Preposisi atau yang lebih dikenal dengan istilah kata depan hampir selalu digunakan di dalam komunikasi sehari-hari oleh pengguna bahasa Indonesia. Beberapa preposisi yang sering dipakai adalah dari, daripada, pada, kepada, ke, dan di. Secara umum, preposisi yang telah dituliskan ini terasa mirip karena bunyi dan huruf yang digunakan hampir sama, seperti dari dengan daripada, pada dengan kepada, dan kepada dengan ke. Kemiripan bunyi ini terkadang menimbulkan kebingungan ketika preposisi yang panjang digunakan lebih singkat, seperti daripada menjadi dari, dan kepada menjadi ke. Dengan demikian, penggunaannya pun sering tumpang tindih yang membuat makna lekasikalnya tidak sesuai lagi dengan konteks komunikasi yang dituju.
Hal ini lumrah terjadi di dalam percakapan sehari-hari dan dianggap mengerti masalah, selama pesan yang disampaikan oleh penutur bisa dimengerti oleh pendengar. Akan tetapi, untuk penulisan ilmiah atau penggunaan bahasa Indonesia secara formal, kita perlu membedakan peran semua preposisi tersebut. Hal ini memiliki pengaruh yang besar terhadap keefektifan tulisan atau pesan yang akan kita sampaikan. Untuk itu, kita akan membahasnya satu per satu.
Preposisi dari
Preposisi dari menyatakan permulaan atau tempat asal. Preposisi dari bisa diikuti oleh nomina yang bermakna waktu, tempat, deretan, dan manusia. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Dia sudah mencoba menghubungi temannya dari kemarin.
- Saya sudah berada di kota ini dari hari Jumat.
- Dia sudah sampai dari pukul 02.00.
- Dia datang dari Indonesia.
- Kucing itu masuk dari dapur.
- Kita harus menghitung ini dari satu sampai sepuluh.
- Tas yang berwarna hitam itu adalah hadiah dari ibu saya.
- Surat ini dari sahabat saya.
Preposisi daripada
Preposisi daripada digunakan di dalam kalimat yang bermakna perbandingan. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Kota A lebih besar daripada Kota B.
- Harga tas ini lebih mahal daripada harga mobil.
- Harga kentang pada tahun 2023 lebih murah Rp2.000,- per kilogram daripada tahun 2024.
- Saya berharap hari ini lebih baik daripada kemarin.
Preposisi pada
Preposisi pada digunakan di dalam dua konteks yang berbeda. Pertama, sebagai preposisi penunjuk waktu (pukul, hari, bulan, dan tahun). Kedua, sebagai tempat atau posisi yang diikuti oleh kata ganti orang. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Dia akan pergi ke Korea Selatan pada hari Minggu.
- Kami akan bertemu pada Bulan Maret.
- Dia akan menikah pada tahun 2025.
- Kami akan berwisata ke Korea Selatan pada saat musim dingin.
- Sepertinya, bukumu ada padaku.
- File itu ada pada Tiara.
- Semua dokumen ada padanya.
Preposisi kepada
Preposisi kepada memiliki makna tujuan untuk seseorang. Preposisi kepada hanya bisa diikuti oleh kata ganti orang. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Saya ingin mengirim surat ini kepada presiden.
- Saya ingin memberikan hadiah ini kepada ayah saya.
- Kami akan mengirim semua makanan ini kepada orang-orang yang membutuhkan.
- Nanti, saya kirim file ini kepada Pak Wijaya.
Preposisi ke
Preposisi ke memiliki makna yang hampir sama dengan preposisi kepada. Akan tetapi, preposisi ke diikuti oleh kata tempat atau arah sebagai tujuan perpindahan atau pergerakan. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Kami akan pergi ke Pulau Bali bulan depan.
- Berjalanlah ke utara.
- Saya harus pergi ke kantor sekarang.
Preposisi di
Preposisi di juga digunakan untuk kata tempat. Akan tetapi, preposisi di sangat berbeda dengan preposisi ke. Preposisi ke digunakan untuk tujuan yang diakibatkan adanya perpindahan dari satu posisi ke posisi lainnya. Berbeda dengan itu, preposisi di digunakan untuk tempat yang ditandai dengan adanya aktivitas yang dilakukan di tempat itu saja, tanpa makna perpindahan. Berikut ini adalah contoh-contoh penggunaannya:
- Dia belajar di Kota Bandung.
