Minggu, 24/8/25 | 23:41 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Asal Mula dan Perkembangan Kata Kuliner

Minggu, 21/6/20 | 06:00 WIB
Ria Febrina, Dosen Linguistik Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Andalas

Masyarakat Indonesia suka latah berbahasa. Salah satu kelatahan itu tampak pada kata kuliner. Sejak Bondan Winarno membawakan acara Wisata Kuliner di salah satu televisi swasta pada tahun 2005, kata kuliner pun populer di tengah-tengah masyarakat karena jargon Mak Nyos yang menjadi andalan setiap mencicipi makanan yang lezat.

Asal mula kata kuliner sesungguhnya tidak dari Bondan Winarno. Pada tahun 1993, sudah ada Yayasan Gizi Kuliner Jakarta. Artinya, kata kuliner sudah ada di Indonesia, tetapi kata tersebut belum populer. Pada saat itu, masyarakat Indonesia lebih mengenal kata masakan daripada kuliner. Kata masakan merupakan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Pada era 1990-an, istilah masakan nusantara begitu populer di berbagai stasiun televisi sebagai bentuk promosi masakan Indonesia. Di tengah perkembangan teknologi, sejumlah kata dari bahasa Inggris masuk ke dalam bahasa Indonesia. Kata kuliner ini merupakan salah satu kata bahasa Inggris yang masuk ke dalam bahasa Indonesia dan perlahan menggeser kata masakan, yaitu berasal dari culinary. Culinary merupakan kata sifat yang bermakna ‘yang berhubungan dengan masakan’.

Pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), kata yang berasal dari bahasa Inggris dengan bentuk akhiran –ary diserap menjadi –er dalam bahasa Indonesia. Melalui proses penyerapan tersebut, muncul kata complementary, complementair menjadi komplementer; primary, primair menjadi primer; dan secondary, secundair menjadi sekunder. Dengan kaidah tersebut, muncul bentuk kulinary, kulinair menjadi kuliner. Berdasarkan kaidah tersebut, kata kuliner masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai kata sifat dan memiliki arti yang sama, yaitu ‘berhubungan dengan masak-memasak’.

Sementara itu, arti kata kuliner dari bahasa Inggris ternyata tidak dapat mendeskripsikan penggunaan kata kuliner di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Bahasa mencerminkan pikiran. Dalam pemikiran masyarakat Indonesia, kata kuliner tidak semata hanya berkaitan dengan masak-memasak. Bagi masyarakat Indonesia, kata kuliner dapat menjadi kata benda dan dapat juga menjadi kata kerja.

BACAJUGA

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Praktik Menyunting

Minggu, 17/8/25 | 14:06 WIB
Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Tradisi Menyalin dan Menulis dari “Naskah” atau “Manuskrip”

Minggu, 03/8/25 | 15:42 WIB
  • Kuliner yuk!
  • Kuliner Indonesia kaya cita rasa.
  • Masakan Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang paling kaya di dunia.

Sekilas kata kuliner pada tiga kalimat tersebut mengarah pada makna yang sama. Akan tetapi, secara linguistik, kelas kata kuliner dari ketiga kalimat tersebut berbeda. Kata kuliner pada kalimat (1) berkelas kata kerja yang bermakna “melakukan kegiatan”. Penggunaan kata kuliner tersebut bersinonim dengan kata makan. “Kuliner yuk!” sama dengan “Makan yuk!” Namun, pada kalimat “Kuliner yuk!”, kata makan mengarah pada situasi seseorang menikmati makanan sembari jalan-jalan. Kata kuliner pada kalimat (2) berkelas kata benda yang bermakna “hasil masakan”. Penggunaan kata kuliner tersebut bersinonim dengan kata makanan. Sementara itu, kata kuliner pada kalimat (3) baru merupakan kata sifat yang bermakna “yang berhubungan dengan masak-memasak”.

