Kamis, 16/10/25 | 22:00 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home DESTINASI

Melepas Rindu pada Indonesia di Maroko

Sabtu, 13/7/24 | 20:08 WIB

Oleh: Elly Delfia
(Dosen Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)

 

Maroko ialah sebuah solusi saat saya rindu. Maroko bukan sebuah nama negara yang terletak di Afrika Utara. Akan tetapi, sebuah nama restoran yang sering menyelamatkan saya di kala lapar dan rindu masakan Indonesia. Masakan Maroko rasanya gurih dan agak sedikit asin, seperti masakan Padang. Bedanya masakan Maroko tidak pedas. Nun jauh di salah satu pinggiran Kota Busan, di sanalah Restoran Maroko itu berdiri. Tepatnya di Namsan-ro, Distrik Geumjeong, Kota Busan, Korea Selatan.

BACAJUGA

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Penggunaan, Jenis, dan Fungsi Kata “Tersebut” dalam Kalimat

Minggu, 21/9/25 | 18:30 WIB
Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Transitivitas dalam Perspektif Sintaksis Dixon

Minggu, 27/7/25 | 13:04 WIB

Restoran itu dikelola oleh seorang perempuan Maroko yang ramah. Ia seorang ‘ibu’ mixed marriage yang bersuamikan orang Korea. Kami orang-orang Indonesia biasa memanggilnya Ummi. Ia senang dengan panggilan tersebut. Ia ramah dan sering memberi pelukan hangat ketika bertemu pada waktu shalat di ruang lantai tiga Masjid Al Fatah. Masjid Al Fatah berada persis di samping restoran Maroko. Masjid itu satu-satunya rumah Allah yang bangunannya milik sendiri dan bukan gedung sewaan. Hal itu berbeda dengan beberapa masjid lain yang ada di Kota Busan yang dibangun dengan menyewa gedung milik warga setempat.

Maroko membuat rasa rindu pada kampung halaman terobati. Saat pergi ke sana, saya bertemu dengan teman-teman Indonesia. Mereka makan, berkumpul, dan mengobrol sembari menikmati teh khas Maroko yang hangat. Mereka berbicara dan bercanda dalam bahasa Indonesia. Rasa bangga menyelinap ke dalam hati saya saat mendengar mereka berbicara dalam bahasa Indonesia. Keberadaan mereka membuat saya tidak merasa sendirian di perantauan.

Foto 1: Restoran Maroko terletak di samping halaman Masjid Al Fatah, Kota Busan, Korea Selatan

Saya mengenali beberapa orang di antara mereka. Mereka memanggil saya ”Uni” sebagai panggilan untuk kakak perempuan karena saya berasal dari Padang. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang berasal dari Sulawesi, Madura, Banyumas, Banjarnegara, Yogyakarta, Semarang, Tegal, Subang, Bogor, Jakarta, Padang, Tanjung Pinang, Medan, dan Aceh.

Para diaspora Indonesia itu memiliki profesi yang beragam. Ada yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia, ada yang sedang kuliah dan berstatus mahasiswa S1, S2, S3, dan ada ditugaskan perusahaan di Indonesia untuk bekerja di sana. Sesekali, ada wisatawan Indonesia yang sedang jalan-jalan mampir ke Maroko.

Yang membuat bangga adalah mendapati kenyataan bahwa para diaspora itu berasal dari daerah yang berbeda-beda, tetapi disatukan oleh bahasa Indonesia. Ternyata selain sebagai alat komunikasi dan interaksi, bahasa Indonesia juga berfungsi menyatukan para diaspora Indonesia yang ada di perantauan. Meskipun sedang berada di negeri orang, mereka tidak berbahasa Inggris ataupun berbahasa Korea saat bertemu, tetapi tetap menggunakan bahasa Indonesia. Padahal, sepengetahuan saya mereka semua cukup fasih berbahasa Inggris ataupun berbahasa Korea karena syarat untuk bekerja di Korea adalah harus menguasai salah satu bahasa asing tersebut.

Halaman 1 dari 2
12Next
Tags: #Elly DelfiaDestinasi WisataKorea Selatan
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Danang Susena

Berita Sesudah

Mengenal Wacana Regulator Hortatori

Berita Terkait

Kota Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan di Tengah Gurun Arab Saudi

Kota Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan di Tengah Gurun Arab Saudi

Sabtu, 11/10/25 | 06:03 WIB

Jakarta, Scientia.id - Para arkeolog dari Prancis dan Arab Saudi menemukan sisa-sisa kota kuno berusia sekitar 4.000 tahun di barat...

Jejak Asteroid Purba di Dasar Laut Utara Akhirnya Terungkap

Jejak Asteroid Purba di Dasar Laut Utara Akhirnya Terungkap

Kamis, 02/10/25 | 09:26 WIB

Jakarta, Scientia.id - Selama lebih dari 20 tahun, Kawah Silverpit di dasar Laut Utara menjadi perdebatan sengit para ilmuwan. Ada...

Pedang Diduga Milik Firaun Berusia 3.000 Tahun Ditemukan

Pedang Diduga Milik Firaun Berusia 3.000 Tahun Ditemukan

Sabtu, 13/9/25 | 17:09 WIB

Jakarta, Scientia.id - Jejak kekuasaan Ramses II kembali terungkap. Para arkeolog Mesir baru-baru ini menemukan pedang diduga milik Firaun legendaris...

Lele Raksasa (Foto: Ist)

Pria ini Taklukan Lele Raksasa Ukurannya Nyaris Tiga Meter

Senin, 18/8/25 | 06:10 WIB

Lele Raksasa (Foto: Ist) Jakarta, Scientia.id - Seorang pemancing asal Republik Ceko kembali mengukir prestasi luar biasa di dunia perikanan....

Misteri Gunung Padang: Diduga Lebih Tua dari Piramida Giza

Misteri Gunung Padang: Diduga Lebih Tua dari Piramida Giza

Senin, 11/8/25 | 09:57 WIB

Jakarta, Scientia.id - Situs prasejarah Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kembali jadi sorotan setelah tim kajian menduga usianya...

Cap d’Agde: Desa Wajib Tanpa Busana di Prancis yang Ramai Dikunjungi Naturis

Cap d’Agde: Desa Wajib Tanpa Busana di Prancis yang Ramai Dikunjungi Naturis

Jumat, 08/8/25 | 06:12 WIB

Scientia.id - Terletak di selatan Prancis, Cap d’Agde dikenal sebagai desa naturis terbesar di dunia. Destinasi ini mewajibkan semua pengunjung...

Berita Sesudah
Peran Diksi dalam Kegiatan Tulis-Menulis

Mengenal Wacana Regulator Hortatori

Discussion about this post

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Se Indonesia, seIndonesia, atau se-Indonesia?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Seminar Ekonomi UNP Dorong Mahasiswa Jadi Penggerak Ekonomi Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Agam Minta Pemetaan Wilayah Palupuh untuk Tepatkan Arah Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Tawarkan Potensi Investasi kepada Delegasi Bisnis India di Medan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024