- Kami tinggal di Kota Padang.
- Kami mengobrol cukup lama di kafe itu.
- Pesta pernikahannya diadakan di Hotel Angkasa.
- Ayah selalu menulis jurnal di buku catatannya.
Setelah mengetahui berbagai makna dari preposisi dari, daripada, pada, kepada, ke, dan di, kita beralih ke berbagai kerumitan penggunaannya di dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan maknanya jadi bersilangan.
Preposisi yang Sering Disingkat
Penyingkatan preposisi membuat pengguna bahasa Indonesia menganggap bahwa makna kata tersebut sama dengan preposisi lainnya. Hal ini terjadi pada preposisi daripada dengan dari; kepada dengan ke dan pada. Penyingkatan ini sering terjadi di dalam percakapn sehari-hari, seperti:
- Cuaca hari ini lebih panas daripada kemarin (Cuaca hari ini lebih panas dari kemarin).
- Harga buah di toko A lebih murah daripada di toko B (Harga buah di toko A lebih murah dari toko B).
- Teks ini lebih sulit daripada sebelumnya (Teks ini lebih sulit dari sebelumnya).
Penyingkatan preposisi daripada menjadi dari membuat makna kata dari seolah sama dengan makna kata daripada. Dengan demikian, tidak sedikit pengguna bahasa Indonesia berpikir bahwa di dalam kalimat perbandingan, preposisi yang digunakan adalah dari bukan daripada. Penyingkatan kata yang kedua adalah preposisi kepada menjadi ke dan pada, seperti:
- Saya akan mengirim semua pakaian ini kepada adik saya (Saya akan mengirim semua pakaian ini ke adik saya / Saya akan mengirim semua pakaian ini pada adik saya).
- Dia sudah memberikan oleh-oleh itu kepada teman-temannya (Dia sudah memberikan oleh-oleh itu ke teman-temannya / Dia sudah memberikan oleh-oleh itu pada teman-temannya).
Penggunaan preposisi kepada, ke, dan pada yang secara arbitrer (manasuka), membuat tiga preposisi ini sulit untuk dibedakan. Oleh sebab itu, kita semakin sulit untuk menentukan mana kata yang tepat di dalam situasi-situasi tersebut.
Preposisi yang Saling Menggantikan
Selain penyingkatan kata, beberapa preposisi juga dapat saling menggantikan. Kadang kala, preposisi pada digantikan dengan preposisi di. Pada penjelasan sebelumnya, telah disebutkan bahwa preposisi pada memiliki dua konteks yang berbeda. Pertama, diikuti oleh keterangan waktu (pada pagi hari, pada pukul 01.00 siang, pada hari Senin, pada bulan Januari, pada tahun 2024, dan sebagainya). Kedua, diikuti oleh kata ganti orang (padaku, padamu, padanya, dan sebagainya). Di dalam percakapan sehari-hari, preposisi pada sangat sering diganti dengan preposisi di, seperti:
- Pada suatu hari, Rama dan Andin bertemu di sebuah desa yang makmur (Di suatu hari, Rama dan Andin bertemu di sebuah desa yang makmur).
- Dia akan menghadiri seminar pada bulan Juni (Dia akan menghadiri seminar di bulan Juni)
- Pada tahun 2023, sekolah tersebut meraih banyak prestasi (Di tahun 2023, sekolah tersebut meraih banyak prestasi).
- Seluruh cintaku sudah ada padanya (Seluruh cintaku sudah ada di dia).
- Apakah bukuku ada padamu? (Apakah bukuku ada di kamu?)
Penggunaan preposisi pada dan di sangat sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, preposisi di juga ditandai dengan label cak (percakapan) yang bermakna “Kata depan untuk menandai waktu” dengan contoh kalimat “Di hari itu ia tidak datang”. Label cak menandakan bahwa hal ini banyak terjadi di dalam percakapan nonformal pengguna bahasa Indonesia.