Itulah mengapa bahasa bersifat dinamis. Bahasa berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Makna kuliner pun berkembang sesuai kebutuhan masyarakat. Dari tiga kalimat tersebut, tampak bahwa kata kuliner tidak hanya merupakan kata sifat sebagaimana tercatum dalam kamus bahasa Inggris dan KBBI. Kelas kata kuliner berkembang menjadi kata benda dan kata kerja. Menurut Kridalaksana (2007), kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan kata kerja dapat diuji dengan kata ingkar tidak dan didampingi dengan keterangan, seperti mau atau ingin, sedangkan kelas kata benda dapat diuji dengan kata ingkar bukan.

(1a) Saya tidak mau ikut kuliner!

(2a) Panekuk bukan kuliner orang Indonesia, tetapi kuliner orang Belanda.

Keterbatasan KBBI dalam mencantumkan definisi dan kelas kata kuliner menyebabkan pengguna bahasa Indonesia kebingungan melihat kamus. Ketika mereka menggunakan kata kuliner untuk makna makanan dan melakukan kegiatan, KBBI tidak dapat dijadikan pedoman. Padahal, kata kuliner sangat populer di tengah-tengah masyarakat.

Sebelum pandemi covid-19, kuliner menjadi alasan bagi masyarakat untuk mengunjungi daerah yang kaya dengan makanan khas atau masakan tradisional. Pada masa pandemi covid-19, industri kuliner diarahkan pada makanan beku (food frozen) yang dapat bertahan lama dan makanan tradisional (traditional food) yang dinilai sehat. Dengan sistem tersebut, masyarakat masih dapat menikmati wisata kuliner meskipun di rumah.

Oleh karena itu, kata kuliner memiliki ragam makna bagi masyarakat Indonesia. Di KBBI, harus ditambahkan makna ‘makanan’ untuk kelas kata benda dan makna ‘melakukan kegiatan’ untuk kelas kata kerja. Bahasa milik masyarakat. Bahasa yang digunakan masyarakat itu yang dicantumkan ke dalam kamus bahasa Indonesia agar dapat dipedomani dan digunakan dalam berbagai situasi.

 

 

Tags: #Ria Febrina
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Kalimat “Mohon Maaf kalau Ada Salah”

Berita Sesudah

Gerhana Matahari Cincin

Berita Terkait

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Praktik Menyunting

Minggu, 17/8/25 | 14:06 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Linguistik FIB Universitas Andalas) Menyunting naskah kadang tampak sederhana. Tinggal memperhatikan tanda baca,...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Berbagai Macam Jenis Tempat Makan dan Minum

Minggu, 10/8/25 | 12:42 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Akhir-akhir ini, kehadiran kafe menjamur di...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Tradisi Menyalin dan Menulis dari “Naskah” atau “Manuskrip”

Minggu, 03/8/25 | 15:42 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Doktor Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas) Ada kalanya disebut naskah, ada kalanya disebut...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Transitivitas dalam Perspektif Sintaksis Dixon

Minggu, 27/7/25 | 13:04 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Klinik Bahasa edisi ini akan membahas konsep...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Berbagai Bentuk dan Makna Kata Ulang

Minggu, 20/7/25 | 11:05 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Kata ulang sangat sering digunakan di...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Hegemoni Deiksis “We” dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis

Minggu, 13/7/25 | 22:55 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik FIB Universitas Andalas) Kali ini, mari kita membaca ulasan yang...

Berita Sesudah
Trengginas Eka Putra S

Gerhana Matahari Cincin

Discussion about this post

POPULER

  • Aduh! Maarten Paes Cedera, Absen Bela Timnas Indonesia 6-8 Minggu

    Aduh! Maarten Paes Cedera, Absen Bela Timnas Indonesia 6-8 Minggu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Raih Penghargaan Nasional Perhutanan Sosial 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PCNU Dharmasraya Gelar Konfercab ke-V

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duka Kecelakaan Kereta di Padang: Wagub Sumbar Desak Perbaikan Sistem Keselamatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ormas dan OKP Tak Dilibatkan dalam Kebijakan Pemkab, Sekretaris KNPI Dharmasraya: Bentuk Keangkuhan Bupati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • IPNU-IPPNU Pesisir Selatan Cetak Pemimpin Baru, Teguhkan Semangat Kaderisasi Pelajar NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024