Partikel adalah kata yang unsurnya bisa bermakna setelah mengalami proses gramatikal, tetapi tidak mengandung makna leksikal. Salah satu ciri proses gramatikal adalah terdapatnya makna terhadap suatu kata setelah kata itu disandingkan dengan kata lainnya, seperti imbuhan, partikel, dan sebagainya.
Ada banyak imbuhan di dalam bahasa Indonesia. Salah satunya adalah awalan “ber-“. Awalan “ber-“ belum memiliki makna ketika ia berdiri sendiri. Awalan “ber-“ akan memiliki makna ketika ditambah dengan kata lain seperti bertopi yang memiliki makna “memakai topi”, bermobil yang memiliki makna “mempunyai mobil” atau “mengendarai mobil”, berkakak yang memiliki makna “memiliki kakak” atau “memanggil seseorang dengan sebutan kakak”, dan sebagainya. Begitu juga dengan partikel. Oleh sebab itu, partikel tidak memiliki makna leksikal (makna yang bisa ditemukan langsung ketika kata itu bisa berdiri sendiri).
Kata-kata yang memiliki makna leksikal adalah kata dasar seperti makan, bunga, buku, dan sebagainya. Kata-kata itu sudah memiliki makna tanpa harus ditambah dengan kata lainnya, tidak seperti imbuhan “ber-“ yang telah dijelaskan di awal. Begitu pun dengan partikel. Ada beberapa partikel yang sering digunakan oleh pengguna bahasa Indonesia, baik dalam ragam lisan, maupun dalam ragam tulisan, seperti lah, kah, dan pun.
Makna dari partikel-partikel tersebut tidak berbeda ketika dituturkan atau dituliskan. Akan tetapi, dalam ragam tulisan, penggunaan partikel pun sering dituliskan dengan cara yang tidak tepat. Tidak sedikit pengguna bahasa Indonesia yang merasa bingung apakah partikel pun harus ditulis terpisah (ada spasi) dengan kata sebelumnya, misalnya sayapun atau saya pun, kapanpun atau kapan pun, begitu juga dengan konjungsi (kata penghubung) walaupun atau walau pun, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tulisan ini akan memaparkan cara penulisan partikel pun yang tepat, kemudian bisa dibedakan dengan konjungsi yang juga banyak menggunakan pun di akhir kata. Sebelum membahas tentang penulisan partikel pun, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu makna dari partikel tersebut.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), partikel pun bermakna: 1. juga atau demikian juga; 2. meski; biar; kendati: 3. …saja: 4. (…pun …lah) untuk menyatakan aspek bahwa kegiatan mulai terjadi: 5. untuk menguatkan dan menyatakan pokok kalimat. Secara sederhana, partikel pun memiliki 3 makna dalam penggunaanya yang sering dituturkan atau dituliskan.
Pertama, partikel pun memiliki makna “juga”. Makna “juga” ini bisa diamati dalam contoh kalimat Saya pun tidak tahu. Partikel pun pada kalimat tersebut bisa diganti dengan kata juga, menjadi: Saya juga tidak tahu. Contoh kalimat lainnya adalah Cuaca di Kota Padang sangat panas. Cuaca di Kota Medan pun begitu. Partikel pun pada kalimat kedua bisa diganti dengan kata juga, menjadi: Cuaca di Kota Medan juga begitu.
