Oleh:
Arfino Bijuangsa
(Pengurus GEBU Minang DKI Jakarta)
Idulfitri merupakan hari raya utama di Indonesia, momen untuk berkumpul kembali bersama keluarga, apalagi keluarga yang karena suatu alasan, misalnya pekerjaan atau pernikahan, harus berpisah. Mulai jalannya puasa , umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini, yang paling utama adalah mudik atau pulang kampung sehingga pemerintah pun memfasilitasi dengan memperbaiki jalan-jalan yang dilalui.
Hari Raya Idulfitri di Indonesia diperingati sebagai hari libur nasional, namun situasi berbeda dihadapi oleh masyarakat Indonesia dimoment idul fitri kali ini, dimana yang biasanya 2 minggu menjelang hari raya ini masyarakat sudah berbondong-bondong untuk pulang kampung atau yang dikenal dengan harus mudik.
Namun malang tak dapat ditolak, pemerintah harus melarang masyarakat untuk pulang kampung demi tujuan memutus rantai Covid-19.
Keputusan ini mungkin sangat berat bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia namun apakah daya yang kita bisa hanyalah berdoa agar pandemi ini cepat teratasi.
Di moment idul fitri kali ini Kita tidak bisa lagi melihat anak-anak yang berkunjung dari rumah ke rumah atau yang disebut dengan “manambang”, kita tidak bisa lagi budaya saling kunjung-mengunjungi sembari menikmati sajian kue dan ketupat yang disajikan oleh tuan rumah yang sering kita sebut halal bi halal.
Kita tidak bisa lagi mengunjungi tempat-tempat wisata dan menikmati keramaian sembari melihat anak-anak yang menyandang pistol mainan dan saling tembak-tambakan. kita tidak bisa lagi berjumpa dan berkumpul dengan teman-teman dari kecil sembari tertawa bahkan untuk menuntaskan janji dengan si dia pun harus kita tunda, itu semua harus kita lakukan untuk menjaga keselamatan bersama.
Semoga pandemi ini cepat berlalu dan rindu yang terpendam akibat covid-19 bisa tertuntas.(*)
Discussion about this post