Jumat, 17/10/25 | 06:00 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI CERPEN

Azka Sofa

Sabtu, 30/5/20 | 22:52 WIB

“Jika aku ingin menyesal, aku ingin menyesal menikahi suamiku. Pasti aku berdosa mengatakan ini karena itu aku perlu menikmati hidup dengan jalan-jalan. Anakku sudah dua. Aku tidak mungkin berpisah dengan suami. Demi anak-anak, aku akan bertahan dan mencari kebahagiaanku sendiri meskipun prinsip hidupku dan suamiku beda. Kami selalu bertengkar hebat soal itu.”

“Kenapa kau tak pernah cerita?” Sofa kaget mendengar pengakuan Nora.

“Kau juga tak pernah tanya kan?!” Nora membalas Sofa. Sofa terdiam

“Iya benar. Kita sering lupa dengan kehidupan kita masing-masing sekarang.” Lanjut Sofa. Jadi, apa sesungguhnya pernikahan yang akan ia jalani? Sanggupkah ia mengarunginya dengan tetap berbahagia jika ia menemukan segalanya tak sesuai dengan harapan, seperti kehidupan Nora.

BACAJUGA

Anggota Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama saat memberikan sambutan dalam kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi di Kayu Tanam. Kamis, (16/10) [foto : sci/yrp]

Cantik Sesaat, Derita Berkepanjangan: Ade Rezki Ingatkan Bahaya Produk Instan

Jumat, 17/10/25 | 00:37 WIB
Seminar Latihan Kesiapsiagaan yang dibuka secara resmi oleh, Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir, di Palanta Rumah Dinas Wali Kota Padang, Kamis (16/10).

Siaga Potensi Tsunami Pemko Padang Lakukan Drill Tsunami

Kamis, 16/10/25 | 20:17 WIB

Tiba-tiba, pesan Azka kembali masuk.

“Kau masih bersedia menungguku? Aku akan terluka melepasmu. Melepas perjodohan kita.”

“Mumikan saja lukamu. Kita akan baik-baik saja tanpa satu sama lain bukan?” Balas Sofa.

“Tidak akan. Akan ku-Merapi–kan dan ku-Singgalang-kan saja kau di hatiku agar makin tinggi menjulang.”

“Terserah kamu. Kuharap kau tak menyesali apa pun jika kita harus saling melepaskan.”

“Kenapa kita harus saling melepaskan? Aku ingin mengenggammu dan berjalan bersamamu.“

“Aku tidak punya banyak waktu untuk menunggu.”

“Jika itu pilihanmu, bolehkah aku tetap merindukanmu?”

“Titip saja rindumu pada langit kelabu tempat orang-orang menyimpan sendu. Dengan begitu, aku tak akan tahu. Pastikan kau tidak jatuh cinta untuk kedua kalinya padaku. Saat kau datang kembali, semuanya tak akan sama lagi. Aku tidak membuka hati dua kali untuk orang yang sama.”

“Aku akan mengingatnya. Jika aku kembali dan kau masih sendiri, aku menanam kebun mawar di hatimu.”

“Tidak. Mungkin kau hanya akan mendapati selongsong hatiku yang kosong.”

“Kau terdengar kejam. Jangan menghapusku terlalu keras. Itu akan menyakitimu.” Balas Azka dengan emoticon senyum. Senyum itu menandakan Azka baik-baik saja. Ia tak akan kalah. Itu sekian percakapan Sofa dan Azka pada suatu siang di musim dingin. Sofa merapatkan syal dan kupluk pink yang bertengger manis di kepalanya. Temperatur musim dingin yang random makin membuat hatinya beku menerima pesan-pesan dari Azka.