Preposisi yang Dianggap Sama dengan Imbuhan
Persoalan lain yang terjadi dengan preposisi adalah anggapan bahwa di sama dengan imbuhan di-. Bagaimana cara membedakan antara preposisi dan imbuhan ini? Pertama, kita bisa memperhatikan kata yang mengikutinya. Preposisi di diikuti oleh keterangan tempat seperti di kantor, di pasar, di kafe, di bioskop, di dapur, di depan, di belakang, di dalam bus, di sekolah, dan di rumah. Berbeda dengan itu, imbuhan di- diikuti oleh verba (kata kerja) seperti dimakan (di- + makan), ditulis (di- + tulis), dan diperiksa (di- + periksa). Kedua, preposisi di dengan kata selanjutnya ditulis terpisah seperti di sekolah, di depan, dan di atas. Imbuhan di- digabung dengan kata yang mengikutinya seperti dibaca, didengar, dan ditonton.
Setelah membaca uraian tersebut, tentunya sekarang kita sudah bisa membedakan berbagai makna preposisi tersebut. Untuk lebih jelasnya, kita akan menambah preposisi tersebut dengan kata yang mengikutinya, yaitu dari kamu, daripada kamu, pada kamu, kepadamu, ke kamu, dan di kamu. Semua preposisi ini diikuti oleh kata ganti orang kedua, yaitu kamu. Berikut ini adalah contoh dan penjelasannya:
- Apakah kamu lupa? Buku ini aku dapatkan dari kamu. Ya, buku ini dari kamu.
Di dalam situasi ini, kamu adalah orang yang telah memberi buku kepada aku. Kamu berperan sebagai sumber atau asal keberadaan buku tersebut.
- Adikmu lebih lemah daripada kamu. Kita harus bisa menjaganya dengan baik.
Di dalam situasi ini, kamu sedang dibandingkan dengan adiknya. Kamu menjadi sosok yang lebih kuat, sedangkan adiknya menjadi sosok yang lebih lemah. Di dalam percakapan sehari-hari, kata daripada sering diganti dengan dari. Kalimat tersebut menjadi: Adikmu lebih lemah darimu.
- Maaf, apakah bukuku ada padamu? Aku lupa, apakah aku sudah mengambilnya atau belum.
Di dalam situasi ini, kata kamu menjadi tempat keberadaan sebuah buku yang sedang ditanyakan oleh aku. Di dalam percakapan sehari-hari, kata pada sering diganti dengan di. Dengan demikian, kalimat tersebut juga sering terdengar: Maaf, apakah bukuku ada di kamu?
- Jangan khawatir, aku akan segera mengirim file ini kepada kamu / Jangan khawatir, aku akan segera mengirim file ini kepadamu.
Di dalam situasi ini, kata kamu menjadi tujuan sosok aku untuk mengirim file. Akan tetapi, di dalam percakapan sehari-hari, preposisi kepada sering diganti dengan ke, seperti: Jangan khawatir, aku akan segera mengirim file ini ke kamu. Hal ini sering terjadi karena preposisi kepada dianggap terlalu panjang dan formal untuk diucapkan di dalam situasi yang lebih santai.
- Nanti malam, aku ke kamu ya!
Di dalam situasi ini, ada beberapa kata yang dihilangkan, yaitu pergi ke rumah/tempat. Kalimat yang tepatnya adalah: Nanti malam, aku pergi ke rumah kamu ya! Akan tetapi, kalimat ini cenderung disingkat menjadi: Nanti malam, aku ke rumah kamu ya! Penghilangan kata pergi dianggap tidak menjadi masalah karena frasa ke rumah kamu sudah mewakili makna dari kata pergi. Namun, kalimat ini masih bisa disingkat lagi menjadi: Nanti malam, aku ke kamu ya!
- Percakapan sehari-hari: Seluruh hatiku sudah ada di kamu.
Di dalam situasi ini, kita kembali ke poin 3, ketika preposisi pada digantikan oleh di di dalam percakapan sehari-hari. Tuturan di kamu ini bisa kita temukan di berbagai lirik lagu dan judul film Indonesia.
Demikianlah penjelasan tentang berbagai preposisi di dalam bahasa Indonesia. Semoga kita bisa membedakan penggunaan preposisi dari, daripada, pada, kepada, ke, dan di untuk kebutuhan yang lebih formal dan komunikasi yang lebih efektif. Semoga bermanfaat.
Discussion about this post