Mogadishu, Scientia – Kantor Perserikatan Bangsa – bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengungkapkan konflik antar suku di Somalia sangat mengkhawatirkan. Tercatat sekitar 150.000 orang mengungsi ke berbagai wilayah di Somalia.
Pada awal Juli, sekitar 46.000 orang di antaranya wanita, anak – anak, dan orang tua mengungsi akibat kekerasan di kota Luuq di wilayah Gedo. Serta 12.000 orang melarikan diri ke lokasi yang sulit dijangkau di luar kota.
PBB meyakini buntut konflik tersebut disebabkan oleh pertikaian kepemilikan tanah yang juga mengakibatkan pembakaran pasar terbesar di kota tersebut.
OCHA juga menyatakan, pada 26 Juni hingga 2 Juli, perseteruan antar-klan di wilayah Mudug menyebabkan 26.000 orang meninggalkan rumah mereka di daerah terpencil di distrik Galdogob dan Jariiban.
Sedangkan sebanyak 55 orang tewas dan 60 lainnya mengalami luka, akibat konflik di Galmudug. Menurut PBB, konflik itu memiliki dampak atas kelumpuhan layanan kemanusiaan termasuk layanan kesehatan, nutrisi dan air, sanitasi, dan kebersihan (WASH).
“Mereka yang mengungsi terdiri dari kelompok rentan dan mayoritas perempuan, anak – anak dan Lansia. Diperkirakan 30 persen pengungsi adalah pengembala ternak yang berhasil melarikan diri bersama ternaknya,” kata OCHA.
Sementara itu, Khalid Abdullahi, seorang pakar kemanusiaan di Mogadishu, mengatakan kepada Anadolu bahwa pertikaian internal antar-komunitas di Somalia bukanlah hal baru tetapi tampaknya bentrokan antara klan yang bertikai telah meningkat tahun ini.
Ia mengatakan bahwa pemerintah federal harus bekerja sama dengan negara-negara anggota federal untuk meningkatkan upaya penyelesaian konflik klan yang berulang yang menghambat perdamaian dalam komunitas persaudaraan di Somalia.
Adapun kebutuhan kemanusiaan akan tetap tinggi di Somalia pada tahun 2024 karena guncangan yang berulang, termasuk peristiwa iklim seperti kekeringan dan banjir, konflik dan ketidakamanan, kemiskinan yang meluas, dan wabah penyakit.
Sebanyak 6,9 juta orang di Somalia membutuhkan bantuan kemanusiaan pada 2024. OCHA mengatakan dana sebesar 1,6 miliar dolar AS (Rp25,35 triliun) diperlukan untuk Rencana Respons Kemanusiaan (HNRP) 2024 di Somalia tetapi hanya 507 juta dolar AS (Rp8,03 triliun) yang telah diterima hingga 2 Agustus 2024. (Antara)
Discussion about this post