Selasa, 17/6/25 | 01:23 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI PUISI

Puisi-puisi Natalia Zebua

Senin, 16/6/25 | 10:46 WIB

Pelarungan

Oleh: Natalia Zebua

Arus laut tampak gemetar melihat kedatanganku
Dalam diam kuberanikan diri untuk melarung melati yang enggan mekar
Terasa dedaunan basah menghampiri memeluk aroma pahit,
Seperti doa yang disembunyikan dalam bisik angin.

Langit bergemuruh
Rintik hujan setipis dendam perlahan membasuh bumi
Tak deras namun tak juga ringan
Cukuplah membasuh segala yang tak ingin disebut

Tak ada nama di bibirku sore itu
Hanya bunga dan arus yang bicara
Menyampaikan apa yang tak pantas disebut kembali

BACAJUGA

No Content Available

Tak ada dendam,
Tapi kututup cerita dengan upacara lengkap
Air mata dari mata yang tak basah
Doa dari lidah yang tak bergerak
Dan pelarungan melati dari melati yang enggan mekar

Jika mereka datang membawa dupa dan kain putih
Biarkan saja.
Sudah usai, kataku.
Yang pernah hidup tak selalu layak dihidupkan lagi.

Tuapejat, 28 Maret 2025

 

Figuran dalam Ruang Salju

Oleh: Natalia Zebua

Lewat tatapan aku bicara
Sayang sekali kata demi kata patah di tepi keramaian
Hei, kau! Pelukis bayang yang tersenyum manis
Hentikan, senyummu mencabik-cabik punggungku yang bisu

Di antara gelak tawa yang ramai diudara
Aku memilih bersembunyi berselimutkan sunyi di dadaku
Semua menjadi panggung sandiwara
Dan aku peran figuran yang lupa ditulis

Tanganmu tak pernah menampar
Namun senyummu menampar lebih keras
Hingga aku terlempar ke lembah yang sepi
Lalu kau bertanya kenapa aku membeku?

Kupeluk dingin yang dulu kutakuti
Kini ia rumah yang tak pernah menilai
Es menjadi selimut dibahuku
Dan diam menjadi bahasa yang paling jujur

Aku belajar pada batu
Tak perlu lunak dan lentur agar tak retak
Sebab hangat dari senyum bisa membekas
Lebih dalam dari bara yang pernah kupeluk

Tak lagi ada pelukan di gerimis malam
Hanya bayangan yang terlalu bisu
Kini tak lagi aku mendamba suara
Sebab gema masa lalu masih bergeming

Jika kau lihat aku tak lagi tersenyum
Itu bukan marah dari amarah
Hanya kenangan yang membatu
Bukan aku tak mampu tuk tersenyum
Aku hanya tahu, tak semua senyum tulus adanya

Pauh, 19 Mei 2025

 

Ratapan

Oleh: Natalia Zebua

Pukul 08.00, jam dinding berdetak serong
Para pemangsa bersetelan abu perlahan menggonggong
Meludah gula ke cangkir yang kosong
Sementara semut-semut yang tengah kelaparan menunduk remuk
Tak lagi bersuara, sebab suara tengah dijajah

Makhluk bersayap angka kini bersemayam di singgasana bermotif perunggu muda
Mereka menatap nelayan yang tak lagi menggunakan perahu dan jala
Kemudian meminta upeti sedang nelayan belum menjala

Langkah kecil yang memanggil pagi, menghampiri pintu yang menyambut pagi
Tak lagi ada salam bagi mereka yang berdiri, kecuali aroma amplop berisikan simerah berseri

Dimeja dadu nasib diadu licin
Seperti biasa yang bersih dicurigai, yang kotor dikasih angin

Ikan-ikan mulai mati
Bukan karena racun yang ditebar
Melainkan tak lagi bisa berenang didalam air
Sang waktu pun turut letih menunggu hujan
Sementara mereka bersulang diatas kenyataan
Dan kami menjahit perut dengan benang pertanyaan

Pauh, 20 Mei 2025

 

Rebah yang Kutakuti

Oleh: Natalia Zebua

Satu persatu benang rebah tanpa isyarat
Disambut helaan yang tak pernah selesai
Benang yang rebah kuhitung dengan napas yang tak tenang

Bayang benang rebah tersisa di jemari
Tak terjawab apakah ini kutukan atau luka
Atau hanya permainan waktu yang biasa
Atau apakah ini awal dari akhir

Pada sang Maha aku berbisik lirih
Mungkinkah engkau sedang menenun ulang
Menghapus kusut, mengganti benalu menjadi sutra

