Kamis, 12/6/25 | 18:32 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Makna dan Penulisan Partikel “Pun”

Minggu, 16/8/20 | 00:00 WIB
Reno Wulan Sari
Oleh: Reno Wulan Sari Dosen Jurusan Sastra Indonesia FIB Unand dan Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies

Partikel adalah kata yang unsurnya bisa bermakna setelah mengalami proses gramatikal,  tetapi tidak mengandung makna leksikal. Salah satu ciri proses gramatikal adalah terdapatnya makna terhadap suatu kata setelah kata itu disandingkan dengan kata lainnya, seperti imbuhan, partikel, dan sebagainya.

Ada banyak imbuhan di dalam bahasa Indonesia.  Salah satunya adalah awalan “ber-“. Awalan “ber-“ belum memiliki makna ketika ia berdiri sendiri. Awalan “ber-“ akan memiliki makna ketika ditambah dengan kata lain seperti bertopi yang memiliki makna “memakai topi”, bermobil yang memiliki makna “mempunyai mobil” atau “mengendarai mobil”, berkakak yang memiliki makna “memiliki kakak” atau “memanggil seseorang dengan sebutan kakak”, dan sebagainya. Begitu juga dengan partikel. Oleh sebab itu, partikel tidak memiliki makna leksikal (makna yang bisa ditemukan langsung ketika kata itu bisa berdiri sendiri).

Kata-kata yang memiliki makna leksikal adalah kata dasar seperti makan, bunga, buku, dan sebagainya. Kata-kata itu sudah memiliki makna tanpa harus ditambah dengan kata lainnya, tidak seperti imbuhan “ber-“ yang telah dijelaskan di awal. Begitu pun dengan partikel. Ada beberapa partikel yang sering digunakan oleh pengguna bahasa Indonesia, baik dalam ragam lisan, maupun dalam ragam tulisan, seperti lah, kah, dan pun.

Makna dari partikel-partikel tersebut tidak berbeda ketika dituturkan atau dituliskan. Akan tetapi, dalam ragam tulisan, penggunaan partikel pun sering dituliskan dengan cara yang tidak tepat. Tidak sedikit pengguna bahasa Indonesia yang merasa bingung apakah partikel pun harus ditulis terpisah (ada spasi) dengan kata sebelumnya, misalnya sayapun atau saya pun, kapanpun atau kapan pun, begitu juga dengan konjungsi (kata penghubung) walaupun atau walau pun, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tulisan ini akan memaparkan cara penulisan partikel pun yang tepat, kemudian bisa dibedakan dengan konjungsi yang juga banyak menggunakan pun di akhir kata. Sebelum membahas tentang penulisan partikel pun, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu makna dari partikel tersebut.

BACAJUGA

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB
Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Mengenal Angka Romawi

Minggu, 11/5/25 | 07:47 WIB

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), partikel pun bermakna: 1. juga atau demikian juga; 2. meski; biar; kendati: 3. …saja: 4. (…pun …lah) untuk menyatakan aspek bahwa kegiatan mulai terjadi: 5. untuk menguatkan dan menyatakan pokok kalimat. Secara sederhana, partikel pun memiliki 3 makna dalam penggunaanya yang sering dituturkan atau dituliskan.

Pertama, partikel pun memiliki makna “juga”. Makna “juga” ini bisa diamati dalam contoh kalimat Saya pun tidak tahu. Partikel pun pada kalimat tersebut bisa diganti dengan kata juga, menjadi: Saya juga tidak tahu. Contoh kalimat lainnya adalah Cuaca di Kota Padang sangat panas. Cuaca di Kota Medan pun begitu. Partikel pun pada kalimat kedua bisa diganti dengan kata juga, menjadi: Cuaca di Kota Medan juga begitu.

Kedua, partikel pun memiliki makna seperti yang tertulis di dalam KBBI yaitu “untuk menyatakan aspek bahwa kegiatan mulai terjadi”. Kata-kata yang bisa digunakan sebagai penanda bahwa kegiatan mulai terjadi untuk menggantikan partikel pun adalah segera, langsung, dan mulai. Contohnya bisa diamati dalam kalimat Setelah membaca surat itu, dia pun pergi. Partikel pun di dalam kalimat tersebut bisa diganti dengan kata segera, menjadi: Setelah membaca surat itu, dia segera pergi. Makna dari kalimat tersebut, ada kegiatan yang mulai terjadi, yaitu pergi. Di dalam percakapan sehari-hari, partikel pun yang bermakna “segera” ini bisa diganti dengan kata langsung, menjadi: Setelah membaca surat itu, dia langsung pergi. Contoh di dalam kalimat lainnya Ketika mendapatkan berita itu, dia pun menangis. Partikel pun dalam kalimat tersebut bisa diganti dengan kata mulai, menjadi: Ketika mendapatkan berita itu, dia mulai menangis. Partikel pun di dalam kalimat tersebut memiliki makna bahwa peristiwa menangis mulai terjadi.

