Kamis, 16/10/25 | 09:13 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI

Adab-adab Istinja

Jumat, 24/7/20 | 09:01 WIB
Ustadz Fakhry Emil Habib
Ustadz Fakhry Emil Habib

Rubrik Cahaya Qalbu ini Diasuh Oleh:
Ustadz Fakhry Emil Habib, Lc, Dipl. Tuangku Rajo Basa

Alumni:
S1 Universitas Al-Azhar Fakultas Syariah Islam dan Hukum (2011-2015).
Pasca Sarjana Universitas Al-Azhar Fakultas Dirasat Ulya Jurusan Usul Fikih (2016-2017).
Peneliti Magister Universitas Al-Azhar jurusan Usul Fikih (2018-Sekarang).

Bahasan Sebelumnya: Aturan-aturan Beristinja

Ada banyak adab-adab beristinja. Tulisan ini hanya merangkum yang terpenting saja, di antaranya :

BACAJUGA

Ustadz Fakhry Emil Habib

Aturan-Aturan Beristinja

Jumat, 17/7/20 | 07:37 WIB
Ustadz Fakhry Emil Habib

Aturan Penggunaan Wadah dalam Bertaharah

Jumat, 10/7/20 | 17:44 WIB

Disunahkan bagi orang yang hendak masuk jamban untuk tidak membawa apapun yang mengandung zikir kepada Allah ( seperti Quran, buku, lembaran maupun koin yang ada zikirnya, sebagai bentuk pemuliaan dan mencontoh Rasulullah ﷺ di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas ( bahwa Nabi ﷺ jika hendak masuk ke dalam tandas, beliau melepaskan cincin beliau. Pada cincin tersebut terdapat tulisan (محمد رسول الله).

Disunahkan pula untuk mendahulukan kaki kiri saat masuk jamban, dan mendahulukan kaki kanan saat keluar, bertolak belakang dengan adab masuk dan keluar masjid. Kaidah umumnya, segala yang bermakna penghormatan dimulai dengan yang kanan, dan sebaliknya dimulai dengan yang kiri, karena yang kiri biasanya untuk sesuatu yang dianggap kotor.

Membaca doa sebelum masuk jamban, yaitu :
بسم الله ، اللهم إني أعوذ بك من الخبث والخبائث
Artinya : “Dengan nama Allah, Ya Allah aku berlindung denganmu dari setan jantan dan setan betina.”
Berdasarkan riwayat Anas, Rasulullah jika masuk jamban membaca doa ini.
Disunahkan pula membaca doa saat keluar jamban, yaitu :

غفرانك ، الحمد لله الذي أذهب عني الأذى وعافاني

Artinya : “Aku harap ampunanmu ya Allah! Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dariku dan menyehatkanku.”

Ini dilandaskan pada riwayat Abu Dzar ( bahwa Nabi ﷺ jika beliau keluar, beliau membaca (الحمد لله الذي أذهب عني الأذى وعافاني)
Aisyah juga meriwayatkan sebuah hadis, bahwa Rasulullah tidaklah keluar dari jamban, kecuali beliau membaca (غفرانك).

Haram hukumnya menghadap maupun membelakangi kiblat saat buang air, jika dilakukan di tempat terbuka tanpa (sejenis dinding) sebagai tabir auratnya. Hal ini juga haram dilakukan walaupun di dalam ruangan besar yang tidak dikhususkan untuk buang air, jika tidak ada dinding tabir.

Jika keduanya dilakukan di ruangan yang memang khusus untuk buang air, maka hukumnya mubah. Ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :

إذا ذهب أحدكم إلى الغائط فلا يستقبل القبلة ولا يستدبرها بغائط ولا بول

Artinya : “Apabila salah seorang kamu menuju tandas, janganlah ia menghadap ataupun membelakangi kiblat saat buang air besar ataupun buang air kecil.”

Hadis ini berlaku jika buang air di tempat terbuka. Selain itu boleh, berdasarkan riwayat Aisyah bahwa orang-orang pada saat itu banyak yang tidak suka menghadapkan kemaluannya ke arah kiblat (maksudnya di dalam rumah). Maka Rasulullah ﷺ bersabda :

أوقد فعلوها؟ حولوا بمقعدتي إلى القبلة

Artinya : “Benarkah mereka melakukan hal tersebut? Putarkan tempat dudukku ke arah kiblat!”

Tidak makruh menghadap kiblat ataupun membelakanginya saat istinja, berhubungan badan ataupun buang angin, karena larangan yang ada hanya terkait buang air kecil dan besar. Akan tetapi kawajiban menutupi diri tetap berlaku saat beristinja dan buang hajat.