Pada sang Maha kulayangkan gugus lirih tanpa bentuk
Berharap itu bukan rancangan luka yang berkepanjangan
Barangkali engkau sedang mengurai rajutan purba
Menghapus belukar, menukar gurat jadi arus lembut

Jika ini bukan marah-Mu yang jatuh atasku
Tuntun aku dalam sunyi yang utuh
Hingga benang-benang itu kembali tumbuh

Pauh, 27 Mei 2025

 

Orkes Malam di Balik Tirai

Oleh: Natalia Zebua

Ketika genta tak lagi berdentang
Para bidak bermain di luar papan rupanya
Langkahnya tak lagi terikat hukum si raja
Cukup isyarat dari bayang yang memerintah

Ada sayap-sayap yang tumbuh dari saku,
Mengepak tak perlu arah,
Cukup suara dari lorong yang bersulam angka.
Dan saat genderang dipukul dengan emas,
Tarian pun dimulai
Lenggoknya elegan, nadanya
Maju tak gentar membela yang bayar

Di jendela, seorang anak melukis timbangan,
Satu sisi isi, satu sisi nama,
Dia tak tahu, yang berat bukan logam,
Tapi genggaman yang tak terlihat.

Dan malam pun selesai tanpa bintang,
Digantikan lampu sorot milik panitia parade,
Semua tampak terang,
Tapi tak ada yang benar-benar melihat,
Karena mata, seperti pintu, bisa dikunci dari dalam.

Pauh, 01 Juni 2025

 

Biodata Penulis:

Natalia Zebua, perempuan kelahiran Mentawai, pada 23 Desember 2005. Ia merupakan seorang mahasiswi aktif jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan saat ini sedang bergiat di Labor Penulisan Kreatif dan Labor Sastra dan Budaya FIB Universitas Andalas. Instagram: @alyachrisensia23 No. Hp: 0813-6425-5898

Tags: #Natalia Zebua
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puan Maharani Temui Diaspora Indonesia di San Francisco : Di Mana Pun Berada, Kita Tetap Indonesia

Berita Sesudah

Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

Berita Terkait

Puisi-puisi Elfa Edriwati

Puisi-puisi Elfa Edriwati

Minggu, 08/6/25 | 07:41 WIB

Ilustrasi:Meta AI Bersitatap Oleh: Elfa Edriwati Kala malam nan hangatnya menembus tiap ruang Bertemu di lorong-lorong kecil, bersitatap lalu tersenyum...

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Minggu, 01/6/25 | 10:01 WIB

Ilustrasi: Meta AI Malamku Berisik Oleh: Yogi Resya Pratama Mengusik dan berderik Akar-akar akal pun tak luput mancari siasat Merayu...

Puisi-puisi Salwa Ratri Wahyuni

Puisi-puisi Salwa Ratri Wahyuni

Minggu, 25/5/25 | 15:05 WIB

Ilustrasi: Meta AI Senantiasa Aku Tersesat di Matamu Oleh: Salwa Ratri Wahyuni bila siang memang panggung sandiwara maka malam tercipta...

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Puisi-puisi Yogi Resya Pratama

Minggu, 18/5/25 | 08:43 WIB

Ilustrasi: Meta Ai Untuk Cinta Oleh: Yogi Resya Pratama Untuk cinta kukira bersamamu aku bahagia, Tapi ternyata tanpamu aku jauh...

Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

Puisi-puisi Afny Dwi Sahira

Minggu, 11/5/25 | 11:29 WIB

Ilustrasi: Meta AI Mahasiswa Fakultas Timbangan Keadilan Oleh: Afny Dwi Sahira Kau datang pada sebuah pertemuan Tak ada yang mengundangmu...

Puisi-puisi Eliza Nuzul Fitria

Puisi-puisi Eliza Nuzul Fitria

Minggu, 04/5/25 | 07:45 WIB

Ilustrasi: Meta AI Melanjutkan Episode Oleh: Eliza Nuzul Fitria Bukan nyanyian, melainkan tangisan Tanyalah pada mereka yang menanggung beban Setetes,...

Berita Sesudah
Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

POPULER

  • Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

    Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Dharmasraya Diduga Cabuli Puluhan Santriwati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dugaan Korupsi Dana COVID-19, Kantor BPBD Dharmasraya Digeledah Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puan Maharani Temui Diaspora Indonesia di San Francisco : Di Mana Pun Berada, Kita Tetap Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Warga Koto Padang Dharmasraya Swadaya Perbaiki Jembatan Gantung yang Ambruk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Pagi atau Jajan Pagi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024