Kedua, partikel pun memiliki makna seperti yang tertulis di dalam KBBI yaitu “untuk menyatakan aspek bahwa kegiatan mulai terjadi”. Kata-kata yang bisa digunakan sebagai penanda bahwa kegiatan mulai terjadi untuk menggantikan partikel pun adalah segera, langsung, dan mulai. Contohnya bisa diamati dalam kalimat Setelah membaca surat itu, dia pun pergi. Partikel pun di dalam kalimat tersebut bisa diganti dengan kata segera, menjadi: Setelah membaca surat itu, dia segera pergi. Makna dari kalimat tersebut, ada kegiatan yang mulai terjadi, yaitu pergi. Di dalam percakapan sehari-hari, partikel pun yang bermakna “segera” ini bisa diganti dengan kata langsung, menjadi: Setelah membaca surat itu, dia langsung pergi. Contoh di dalam kalimat lainnya Ketika mendapatkan berita itu, dia pun menangis. Partikel pun dalam kalimat tersebut bisa diganti dengan kata mulai, menjadi: Ketika mendapatkan berita itu, dia mulai menangis. Partikel pun di dalam kalimat tersebut memiliki makna bahwa peristiwa menangis mulai terjadi.
Ketiga, partikel pun memiliki makna “saja”. Makna “saja” yang ada di dalam partikel pun bukanlah “satu” atau “hanya”, tetapi untuk menyatakan sesuatu yang tidak tentu. Penggunaan partikel pun ini bisa diamati dalam kalimat Anda bisa datang kapan pun. Partikel pun dalam kalimat tersebut bisa diganti dengan kata saja, menjadi: Anda bisa datang kapan saja. Frasa kapan saja memiliki makna “tidak tentu” yang artinya bisa sekarang, besok, lusa, bulan depan, dan sebagainya. Contoh kalimat lainnya adalah Siapa saja boleh menonton film itu. Partikel pun dalam kalimat tersebut bisa diganti dengan kata saja, menjadi: Siapa saja boleh menonton film itu. Makna partikel pun di dalam kalimat tersebut adalah “tidak tentu”, yaitu bisa saya, dia, Anda, mereka, kalian, perempuan, laki-laki, orang tua, remaja, dan sebagainya. Hal ini juga berlaku untuk frasa di mana pun, ke mana pun, berapa pun, dan apa pun. Contoh kalimatnya adalah Saya selalu membaca buku di mana pun; Ke mana pun dia pergi, saya akan menemukannya; Berapa pun harganya, saya tetap tidak akan membeli itu; Saya akan melakukan apa pun untuk membuktikannya. Itulah 3 makna dari partikel pun. Pembahasan selanjutnya, bagaimana cara menuliskan partikel pun?
Sebelum membahas itu, perlu diketahui bahwa pun yang akan digunakan, berfungsi sebagai konjungsi atau sebagai partikel. Pun yang berfungsi sebagai partikel memiliki tiga makna yang telah dituliskan sebelumnya. Jika pun yang digunakan adalah partikel, maka penulisannya harus dipisah dengan kata sebelumnya, seperti untuk makna “juga”: saya pun, dia pun, Kota Medan pun, mereka pun, itu pun, dan sebagainya. Partikel pun untuk makna “segera”, “mulai”, dan “langsung” juga harus ditulis terpisah seperti dia pun menangis, kami pun tertawa, adik pun masuk, dan sebagainya. Partikel pun untuk makna “saja” juga harus ditulis terpisah dengan kata sebelumnya seperti apa pun, kapan pun, di mana pun, ke mana pun, berapa pun, dan sebagainya. Artinya, pun yang berfungsi sebagai partikel harus ditulis terpisah dengan kata sebelumnya. Ini berbeda dengan beberapa konjungsi yang juga memiliki pun di setiap akhir kata.
Penulisan pun yang ada di dalam konjungsi tersebut harus digabung, seperti andaipun, adapun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, dan walaupun. Contohnya dalam beberapa kalimat berikut, Saya akan tetap datang meskipun hari hujan; Ibu akan memberimu hadiah walaupun kamu kalah; Andaipun jumlah peserta yang datang sangat sedikit, seminar ini akan tetap dilaksanakan, dan sebagainya. Pun yang ada di dalam kata-kata tersebut bukanlah partikel karena tidak bermakna “juga”, “segera”, “mulai”, atau “saja (tidak tentu)”. Oleh sebab itu, penulisannya harus digabung. Demikian penjelasan mengenai partikel pun. Semoga mencerahkan.
Discussion about this post