Ada pendapat lemah yang mengatakan kemakruhan menghadap matahari, bulan, Baitul Maqdis dan Madinah saat buang air kecil dan besar, namun tidak makruh membelakanginya. Akan tetapi Imam Nawawi Rh menyatakan di dalam kitab “at-Tahqiq”, “Pendapat ini tidak ada argumennya. Sehingga pendapat yang menjadi pilihan adalah hukumnya mubah.”

Makruh hukumnya buang air kecil berdiri tanpa uzur, karena hal ini bisa membuat percikan air kencing mengenainya. Namun jika ada uzur, maka hukumnya tidak makruh berdasarkan hadis (riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim) bahwa Nabi ﷺ pergi ke tampat buang air suatu kaum lalu beliau buang air kecil berdiri.

Catatan kaki:

1. HR Abu Dawud (I/5), Tirmizi (V/426), Ibnu Majah (I/110). Disahihkan oleh Imam Tirmizi dengan pernyataannya : “Hadis ini hasan sahih gharîb.

2. HR. Bukhari (V/2204 no 5534), Muslim (XIV/68 no 2092), Tirmizi (V/424) dengan lafaz (أن نقش خاتمه ﷺ كان محمد رسول الله).

3. HR. Bukhari (I/66 no 142), Muslim (IV/70 no 375).

4. HR. Ibnu Majah (I/110) dari Anas, hadisnya daif. Dan dalam hal ini Imam Tirmizi menyatakan hadis yang ada hanya yang diriwayatkan oleh Aisyah (hadis setelah ini).

5. Abu Daud (I/7), Tirmizi (I/48), Ibnu Majah (I/110).

 

Tags: Cahaya QalbuUstadz Fakhry Emil Habib
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

La Sorbonne! au Pakistan –

Berita Sesudah

Menuju Padang Pariaman Sejahtera

Berita Terkait

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Lagu yang Tak Selesai-selesai

Minggu, 12/10/25 | 19:23 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Entah mengapa, hari itu saya hanya ingin mendengarkan satu lagu. Satu lagu saja! Padahal...

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Jejak Peranakan Tionghoa dalam Sastra Indonesia

Minggu, 12/10/25 | 12:34 WIB

Oleh: Hasbi Witir (Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas) Banyak dari kita mungkin beranggapan bahwa sejarah sastra Indonesia modern dimulai...

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Makna Dibalik Puisi “Harapan” Karya Sapardi Tinjauan Semiotika

Minggu, 12/10/25 | 11:30 WIB

Oleh: Muhammad Zakwan Rizaldi (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan Anggota UKMF Labor Penulisan Kreatif)          ...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Kata Penghubung Sebab Akibat

Minggu, 12/10/25 | 10:25 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies Korea Selatan) Setiap bahasa memiliki kata penghubung (dalam...

Puisi-puisi Zahrah Ziqro

Puisi-puisi Zahrah Ziqro

Senin, 06/10/25 | 00:11 WIB

Sayap Oleh: Zahrah Ziqro Dari balik jendela kutatap awan biru terbentang Indah sekali seakan-akan memanggilku ke atas sana Kapan sayapku...

Puisi-puisi Ronaldi Noor dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Puisi Luka Gaza dalam “Gaza Tak Pernah Sunyi” Karya Hardi

Minggu, 05/10/25 | 23:48 WIB

Oleh: Ragdy F. Daye (Penulis dan  Sastrawan Sumatera Barat)   Kota ini bukan kota lagi. Ia museum luka yang terus...

Berita Sesudah
Menuju Padang Pariaman Sejahtera

Menuju Padang Pariaman Sejahtera

Discussion about this post

POPULER

  • Walikota Padang Fadly Amran bersama Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara saat meninjau rehabilitasi saluran drainase dipadang pasir, Rabu (8/10). (Foto: Ist)

    Walikota Apresiasi Anggota DPRD Kota Padang Iswanto Kwara Dalam Rehabilitasi Saluran Drainase di Padang Pasir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Walikota Padang Persiapkan Tenaga Kesehatan Untuk Ke Jerman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemenlu RI Dukung Kota Padang Kerjasama Dengan Hildesheim Jerman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Tawarkan Potensi Investasi kepada Delegasi Bisnis India di Medan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyicil dari Hasil Arisan, Ketuk Pintu Baitullah hingga Lahirkan Warisan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024