Ketiga, partikel pun memiliki makna “saja”. Makna “saja” yang ada di dalam partikel pun bukanlah “satu” atau “hanya”, tetapi untuk menyatakan sesuatu yang tidak tentu. Penggunaan partikel pun ini bisa diamati dalam kalimat Anda bisa datang kapan pun. Partikel pun dalam kalimat tersebut bisa diganti dengan kata saja, menjadi: Anda bisa datang kapan saja. Frasa kapan saja memiliki makna “tidak tentu” yang artinya bisa sekarang, besok, lusa, bulan depan, dan sebagainya. Contoh kalimat lainnya adalah Siapa saja boleh menonton film itu. Partikel pun dalam kalimat tersebut bisa diganti dengan kata saja, menjadi: Siapa saja boleh menonton film itu. Makna partikel pun di dalam kalimat tersebut adalah “tidak tentu”, yaitu bisa saya, dia, Anda, mereka, kalian, perempuan, laki-laki, orang tua, remaja, dan sebagainya. Hal ini juga berlaku untuk frasa di mana pun, ke mana pun, berapa pun, dan apa pun. Contoh kalimatnya adalah Saya selalu membaca buku di mana pun; Ke mana pun dia pergi, saya akan menemukannya; Berapa pun harganya, saya tetap tidak akan membeli itu; Saya akan melakukan apa pun untuk membuktikannya. Itulah 3 makna dari partikel pun. Pembahasan selanjutnya, bagaimana cara menuliskan partikel pun?

Sebelum membahas itu, perlu diketahui bahwa pun yang akan digunakan, berfungsi sebagai konjungsi atau sebagai partikel. Pun yang berfungsi sebagai partikel memiliki tiga makna yang telah dituliskan sebelumnya. Jika pun yang digunakan adalah partikel, maka penulisannya harus dipisah dengan kata sebelumnya, seperti  untuk makna “juga”: saya pun, dia pun, Kota Medan pun, mereka pun, itu pun, dan sebagainya. Partikel pun untuk makna “segera”, “mulai”, dan “langsung” juga harus ditulis terpisah seperti dia pun menangis, kami pun tertawa, adik pun masuk, dan sebagainya. Partikel pun untuk makna “saja” juga harus ditulis terpisah dengan kata sebelumnya seperti apa pun, kapan pun, di mana pun, ke mana pun, berapa pun, dan sebagainya. Artinya, pun yang berfungsi sebagai partikel harus ditulis terpisah dengan kata sebelumnya. Ini berbeda dengan beberapa konjungsi yang juga memiliki pun di setiap akhir kata.

Penulisan pun yang ada di dalam konjungsi tersebut harus digabung, seperti andaipun, adapun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, dan walaupun. Contohnya dalam beberapa kalimat berikut, Saya akan tetap datang meskipun hari hujan; Ibu akan memberimu hadiah walaupun kamu kalah; Andaipun jumlah peserta yang datang sangat sedikit, seminar ini akan tetap dilaksanakan, dan sebagainya. Pun yang ada di dalam kata-kata tersebut bukanlah partikel karena tidak bermakna “juga”, “segera”, “mulai”, atau “saja (tidak tentu)”. Oleh sebab itu, penulisannya harus digabung. Demikian penjelasan mengenai partikel pun. Semoga mencerahkan.

 

Tags: #Reno Wulan Sari
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Bahasa Indonesia dalam Perda

Berita Sesudah

Fungsi Tanda Koma (,) pada Judul Buku Ayah, Anjing

Berita Terkait

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Dialek-dialek Bahasa Minangkabau yang (akan) Mulai Hilang

Minggu, 08/6/25 | 07:19 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Selasa lalu (3 Mei 2025) mahasiswa Sastra Indonesia...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Edisi Klinik Bahasa Scientia kali ini akan...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kali ini kita akan membahas tentang bahasa hukum,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Indonesia dalam Korpus Histori Bahasa Inggris

Minggu, 18/5/25 | 10:49 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Setelah menelusuri kosakata bahasa Indonesia dari berbagai kamus-kamus...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Mengenal Angka Romawi

Minggu, 11/5/25 | 07:47 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies) Angka romawi menjadi salah satu angka yang digunakan...

Memaknai Kembali Arti THR

AI dan Kecerdasan Bahasa Indonesia

Minggu, 04/5/25 | 13:26 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Pengaruh AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan tidak...

Berita Sesudah

Fungsi Tanda Koma (,) pada Judul Buku Ayah, Anjing

Discussion about this post

POPULER

  • Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

    Puisi-puisi Rifqi Septian Dewantara dan Ulasannya oleh Azwar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galanggang Arang, Perhelatan Warisan Dunia WTBOS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polda Sumbar Gelar Lomba Karya Tulis Peringati HUT Bhayangkara ke-79, Hadiah Puluhan Juta Rupiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Nagari Sikabau Keluhkan Ganti Rugi Lahan Plasma Terdampak Jaringan Listrik PT AWB

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan di Nagari Sopan Jaya Rusak, Warga Tuntut PT SAK Tanggung Jawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wisata Budaya Matotonan Kecamatan Siberut Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024