Rabu, 16/7/25 | 05:22 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Belajar Menata Masa Depan dari Rak Sepatu

Minggu, 19/12/21 | 07:00 WIB

Oleh:
Salman Herbowo, S.Hum., M.Hum.
(Alumni Prodi S2 Sastra dan S1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu  Budaya, Universitas Andalas)

 

“Sesudah memakai sepatu, mohon diletakan di raknya. Jika menata sepatu saja belum mampu, jangan sok-sok-an untuk mencoba menata masa depan”.

BACAJUGA

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Crack! Sebuah Denting Kecil

Minggu, 13/7/25 | 18:39 WIB
Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Pesan yang Tak Pernah Usai

Minggu, 06/7/25 | 16:34 WIB

Himbauan itu pertama kali saya temukan saat berkunjung ke kos teman. Sebenarnya tidak ada sesuatu yang unik dari kosan itu, tempatnya biasa saja seperti kebanyak kosan cowok pada umumnya dan bukan kosan elit. Tidak ada juga hal spesial dari tujuan kunjungan saya ke sana. Hanya untuk mengantarkan titipan seseorang yang diamanahkan kepada saya. Tidak lebih dari itu. Namun, peringatan yang terpajang di dinding itu mampu membuat saya bergidik saat membacanya.

Tulisan itu dicetak pada kertas putih dengan tinta hitam dan dibarengi dengan emotikon ketawa yang memperlihatkan gigi. Peringatan itu ditempel di atas rak sepatu. Apabila hendak masuk ke ruang tamu kosan, rak sepatu dengan peringatan itu adalah hal yang pertama dijumpai. Bagi saya itu sebuah perbaduan yang menggelitik sekaligus satire. Saya sangat mengapresiasi ide yang ditawarkan oleh pembuat peringatan terebut.

Bagi saya mengemas sesuatu dengan kreatif hingga menjadi unik dan menarik merupakan hal tidak mudah, termasuk dalam menyampaikan sebuah aturan. Ia mampu menyampaikan aturan dengan cara unik dan menarik. Pesan yang disampaikan cepat melekat dan akan selalu dikenang. Setidaknya itu yang saya rasakan dari pesan yang terpajang di rak sepatu tersebut.

Peringatan itu agaknya berhasil membuat saya tersindir sekaligus sebagai menjadi bahan intropeksi diri. Sampai saat tulisan ini selesai, kalimat “jangan sok-sok an untuk menata masa depan” masih susah untuk dilupakan. Kalimat itu seolah ‘menghantui’ pikiran saya.  Kenapa begitu? Karena ini berkaitan dengan masa depan! Masa depan yang “cerah” dan diimpikan setiap anak muda tentunya.

Peringatan itu mempunyai makna yang mendalam jika diinok manuangkan. Setidaknya, saya memahami sebagai proses belajar disiplin dari hal yang terlihat sepele dan ringan. Meletakan sepatu di raknya sepertinya tidaklah begitu sulit, tapi saya punya keyakinan hanya sedikit dari kita yang terbiasa dengan mudah untuk melakukannya. Jangankan tanpa plang himbauan, rak sepatu di ditempeli poster peringatan saja masih terlihat juga sepatu yang berserakan. Mengapa demikian? Hal itu menjadi persoalan karakter.

Membiasakan diri untuk disiplin dalam melakukan sesuatu tidaklah mudah, namun juga bukan suatu yang mustahil. Disiplin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Menaati setiap aturan yang telah dibuat dan disepakati menjadi kunci untuk dapat berperilaku disiplin. Disiplin dapat dimulai dari hal ringan dan terlihat sepele, seperti meletakan sepatu pada raknya (atau tempat yang sudah ditentukan).

Rak sepatu bukan hal yang sulit untuk ditemukan. Sejauh pengamatan saya, selain di kosan teman itu, di kampus seperti laboratorium komputer dan ruangan kelas yang mengharuskan untuk membuka alas kaki juga menyediakan rak sepatu. Namun, dengan berat hati harus saya tuliskan bahwa masih ada juga terlihat sepatu yang berserakan dan terletak tidak pada tempat yang semestinya. Selain itu, di tempat ibadah seperti masjid juga menyediakan tempat peletakan alas kaki (sepatu atau sandal). Namun, adakah semua sepatu atau sandal tersusun rapi pada raknya? Tentu setiap pembaca mempunyai jawaban terendiri dari pengalamannya masing-masing.

Sampai tulisan ini diakhiri, saya masih membayangkan betapa pentingnya untuk mampu meletakan dan menyusun sepatu di raknya. Belajar membiasakan disiplin terhadap hal-hal kecil ternyata dapat mempengaruhi karakter dan kepribadian seseorang. Jika menata sepatu saja belum mampu, jangan coba untuk menata masa depan. Kadang terbersit juga pertanyaan ini dalam pikiran, bila mampu menata sepatu di rak berarti mampu menata masa depan, apakah benar menata masa depan semudah menata dan menyusun sepatu pada raknya?  Marilah kita inap renungkan masing-masing jawabannya.

Tags: #Salman Herbowo
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Perbedaan antara Imbuhan me-kan dan me-i

Berita Sesudah

Puisi-puisi Apriwanto

Berita Terkait

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
Puisi-puisi Apriwanto

Puisi-puisi Apriwanto

Discussion about this post

POPULER

  • Sengketa Lahan dengan PT BPSJ,  Warga Kampung Surau Ancam Aksi Jika Tuntutan Tak Diindahkan

    Sengketa Lahan dengan PT BPSJ, Warga Kampung Surau Ancam Aksi Jika Tuntutan Tak Diindahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Kampuang Surau Arak TOA Keliling Kampung, Tuntut Pengembalian 20 Persen Lahan dari PT BPSJ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tugu Yogyakarta Sumbu Filosofi Kota Yogyakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keunikan Kata Penghubung Maka dan Sehingga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024