Siapa sangka mode berpakaian perempuan muslim Indonesia saat ini ternyata dipengaruhi oleh bangsa Prancis? Bros sebagai aksesori, serta manset dan kulot yang menjadi mode berpakaian adalah jawabannya. Bros, manset, dan kulot yang merupakan pakaian dan aksesori yang paling populer ternyata kosakata yang diserap dari bahasa Prancis.
Hari ini tidak ada perempuan Indonesia yang tidak mengenakan bros, khususnya perempuan yang mengenakan hijab. Apa pun gaya berhijab mereka, bros akan menjadi pemanis yang dipakai pada jilbab. Ada yang disematkan di bawah dagu, di dekat telinga, dan juga di sekitar dada. Fungsinya untuk membuat jilbab menjadi simetris dan rapi. Kata bros dalam bahasa Indonesia merupakan kata yang berasal dari bahasa Prancis, yaitu broche (Hayatul Cholsi dalam “Kata Serapan dan Kosakata Bahasa Prancis dalam Ranah Kuliner dan Mode di Indonesia, 2017).
Dalam KBBI Edisi VI, bros merupakan ‘perhiasan yang terbuat dari emas, perak, dan sebagainya, bermata intan (berlian, mutiara, dan sebagainya) yang disematkan pada pakaian (biasanya di bagian dada)’. Oleh karena terbuat dari logam, baik emas maupun perak, ukuran bros cenderung lebih kecil dan harganya juga mahal. Namun, karena kebutuhan masyakarat Indonesia sangat tinggi terhadap bros, sedangkan tingkat ekonomi mereka sangat rendah, bros kini diciptakan dari perunggu, kuningan, atau beberapa materi lainnya yang bernilai murah.
Meskipun berbahan murah, motif bros sangat beragam. Ada yang berbentuk bunga, hewan, serta motif lainnya yang berupa oval, bulat, petak, ketupat, dan cakram. Aneka motif tersebut kadang juga diberi mutiara untuk mempercantik bentuk bros. Bros tersebut dipakai oleh perempuan muslim Indonesia ketika berkebaya, bergamis, dan juga ketika mengenakan pakaian formal, seperti jas dan seragam sekolah. Itulah mengapa disebutkan pada awal tulisan ini bahwa mode berpakaian muslim perempuan Indonesia dipengaruhi oleh bangsa Prancis.
Dalam KBBI, kata bros memang tidak dieksplisitkan berasal dari bahasa Prancis. Hal ini disebabkan oleh kata bros yang tidak terlihat lagi sebagai sebuah kata serapan, baik secara pelafalan maupun secara ortografi. Kata bros memiliki struktur kata yang sama dengan kosakata lain dalam bahasa Indonesia. Bros juga mendukung tradisi berpakaian masyarakat Indonesia sehingga kata bros tidak asing dalam bahasa Indonesia.
Tidak hanya bros, kosakata bahasa Prancis lainnya yang hadir dalam bahasa Indonesia, tetapi sudah menjadi bagian dalam tradisi masyarakat Indonesia adalah bando. Bando merupakan kata yang berasal dari bahasa Prancis, yaitu bandeau. Kata bando tidak secara langsung masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui bahasa Prancis, tetapi masuk melalui bahasa Belanda. Meskipun masuk dari bahasa asing, pelafalan kata bando sudah menyesuaikan sistem pelafalan dalam bahasa Indonesia. Hayatul Cholsi (2017) menyatakan bahwa sistem pelafalan bahasa Indonesia pada kata bando meniru pelafalan dari bentuk asalnya yang tidak menggunakan lafal nasal, tetapi berubah menjadi bunyi konsonan [n], seperti dari kata bandeau menjadi bando.
Jika bros dipakai sebagai pemanis untuk perempuan Indonesia yang berhijab, bando dipakai untuk perempuan Indonesia yang tidak berhijab. Bando yang terbuat dari plastik, kertas, dan bahan lain yang sejenis ini melekat pada kepala dengan bentuk pipih melengkung (setengah lingkaran). Bando dipakai untuk mengatur rambut bagian depan, terutama pada rambut anak perempuan. Artinya, akseori yang dipakai perempuan Indonesia, baik yang berhijab maupun tidak berhijab, dipengaruhi oleh bangsa Prancis. Bros dan bando ini jawabannya. Masyarakat Indonesia sudah menjadikan dua aksesori ini sebagai penanda gender untuk perempuan Indonesia. Laki-laki yang mengenakan bros pada pakaian dan bando di kepala seringkali dianggap tidak wajar. Bagi yang mengenakan, dianggap memiliki sifat keperempuan.
Kehadiran bros dan bando sebagai aksesori perempuan ini juga dipengaruhi oleh bangsa Prancis. Masyarakat Indonesia tidak mengenal kata aksesori. Secara tradisional, masyarakat Indonesia dulu tidak mengenakan pakaian. Setelah datang bangsa asing ke Indonesia, masyarakat Indonesia baru mengenal beraneka jenis pakaian untuk menutup tubuh, serta mengenal aksesori untuk memberi keindahan pada pakaian yang dipakai. Aksesori sebagai penghias dalam berpakaian merupakan kosakata yang diserap dari bahasa Prancis. Oleh karena itu, tampak bahasa Prancis membawa pengaruh yang besar dalam mode berpakaian masyarakat Indonesia.
