Oleh:
SYAFLINDA, M.Ag
Penyuluh Agama Fungsional
KUA Lareh Sago Halaban.
Dalam menghadapi pandemi corona yang mewabah saat ini, hampir semua kita berdo’a agar musibah ini cepat berlalu. Karena begitu besar dampaknya terhadap tatanan kehidupan manusia, tidak hanya dalam kehidupan bermasyarakat, tapi juga dalam kehidupan beragama.
Banyak yang terpaksa berhenti bekerja, belajar, bershilaturrahim bahkan ke masjid dan ke rumah ibadah. Ekonomi masyarakat semakin terjepit karena keadaan yang mengharuskan mereka untuk tetap di rumah saja (stay at home) dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona yang sangat cepat dan masif.
Sementara kebutuhan harian anggota keluarga tetap harus dipenuhi.Tentulah kondisi ini tidak menyenangkan banyak pihak yang terdampak virus ini.
Namun bila kita renungkan sejenak, tak ada satu pun di dunia ini yang sia-sia, semuanya terjadi atas kehendak dan izin Allah SWT. termasuk corona yang menyebar di berbagai belahan dunia. Pasti ada tujuan dan hikmahnya.
Kendatipun dalam pandangan manusia wabah ini adalah musibah yang membebani dan menyulitkan. Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216).
Dari Shuhaib bin Sinan, Radhiallahu Anhu, dia berkata, Rasulallah Shalallahu alaihi wassalam bersabda:
عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”.
Berdasarkan ayat dan hadis di atas, mukmin yang cerdas akan segera mengambil pelajaran dan mencari hikmah di balik wabah ini. Hati yang bersih tidak akan berkeluh kesah, meratapi keadaan atau berburuk sangka pada Tuhan.
Karena ia sangat memahami bahwa hidupnya hanya ada pada dua keadaan. Jika mendapat nikmat lalu ia bersyukur, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Sebaliknya jika ditimpa musibah lalu ia bersabar, maka ia pun akan mendapatkan kebaikan.
Maka hikmah yang bisa kita petik dari wabah corona ini dapat dilihat dari beberapa aspek, yakni:
Aspek aqidah.
Dengan adanya wabah corona ini menyadarkan manusia akan keagungan dan kebesaran Allah SWT. dan mengakui kelemahannya yang tak mampu lari dari wabah ini.
Virus corona yang tak terlihat secara kasat mata mestinya membuka mata hati manusia tentang eksistensi Allah SWT. Sang Pencipta dan Penguasa Alam Semesta.
Kalau corona dengan ukuran nanometer saja bisa menguncang dunia, apalagi kekuatan Allah SWT. Hal ini tentunya mampu menguatkan aqidah seorang mukmin sehingga semakin taat dan dekat dengan Allah SWT.
Aspek ibadah
Corona tidak saja menguatkan aqidah hamba-hamba beriman, melainkan juga menyadarkan umat Islam betapa sempurnanya agama ini mengatur umatnya untuk beribadah ketika wabah melanda.
Para ulama berjibaku membuka kitab, memahami ayat demi ayat, menelisik hadis-hadis Rasulullah, mengkaji nash-nash syari’at hingga berijtihad mengeluarkan fatwa menuntun umat beribadah.
Barangkali di luar wabah, nash-nash ini telah terkubur dalam pikiran para mujtahid karena belum ada ruang dan waktu untuk mempraktekkannnya. Hingga corona datang, umat tersentak dengan ajaran agama sendiri yang selama ini tidak pernah diketahui.
Kewajiban shalat Jum’at dan berjamaah di masjid gugur bagi kaum laki-laki ketika ada uzur syar’i (alasan yang dibenarkan syariat), Lafaz azhan yang biasanya menyeru umat dengan “hayya ‘alash shalah” diganti dengan “Shallu fii buyuutikum”, boleh menjama’ shalat bagi tenaga medis yang selalu siap siaga dengan pakaian lengkap penanganan pasien corona, boleh membuka mushhaf bagi Imam shalat berjamaah yang tidak hafal al-Qur’an, dan masih banyak yang lainnya yang menunjukkan betapa detailnya Islam mengatur semuanya.
Jika corona tidak pernah ada, mungkin tuntunan ini masih tinggal dalam kitab-kitab klasik yang entah kapan sampai kepada umat. Lewat wabah ini Allah menguji hamba-hambanya, mana yang betul-betul istiqamah beribadah mana yang justru menyerah kalah walaupun sudah diberi rukhshah (keringanan).
Aspek sosial
corona memberikan peluang besar kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian social terhadap sesama. Tanpa ada komando, tanpa ada instruksi dari pemerintah, sebagian masyarakat langsung turun tangan menggalang dana, berbagi dengan saudara yang terdampak ekonomi lantaran kehilangan pekerjaan.
Orang-orang yang diberi kelapangan rezki menyisihkan hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan. Orang-orang yang terdampakpun mengambil bantuan sesuai kebutuhan, bahkan ada yang mendahulukan tetangganya yang lebih membutuhkan.
Juga ada yang patungan untuk membeli APD (Alat Pelindung Diri) untuk para tenaga medis yang berada di garda terdepan menangani korban virus mematikan ini. Semuanya berlomba terlibat dalam kebaikan, memupuk persaudaraan.
Aspek pembinaan Keluarga Sakinah
Kondisi yang mengaharuskan masyarakat untuk tetap di rumah saja, memberikan berkah tersendiri bagi anggota keluarga. Waktu bersama yang lebih banyak dari biasanya membuat hubungan anggota keluarga lebih dekat dan akrab.
Berkumpul, saling bercerita, makan bersama bahkan beribadah bersama. Ayah yang biasanya sibuk bekerja, kini bisa lebih fokus mendidik anggota keluarganya. Menanamkan niai-nilai luhur dan pembentukan akhlak mulia, mengawasi dan memperbaiki jika ada kesalahan pada anggota keluarganya.
https://scientia.id/2020/05/01/riwayat-singkat-imam-syafii/
Ibu yang biasanya sibuk dengan aktivitas rumah tangga, kini punya kesempatan menata suasana rumah menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi anak-anaknya. Sehingga anak merasa betah selama berada di rumah. Anak-anak pun bisa belajar banyak hal dan bekerja sama membantu orang tua meringankan pekerjaan rumah.
Suasana seperti ini kadang sulit didapatkan di luar pandemic corona.
Jika kita mau mengkaji lebih dalam, maka akan lebih banyak lagi hikmah yang akan kita temukan dibalik wabah corona ini. Benar janji Allah SWT, “Sesungungnya seiring kesulitan itu ada kemudahan”.
Semoga wabah ini cepat berlalu sehingga kita bisa beraktivitas dan beribadah seperti biasa dan semakin dekat dengan Allah SWT. Wallahu a’lam.(*)
Discussion about this post