Kata penghubung merupakan salah satu bagian kecil yang penting dalam dunia tulis-menulis. Keberadaannya tidak bisa diabaikan dan dianggap remeh. Jika keliru menggunakannya, kalimat bisa salah tafsir atau salah maksud. Mari kita lihat apa kata penghubung dan bagaimana tata cara penulisannya dalam kalimat.
Kata penghubung atau kata sambung atau konjungsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:724) didefinisikan sebagai kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Kridalaksana (2008:131) mendefinisikan konjungsi sebagai partikel yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf. Kata penghubung atau konjungsi terbagi dua, yaitu 1) Konjungsi antarkalimat dalam paragraf dan teks atau konjungsi intratekstual, 2) Konjungsi intrakalimat atau konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan antarklausa dan frasa dalam kalimat.
Kridalaksana (2008:131) mendefinisikan konjungsi antarkalimat atau konjungsi intratekstual sebagai konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain atau satu paragraf dengan paragraf lain, contohnya Jadi, Selanjutnya, Namun, Namun demikian, Apalagi, Oleh sebab itu, Sehubungan dengan itu, Dengan demikian, Akan tetapi, dan lain-lain, sedangkan konjungsi intrakalimat atau konjungsi dalam kalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa dalam kalimat, contohnya sedangkan, tetapi, melainkan, agar, dan, sehingga, maka, supaya, ketika, saat, jika, dalam, karena, dan lain-lain.
Kata kunci untuk membedakan kata hubung antarkalimat dan intrakalimat adalah kata antar dan intra. Kata antar untuk menandakan luar kalimat dan intra untuk menandakan dalam kalimat. Lalu, bagaimana menuliskan kedua kata penghubung tersebut dalam kalimat?
Pertama, kata penghubung antarkalimat. Kata penghubung ini ditulis pada bagian awal kalimat dan diawali dengan huruf kapital serta diberi tanda koma sebelum klausa atau sebelum bagian kalimat di belakangnya.
Contoh 1:
Para penyair menulis banyak puisi. Puisi-puisi tersebut menyentuh dan menggugah hati. Namun demikian, penghargaan yang mereka terima terkait dengan karya-karya mereka masih kurang. Sehubungan dengan itu, pemerintah memberikan penghargaan dengan menggelar berbagai acara seni untuk mewadahi kreativitas para penyair.
Contoh 2:
Ia seharusnya tidak melakukan korupsi. Apalagi, ia seorang kepala daerah yang memahami peraturan perundang-undangan. Oleh sebab itu, perbuatannya tidak dapat diterima dan patut diganjar dengan hukuman berat.
Kata penghubung Namun demikian, Sehubungan dengan itu, Apalagi, dan Oleh sebab itu, pada contoh 1 dan 2 di atas merupakan kata penghubung antarkalimat dalam paragraf.
Selanjutnya, kata penghubung intrakalimat. Kata penghubung ini ditulis dengan tiga cara, yaitu: 1) Tidak menggunakan tanda koma di depan atau di belakang jika kata penghubung tersebut digunakan untuk menghubungkan dua klausa dalam kalimat majemuk, 2) Menggunakan tanda koma jika digunakan sebagai pemisah keterangan anak kalimat yang mendahului induk dalam kalimat majemuk bertingkat, 3) Menggunakan tanda koma di depannya jika kata penghubung tersebut digunakan untuk menghubungkan dua klausa dalam kalimat majemuk setara, khususnya untuk setara bertentangan dan setara penegas, contoh kata penghubungnya tetapi, sedangkan, melainkan, dan bahkan.
Contoh tata cara penulisan kata penghubung intrakalimat untuk nomor 1:
- Saya pergi memancing dan adik saya pergi berenang.
- Andi buta warna sehingga tidak dapat membedakan warna-warna yang ada di sekitarnya.
- Semua orang harus menjaga kesehatan agar terhindar dari korona.
- Mereka akan mendapat sanksi dari atasan jika datang terlambat.
- Demonstrasi jadi ricuh ketika massa dibubarkan oleh polisi.
Contoh tata cara penulisan kata penghubung intrakalimat kalimat untuk nomor 2:
- Agar terhindar dari korona, semua orang harus menjaga kesehatan.
- Ketika massa dibubarkan oleh polisi, demonstrasi jadi ricuh.
- Jika datang terlambat, mereka akan mendapat sanksi dari atasan.
- Karena hari sangat panas, bunga-bunga menjadi layu.
- Supaya terlihat indah, ibu menghiasi ruang tamu dengan berbagai macam pajangan.
Namun, ada pengecualian untuk kata penghubung maka dan sehingga. Kedua kata penghubung tersebut tidak bisa digunakan di awal kalimat sebagai penanda keterangan anak kalimat yang mendahului induk dalam kalimat majemuk bertingkat.
Contoh tata cara penulisan kata penghubung intrakalimat kalimat untuk nomor 3:
- Adik saya memiliki postur tubuh yang tinggi, sedangkan saya memiliki postur tubuh yang rendah.
- Lala akan mandi, tetapi sabun mandi habis.
- Dia bukan sakit, melainkan (dia) hanya kelelahan.
- Hujan sangat lebat, bahkan petir juga menyambar-nyambar.
Demikian penjelasan tentang kata penghubung antarkalimat dan intrakalimat serta tata cara penulisan kedua kata penghubung itu dalam dunia tulis-menulis. Semoga bermanfaat dan mencerahkan.
Discussion about this post