PADANG PARIAMAN, Scientia.id – Kasus tragis yang menimpa Nia, penjual gorengan di Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, yang diduga diperkosa dan dibunuh, mengundang keprihatinan mendalam dari berbagai pihak, termasuk dari Ikatan Mahasiswa Piaman Raya (IMAPAR).
Ketua DPC Ikatan Mahasiswa Piaman Raya (IMAPAR) UIN IB Padang, Faril Irvanda, mengecam keras tindakan brutal tersebut dan menekankan bahwa insiden ini mencerminkan krisis sosial yang kian mengkhawatirkan.
“Ini bukan sekadar kejahatan kriminal biasa, tapi tragedi yang mencerminkan betapa gentingnya kondisi masyarakat kita saat ini. Pariaman, yang selama ini dikenal dengan nilai agama dan adat yang kuat, kini ternoda oleh tindakan biadab seperti ini,” ujar Faril.
Ia juga menekankan bahwa masyarakat perlu mendapatkan edukasi lebih luas mengenai hukum agar dapat mencegah tindakan kejahatan. Menurut Faril, penegakan hukum yang tegas harus segera dilakukan untuk memberikan efek jera.
“Pelaku harus segera ditangkap dan dihukum berat, agar masyarakat merasakan bahwa hukum benar-benar ditegakkan,” tegasnya.
Selain itu, Faril juga mengusulkan pemasangan CCTV di area publik sebagai upaya pencegahan tindak kejahatan di masa depan.
Zul Fajri, Ketua DPD IMAPAR Kota Padang, turut memberikan tanggapan serupa. Ia menekankan pentingnya pengawasan lingkungan serta peran orang tua dan pemerintah daerah dalam mencegah kejadian serupa.
“Pengawasan lingkungan harus diperketat. Selain itu, kita juga harus mencegah, melakukan sosialisasi, dan membekali generasi muda untuk menghindari kenakalan remaja yang kian marak,” ungkap Zul Fajri.
IMAPAR berkomitmen untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk penegak hukum, dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Padang Pariaman. Mereka berharap, dengan langkah preventif dan edukasi yang tepat, tragedi seperti yang dialami Nia tidak akan terulang kembali. (s/tmi)