Selasa, 01/7/25 | 08:18 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KREATIKA

Puisi-puisi Fitria Sartika dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Minggu, 07/11/21 | 06:23 WIB

Semu

Lika-liku kenyataan telah mewarnai penuh kelakar
Fana, aku menempatinya kadang tanpa sadar
Aku hendak ke mana setelah sumbu bumi berhenti berputar
Saat paruku tak lagi mampu bergetar

Kadang aku lupa jalan
Waktuku masih terbuang tanpa kemanfaatan
Yaa Rabb…
Andai engkau jemput daku dalam kemaksiatan
Apa dayaku yang masih kurang dalam beramal?
Apa langkahku menebus dosa tuk jadi ampunan?
Ibadahku tak seberapa, dosaku berserakan di mana-mana
Sedang karunia-Mu selalu mengucur tanpa jeda

Kuyakini, tujuan perjalanan ini kan abadi
Kusadari, bekalku belumlah mampu tuk menemani
Entah akan tercampak daku ke dalam Jahannam-Mu
Atau cinta-Mu kan mengampuniku
Akankah syafa’at yang kuidamkan mampu menyelamatkanku?
Sedang shalawatku masih ragu-ragu
Amalan tunduk patuhku pada-Mu masih jauh dari harapan Rasul-Mu

Aku termangu, sungguh aku ragu
Seakan dunia telah melenakanku
Membawa damai penuh palsu, semu
Rabb, dekap hatiku, aku sungguh merindu-Mu

BACAJUGA

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB
Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Hamparan Rindu, 6 Juli 2021

 

Rasa, Senja, dan Hujan

Seiring jatuhnya bulir-bulir rindu di awal malam
Aku meminta kerahmatan penuh harapan
Berharap tangisan langit malam ini kan menyejukkan
Membebaskan sukma dari belenggu kekufuran
Menggenangi jiwa dengan cinta-Nya penuh kesyukuran

Memeluk tarian hujan yang berjatuhan
Memandang rintik menyirami segenap kerisauan
Mengalun riuh dentingan di genteng angan
Lembut, menembus sukma di palung terdalam

Kerana atmaja jelmaan kuasa-Nya
Kutumpangkan doa di setiap iramanya
Allahumma shayyiban naafi’an…

Teras Imajinasi, 29 September 2021

 

Cinta untuk Tuhan

Rintik-rintik masih berjatuhan
Sisa guyuran cinta Sang Pemilik Alam
Kuseruput secangkir madu penuh kepahitan
Di kala senja membawa damai dalam kebisingan

Andai payoda mampu mengikis luka
Deraian atmaja sanggup menghapus duka
Tetaplah qalbu bernyawa layaknya masa
Bertambah usia walau penuh duka jua bahagia

Aku hanyalah secuil kasih-Nya yang menjelma jadi sebongkah nama
Tapi sayang-Nya kan selalu merayap bak bunga sakura di musimnya
Terus bertambah walau dibalasi dengan cela
Akan meningkat kala syukur terucap sempurna
Maha Cinta yang selalu kucinta
Persembahan segenap rasa dari dalam jiwa

Blue City, 7 Maret 2021

 

Bait Harapan

Ketika mata enggan terpejam
Saungan rindu menari-nari dalam bayangan
Nirwana menjelma di tengah kesuraman
Rembulan seakan malu tuk menatap malam

Butiran kerikil serasa menghamburi paru-paru
Menyesakkan…
Aku tenggelam dalam harapan
Terjebak dalam rindu tanpa sasaran
Terperangkap kungkungan angan dan impian

Rabbiy…
Pada-Mu segalanya kukembalikan
Pada-Mu seutuhnya kupasrahkan
Kubalut lara dalam kenangan
Kubungkus harapan untuk kumohonkan
Berharap Engkau mewujudkan
Agar inginku bertemu dengan kehendak-Mu dalam bilik Kekuasaan

Long City, 2 Maret 2021

 

Biodata Penulis:

Fitria Sartika, M.Pd. yang akrab disapa Fitria/Fit ini merupakan salah satu pengurus FLP Sumbar bagian divisi karya. Perempuan kelahiran 1993 ini juga founder Forum Literasi Mahasiswa Pascasarjana (FLMP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Artikel-artikelnya telah terbit di beberapa jurnal nasional dan internasional, dapat diakses di akun GS Fitria Sartika. Penulis dapat dihubungi melalui surel fitriasartika22@gmail.com, IG: fitriasartika24oke, Fb: Fitria Sartika Panai, dan WA: 0853 5537 7868

