringatan itu ditempel di atas rak sepatu. Apabila hendak masuk ke ruang tamu kosan, rak sepatu dengan peringatan itu adalah hal yang pertama dijumpai. Bagi saya itu sebuah perbaduan yang menggelitik sekaligus satire. Saya sangat mengapresiasi ide yang ditawarkan oleh pembuat peringatan terebut.

Bagi saya mengemas sesuatu dengan kreatif hingga menjadi unik dan menarik merupakan hal tidak mudah, termasuk dalam menyampaikan sebuah aturan. Ia mampu menyampaikan aturan dengan cara unik dan menarik. Pesan yang disampaikan cepat melekat dan akan selalu dikenang. Setidaknya itu yang saya rasakan dari pesan yang terpajang di rak sepatu tersebut.

Peringatan itu agaknya berhasil membuat saya tersindir sekaligus sebagai menjadi bahan intropeksi diri. Sampai saat tulisan ini selesai, kalimat “jangan sok-sok an untuk menata masa depan” masih susah untuk dilupakan. Kalimat itu seolah ‘menghantui’ pikiran saya.  Kenapa begitu? Karena ini berkaitan dengan masa depan! Masa depan yang “cerah” dan diimpikan setiap anak muda tentunya.

Peringatan itu mempunyai makna yang mendalam jika diinok manuangkan. Setidaknya, saya memahami sebagai proses belajar disiplin dari hal yang terlihat sepele dan ringan. Meletakan sepatu di raknya sepertinya tidaklah begitu sulit, tapi saya punya keyakinan hanya sedikit dari kita yang terbiasa dengan mudah untuk melakukannya. Jangankan tanpa plang himbauan, rak sepatu di ditempeli poster peringatan saja masih terlihat juga sepatu yang berserakan. Mengapa demikian? Hal itu menjadi persoalan karakter.

Membiasakan diri untuk disiplin dalam melakukan sesuatu tidaklah mudah, namun juga bukan suatu yang mustahil. Disiplin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Menaati setiap aturan yang telah dibuat dan disepakati menjadi kunci untuk dapat berperilaku disiplin. Disiplin dapat dimulai dari hal ringan dan terlihat sepele, seperti meletakan sepatu pada raknya (atau tempat yang sudah ditentukan).

Rak sepatu bukan hal yang sulit untuk ditemukan. Sejauh pengamatan saya, selain di kosan teman itu, di kampus seperti laboratorium komputer dan ruangan kelas yang mengharuskan untuk membuka alas kaki juga menyediakan rak sepatu. Namun, dengan berat hati harus saya tuliskan bahwa masih ada juga terlihat sepatu yang berserakan dan terletak tidak pada tempat yang semestinya. Selain itu, di tempat ibadah seperti masjid juga menyediakan tempat peletakan alas kaki (sepatu atau sandal). Namun, adakah semua sepatu atau sandal tersusun rapi pada raknya? Tentu setiap pembaca mempunyai jawaban terendiri dari pengalamannya masing-masing.

Sampai tulisan ini diakhiri, saya masih membayangkan betapa pentingnya untuk mampu meletakan dan menyusun sepatu di raknya. Belajar membiasakan disiplin terhadap hal-hal kecil ternyata dapat mempengaruhi karakter dan kepribadian seseorang. Jika menata sepatu saja belum mampu, jangan coba untuk menata masa depan. Kadang terbersit juga pertanyaan ini dalam pikiran, bila mampu menata sepatu di rak berarti mampu menata masa depan, apakah benar menata masa depan semudah menata dan menyusun sepatu pada raknya?  Marilah kita inap renungkan masing-masing jawabannya.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Perbedaan antara Imbuhan me-kan dan me-i

Berita Sesudah

Puisi-puisi Apriwanto

Berita Terkait

Realitas Kekuasaan Budaya Politik Elite di Indonesia

Realitas Kekuasaan Budaya Politik Elite di Indonesia

Senin, 12/5/25 | 08:22 WIB

Oleh: Muhammad Syaifuddin Aziz (Mahasiswa Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya) Kekuasaan merupakan konsep sentral dalam...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Senin, 12/5/25 | 08:12 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana Hukum Islam, Universitas Islam Negeri Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi) Dunia modern bergerak dengan kecepatan yang luar...

Pandangan Khalil Gibran tentang Musik sebagai Bahasa Rohani

Pandangan Khalil Gibran tentang Musik sebagai Bahasa Rohani

Minggu, 11/5/25 | 11:53 WIB

Oleh: Faathir Tora Ugraha (Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Sebagai orang yang benar-benar menghargai seni sepanjang...

Antara Suspense dan Komedi dalam Novel Lupus: Iiih Syereem!

Antara Suspense dan Komedi dalam Novel Lupus: Iiih Syereem!

Minggu, 11/5/25 | 09:56 WIB

Oleh: Rosidatul Arifah (Mahasiswi Sastra Indonesia dan Anggota Labor Penulisan Kreatif LPK FIB Universitas Andalas)   Tiap-tiap manusia memiliki beragam...

Sulitnya Gen Z  Menabung di Era Digital

Sulitnya Gen Z Menabung di Era Digital

Minggu, 04/5/25 | 08:39 WIB

  Oleh: Adinda Zaleyka Az Zahra S (Mahasiswa Prodi Akuntansi dan Mahasiswa MKWK Bahasa Indonesia 32 Universitas Andalas) Di era...

Gaya Bahasa dalam Puisi “Dugaan Jawaban” karya Maryatul Kuptiah

Gaya Bahasa dalam Puisi “Dugaan Jawaban” karya Maryatul Kuptiah

Minggu, 04/5/25 | 08:31 WIB

  Oleh: Mayang Puti Ifanny (Mahasiswi Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas dan Bergiat di UKMF Labor Penulisan Kreatif) Permasalahan...

Berita Sesudah
Puisi-puisi Apriwanto

Puisi-puisi Apriwanto

Discussion about this post

POPULER

  • Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

    Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Firdaus Apresiasi Semangat Gotong Royong Masyarakat Wujudkan Festival Juadah Tanpa APBD

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Malam Puncak Festival Juadah di Pasar Cubadak Berakhir Meriah dengan Lelang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengurus DPW PKDP Sumbar Dilantik, Firdaus : Siap Berbuat untuk Kampung Halaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024