Sebagai kata yang diserap dari bahasa Prancis, aksesori berasal dari kata accessoire. Konsonan /c/ dari bahasa Prancis dapat menjadi bunyi [s] dalam bahasa Indonesia jika diikuti oleh vokal [e], [i], dan [y] (Dominique Taulelle dalam Hayatul Cholsi, 2017). Oleh karena itu, kata accessoire berubah menjadi aksesori karena fonem /e/ yang mengikuti fonem /c/ pada kata tersebut. Namun sayang, masyarakat Indonesia justru lebih sering melafalkan kata aksesori sebagai aksesoris. Secara kebahasaan, bentuk aksesoris tersebut merupakan bentuk yang salah atau menjadi kata tidak baku dalam bahasa Indonesia.
Selain akseosri, bangsa Prancis juga memberi pengaruh dalam pakaian perempuan muslim Indonesia saat ini. Salah satu jenis pakaian yang sangat memberi pengaruh adalah manset. Hampir semua perempuan muslim Indonesia menyediakan manset dalam lemari pakaian mereka. Setidaknya ada beberapa aktivitas yang membuat mereka merasa wajib mengenakan manset, seperti berolahraga atau berkebaya. Dahulu masyarakat Indonesia tidak mengenakan jilbab. Pengaruh agama Islam yang sangat meluas di Indonesia menyebabkan tradisi berpakaian masyarakat Indonesia berubah.
Jika dulu mereka menggunakan kebaya yang transparan dan menampakkan bagian tubuh, kini mereka harus menutup bagian tubuh tersebut. Untuk kebaya yang didesain sendiri, perempuan Indonesia sudah memberi kain di dalamnya. Namun, untuk kebaya siap jadi, mereka menggunakan manset sebagai alternatif untuk menutup tubuh. Begitu juga dengan pakaian olahraga. Beraneka jenis olahraga yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia saat ini dipengaruhi oleh bangsa asing. Oleh karena itu, pakaian olahraga yang tersedia banyak yang terbuka atau berlengan pendek. Manset kemudian menjadi alternatif bagi masyarakat Indonesia agar dapat menggunakan pakaian olahraga yang tidak memiliki lengan panjang.
Kehadiran manset bagi masyarakat Indonesia ini juga dipengaruhi oleh bangsa Prancis. Manset merupakan kata yang diserap dari bahasa Prancis berupa manchette. Dalam KBBI, manset adalah ‘kaus (lengan panjang, lengan pendek, atau atau tanpa lengan) yang bisa digunakan oleh wanita berhijab saat mengenakan pakaian berbahan transparan, berlengan pendek, atau tak berlengan untuk menutupi aurat’. Dengan demikian, manset bagi perempuan Indonesia sangat dibutuhkan saat ini sebagai bagian dalam berpakaian.
Tidak hanya manset, kewajiban bagi perempuan Indonesia untuk mengenakan pakaian yang menutup aurat dan juga longgar menyebabkan kulot sebagai ‘celana berpotongan lebar, panjangnya sebatas lutut atau sebatas betis’ menjadi tren. Perempuan Indonesia yang berhijab mengenakan kulot sebagai fesyen. Celana ini menjadikan perempuan Indonesia bebas bergerak dengan rasa nyaman tanpa harus takut bagian kaki terlihat oleh lawan jenis. Namun, kata kulot dalam KBBI secara eksplisit tertulis berasal dari bahasa Prancis. Kulot merupakan kata yang berasal dari culotte.
Dari kata bros, manset, dan kulot, kita kemudian menyadari bahwa bangsa Prancis membawa pengaruh yang luar biasa dalam fesyen perempuan muslim Indonesia. Bahkan, tidak hanya bros, manset, dan kulot, kehadiran butik pada hari ini di kota-kota besar di Indonesia menjadi arah dalam perkembangan fesyen muslim Indonesia. Setiap mode pakaian baru muslim Indonesia dipamerkan oleh maneken di sebuah etalase butik-butik Indonesia. Para perempuan muslim Indonesia bisa melihat, mode pakaian terbaru apa yang bisa menjadi referensi mereka. Kata maneken, etalase, dan butik juga merupakan kosakata dari bahasa Prancis.
Dalam bahasa Prancis, maneken merupakan kata yang berasal dari mannequin; etalase merupakan kata yang berasal dari étalage; dan butik merupakan kata yang berasal dari boutique. Namun, masyarakat Indonesia sudah lama mengenal kosakata ini sehingga kosakata tersebut tidak tampak asing. Dalam KBBI, ketiga kata tersebut tidak lagi mendapat pelabelan dari bahasa Prancis. Meskipun demikian, kehadiran maneken, etalase, dan butik memang dipengaruhi oleh bangsa Prancis karena tren mode di dunia cenderung berkiblat ke Prancis.
Kehadiran kosakata bros, manset, kulot, maneken, etalase, dan butik menunjukkan bahwa mode pakaian perempuan muslim Indonesia pada hari ini mendapat pengaruh yang luar biasa dari Prancis. Meskipun Arab Saudi yang membawa pengaruh Islam ke dunia, dalam fesyen atau mode berpakaian, bangsa Prancis membawa pengaruh yang luar biasa. Perempuan muslim Indonesia yang diwajibkan menutup aurat dengan pakaian yang tertutup tidak harus ketinggalan mode dalam berpakaian. Mereka masih bisa bergaya modis meskipun dengan pakaian yang menutup aurat.