 


Sisi Religius Puisi



Oleh: Ragdi F. Daye
(buku terbaru yang memuat puisinya Sebuah Usaha Memeluk Kedamaian, 2021)

 

Memeluk tarian hujan yang berjatuhan
Memandang rintik menyirami segenap kerisauan

Karya sastra bercorak religius banyak terdapat dalam khazanah sastra Indonesia, misalnya dalam puisi-puisi Abdul Hadi WM, Mustafa Bisri, Emha Ainun  Nadjib, D. Zawawi Imron, dan Taufiq Ismail. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana (dalam Kiftiawati, 2020), sastra religius adalah sastra bertendens, yaitu karangan yang penuh susila, memperhubungkan antara sosial, kemanusiaan, dan nasihat-nasihat tentang moral dan ketuhanan. Sementara itu, Goenawan Mohammad merumuskan sastra religius sebagai genre sastra yang bermaksud memberikan jawaban dengan berbasiskan nilai-nilai yang bersifat tradisional keagamaan. Wujud religiusitas dalam kehidupan manusia tidak hanya ketika seseorang melakukan ibadah saja tetapi juga ketika melakukan aktivitas kehidupan lainnya.

Pada edisi kali ini, Kreatika memuat empat buah puisi karya Fitria Sartika. Keempat puisi tersebut berjudul “Semu”, “Rasa, Senja, dan Hujan”, “Cinta untuk Tuhan”, dan “Bait Harapan.” Puisi-puisi Fitria sangat dekat dengan defini sastra religius di atas. Pada puisi pertama misalnya, “Semu”, Fitria menulis ‘Lika-liku kenyataan telah mewarnai penuh kelakar/ Fana, aku menempatinya kadang tanpa sadar/ Aku hendak ke mana setelah sumbu bumi berhenti berputar/ Saat paruku tak lagi mampu bergetar.’ Bait ini berisi perenungan tentang bagaimana nasib seseorang setelah kematiannya. Hal ini menyangkut kesementaraan kehidupan dunia. Setelah meninggalkan dunia, umat manusia akan memasuki alam akhirat dan akan menerima dua kemungkinan, masuk ke dalam surga atau neraka. Klausa ‘sumbu berhenti berputar’ mengacu pada Hari Kiamat sedangkan ‘paruku tak lagi mampu bergetar’ bermakna kematian seorang manusia.

Selain tentang kematian dan alam akhirat yang menyangkut misteri waktu, Fitria juga menulis tentang fenomena alam: ‘Seiring jatuhnya bulir-bulir rindu di awal malam/ Aku meminta kerahmatan penuh harapan/ Berharap tangisan langit malam ini kan menyejukkan/ Membebaskan sukma dari belenggu kekufuran/ Menggenangi jiwa dengan cinta-Nya penuh kesyukuran.// Memeluk tarian hujan yang berjatuhan/ Memandang rintik menyirami segenap kerisauan…’ Manusia beriman dituntun untuk selalu memandang gejala alam sebagai tanda-tanda kekuasaan Sang Pencipta. Apa yang terjadi di bumi tidak lepas dari pengawasannya. Manusia disuruh untuk menggunakan akal pikiran agar dapat berprasangka baik kepada Tuhan.

Di dalam Alquran terdapat sejumlah ayat yang berisi tentang keutamaan sikap seorang manusia beriman dalam mencermati fenomena alam. “Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin. Dan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang (di bumi) terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) untuk kaum yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering); dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berakal.” (Q.S al-Jatsiyah/ 45: 3-5).

Perenungan yang bersumber dari kesadaran religius juga terlihat dalam puisi “Bait Harapan” ini. Fitria menulis ‘Butiran kerikil serasa menghamburi paru-paru/ Menyesakkan…/ Aku tenggelam dalam harapan/ Terjebak dalam rindu tanpa sasaran/ Terperangkap kungkungan angan dan impian.’ Salah satu penyakit hati manusia adalah panjang angan-angan. Harapan memang dapat menjadi energi agar kita lebih bersemangat mengejar kehidupan di dunia. Namun, apabila terlalu sibuk berangan-angan, hal itu justru dapat merusak kehidupan, seperti butir kerikil dalam paru-paru.