Jika Azka kembali, barangkali ia hanya akan menemukan perdu dan semak belukar yang tak bernama. Karena sejak hari itu, Sofa tak ingin lagi menjatuhkan air mata untuk Azka. Serupa kelahirannya yang disambut tawa bahagia maka ia pun harus memilih menjalani hidup dengan bahagia. Ia tak butuh drama untuk berbalik arah dan berlari menemui Azka. Mereka tidak harus saling berpegangan tangan menuju arah yang sama. Sofa berterima kasih atas hadir Azka karena menginspirasi ceritanya, diskusi-diskusinya, dan riset-risetnya.  Entah berapa banyak terminal, stasiun, dan bandara yang mesti ia lewati sampai ia harus berhenti dan menambatkan hati. Tak ada pula yang perlu ia benci dan ia kunci. Hatinya hanya tersesat di hati Azka.

“Bagiku mengenalmu adalah pelajaran mengenal sisi paling rahasia dari diri dan hati perempuan. Kau akan melengkapi cerita hidupku. Saat ini, aku hanya perlu sedikit bersedih karena kita sulit saling menemukan. Kita tak harus saling menghapus di media sosial dan di dalam hati masing-masing kan?” Pesan Azka.

“Aku akan mempertimbangkannya.” Balas Sofa.

Saat aku tak menemukanmu di mana pun
Aku akan menjadikanmu hadirmu sebagai pelajaran
Yang akan kutekuni sepanjang hidupku

—Sofa—

Saat aku ingin menemukanmu kembali
Aku akan membangunkan kebun mawar
yang akan merimbuni hatimu

                  –Azka–

 

Padang, 30 Mei 20

 

Catatan:

halmeoni  : nenek

Ne. Arraseo  : Ya. Mengerti/baiklah

Indonesia saramimnida: Orang Indonesia

Halaman 2 dari 2
Prev12
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Pemetaan Bahasan Ilmu Fikih

Berita Sesudah

Data Covid-19 pada Anak dan Dokter Anak

Berita Terkait

Cerpen Lelaki Tampan yang Membawaku Pergi

Cerpen Lelaki Tampan yang Membawaku Pergi

Minggu, 20/10/24 | 16:56 WIB

Cerpen: Armini Arbain Senja turun dengan cepat dan azan magrib pun berkumandang dengan merdunya. Seperti biasa aku bergegas mengambil Alquran,...

Luka Hati

Luka Hati

Minggu, 28/7/24 | 09:37 WIB

Oleh: Armini Arbain*   Baru saja aku duduk melepas lelah setelah memberi penyegar pada wajah seorang ibu yang facial, Hp-ku...

Setetes  Air dalam Bensin

Setetes Air dalam Bensin

Minggu, 30/6/24 | 09:10 WIB

Cerpen: Armini Arbain   Pesawat Garuda Boeing 800 lepas landas. Tepat pukul lima sore, pesawat yang membawa calon jemaah haji...

Diriku dan Keterlambatan

Minggu, 16/4/23 | 12:12 WIB

Cerpen: Ibnu Naufal   Aku tak mengerti terkadang dengan diriku sendiri. Diri yang begitu unik dan istimewa, menuntut untuk diperlakukan istimewa oleh...

Jus Buah

Jus Buah

Minggu, 19/3/23 | 10:21 WIB

Cerpen: Reno Wulan Sari   “Satu Vanilla Latte hangat.” Barista itu menatap Kalis dengan kepala yang sedikit dimiringkan, seolah ingin meyakinkan,...

Setelah Hari Kematian Kenya

Setelah Hari Kematian Kenya

Minggu, 22/1/23 | 08:26 WIB

Cerpen: Reno Wulan Sari Setelah hari kematian Kenya, tepatnya setelah 10 hari sejak pemakamannya, semua berkumpul di rumah yang mungil itu,...

Berita Sesudah
Data Covid-19 pada  Anak dan Dokter Anak

Data Covid-19 pada Anak dan Dokter Anak

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seminar Ekonomi UNP Dorong Mahasiswa Jadi Penggerak Ekonomi Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Job Fair 2025 UNP Hadirkan Puluhan Perusahaan Ternama, Buka Peluang Karier bagi Lulusan Muda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Se Indonesia, seIndonesia, atau se-Indonesia?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Solok Hentikan Sementara Kegiatan Wisata Glamping Lakeside Alahan Panjang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024