Sebagai ekspresi kehidupan rohaniah, puisi religius dapat ditulis oleh siapa saja untuk dinikmati sendiri ataupun dibaca orang lain sebagai refleksi batin. Membaca karya sastra berhubungan dengan sisi ruhaniyah manusia. Di dalam khazanah sastra Indonesia, kita dapat temukan dalam puisi karya dua orang sastrawan legendaris tanah air berikut.

Berjalan di Belakang Jenazah
Karya Sapardi Djoko Damono

berjalan di belakang jenazah angin pun reda
jam mengerdip
tak terduga betapa lekas
siang menepi, melapangkan jalan dunia

 di samping: pohon demi pohon menundukkan kepala
di atas: matahari kita, matahari itu juga
jam mengambang di antaranya
tak terduga begitu kosong waktu menghirupnya

 1967

Sebelum Sapardi, Chairil Anwar juga telah menulis sebuah puisi yang menggetarkan kalbu seorang hamba:


DOA
kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

 aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku
aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943

 

Catatan:

Kolom ini diasuh oleh FLP Sumatera Barat bekerja sama dengan Scientia.id. Kolom ini disediakan untuk penulis pemula agar semakin mencintai dunia sastra (cerpen dan puisi). Adapun kritik dalam kolom ini tidak mutlak merepresentasikan semua pembaca. Kirimkan cerpen atau puisimu ke karyaflpsumbar@gmail.com.

Tags: #Ragdi F. DayeFitria
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Zukri Saad: Dinamis dan Sarat Gagasan

Berita Sesudah

Transformasi Ruang Kehadiran Puisi

Berita Terkait

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 08/6/25 | 16:36 WIB

  Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara Alienasi Hidup Kita hanya seorang pelancong Yang mengembara segala tempat Lalu tinggal – termenung Di...

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 01/6/25 | 06:46 WIB

Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra Gambar Diri Ini gambar diri. Aku yang berjalan tak selalu lurus, kadang tersandung bayangan sendiri, cerobohku...

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Cerpen “Seberkas Titik yang Masih Tertinggal” Karya Arifah Prima Satrianingrum dan Ulasannya oleh Azwar

Minggu, 25/5/25 | 09:15 WIB

Seberkas Titik yang Masih Tertinggal Cerpen Oleh: Arifah Prima Satrianingrum   Siang itu, matahari dengan terik mengambang di Padang. Ruas-ruas...

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Puisi-puisi Karya Farha Nabila dan Ulasannya Oleh Dara Layl

Minggu, 11/5/25 | 07:10 WIB

Puisi-puisi Farha Nabila   Kanak-Kanak dalam Diri Tatkala kutemukan diriku dalam relung kesepian Yang disana takkan kutemukan dengungan sumpah serapah...

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Cerpen “Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat” karya Balqin Adzra dan Ulasannya oleh M. Adioska

Minggu, 04/5/25 | 08:40 WIB

Sejauh Apapun, Kau Akan Selalu Hebat Karya: Balqin Adzra   “Silahkan mampir! Kami mempunyai mochi varian baru!” teriak sang penjual...

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

Minggu, 27/4/25 | 16:31 WIB

Puisi-puisi Feiruzy Azzahra   Merindu Nagari Nan Jauh Tiap langkah yang menapak Meninggalkan rindu yang menjejak Risau nan gulandah memenuhi...

Berita Sesudah
Eksistensi Magis pada Dunia Realis dalam Novel Natisha Persembahan Terakhir

Transformasi Ruang Kehadiran Puisi

Discussion about this post

POPULER

  • Ketua Dewan Pengarah (SC) Muda Golkar Sumbar ke-XI, Hafrizal Okta Ade Putra (kiri) didampingi Sekretaris SC, Andi Mastian di Kantor Golkar Sumbar. [foto : sci/yrp]

    Musda Golkar Sumbar Digelar Besok, Ketua Umum Bahlil Lahadalia dan Sejumlah Tokoh Nasional Hadir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Khairunnas Calon Tunggal, Musda Golkar Sumbar Dipastikan Berlangsung Aklamasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yonnarlis Sebut PPTI Nurul Yaqin Lahirkan Ulama dan Tokoh Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Safari Ramadan di Payakumbuh, Wagub Sumbar Serahkan Bantuan untuk Masjid Baitul Inabah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024