Selasa, 11/11/25 | 09:39 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home Lifestyle

Fase Bulan Cembung Menurun, Merasa Mulai Relax Sejenak

Rabu, 15/10/25 | 14:33 WIB

scientia.id– Bulan, satelit Bumi. Benda langit yang paling terang setelah Matahari. Bulan juga memengaruhi pasang surut air laut di Bumi karena pengaruh gravitasinya.

Fakta yang ada pada Bulan banyak sekali. Bulan diketahui berada dalam rotasi sinkron dengan Bumi, sehingga kita selalu melihat sisi yang sama dari Bulan.

Sampai-sampai, karena posisinya yang menonjol dan fasenya yang teratur, Bulan telah memengaruhi banyak aspek budaya, seperti penanggalan, seni dan mitologi di dunia ini.

Susunan bagian dalam Bulan terdiri atas tiga lapisan utama: inti, mantel, dan kerak. Keraknya merupakan lapisan terluar yang penuh dengan kawah dan dataran tinggi, bekas benturan asteroid dan meteorit selama miliaran tahun. Kerak bulan memiliki tebal sekitar 50 kilometer.

BACAJUGA

Portal Pembatas Jalan Milik Pemkab Dharmasraya Rusak, Diduga Dihantam Truk Berat PT BRM

Portal Pembatas Jalan Milik Pemkab Dharmasraya Rusak, Diduga Dihantam Truk Berat PT BRM

Senin, 10/11/25 | 22:01 WIB
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang Muharlion memimpin sidang paripurna, dalam rangka pandangan umum fraksi-fraksi terhadap Rancangan Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (RAPBD) tahun anggaran 2026, di ruang sidang utama DPRD Kota Padang, Senin (10/11).

DPRD Kota Padang Gelar Sidang Paripurna Pandangan Fraksi-fraksi

Senin, 10/11/25 | 21:35 WIB

Di bawah kerak terdapat mantel, yang sebagian besar tersusun atas batuan silikat padat. Meski sebagian besar sudah dingin, masih ada kemungkinan terdapat sisa aktivitas geologis yang tersisa. Sementara itu, inti Bulan yang kecil terdiri dari logam seperti besi dan sedikit nikel. Meskipun ukurannya kecil, keberadaan inti ini masih menyimpan banyak misteri yang terus diteliti oleh para ilmuwan.

Banyak sekali fakta menarik dari Bulan. Seperti dalam teori The Big Whack yang mengungkapkan, sekitar 4,5 miliar tahun lalu, sebuah benda langit seukuran Mars menghantam Bumi muda. Tabrakan dahsyat itu melemparkan serpihan material ke orbit Bumi, yang kemudian menyatu dan membentuk Bulan. Bukti geologis menunjukkan bahwa komposisi Bulan mirip dengan mantel Bumi, mendukung teori ini.

Banyak juga keilmuan yang menyebutkan bahwa satu-satunya satelit alami yang dimiliki Bumi adalah Bulan, yang mengelilingi planet ini dengan jarak rata-rata kurang lebih 384.400 kilometer.

Meski begitu, pengaruhnya terhadap Bumi sangat besar. Bulan memengaruhi rotasi planet, stabilitas sumbu, hingga menciptakan fenomena pasang surut air laut.

Diketahui, cahaya Bulan yang kita lihat sebenarnya adalah pantulan dari sinar Matahari. Permukaannya yang dilapisi debu dan batuan memantulkan cahaya tersebut kembali ke arah Bumi. Karena sifat reflektif nya tidak sebaik cermin, hanya sebagian kecil cahaya yang dipantulkan, menjadikan sinar Bulan tampak lembut dan tidak menyilaukan.

Bulan juga mengalami fenomena gerhana, ketika Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Peristiwa ini hanya dapat terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan tepat atau hampir membentuk garis lurus dan Bulan berada dalam fase Bulan purnama. Jenis dan durasi gerhana Bulan bergantung pada jarak Bulan terhadap simpulnya di orbit.

Wilayah bayang-bayang Bumi yang dimasuki Bulan dalam perjalanannya mengelilingi Bumi itu ada dua, yaitu daerah bayang-bayang tambahan Bumi atau penumbra yang ada di bagian luar dan daerah bayang-bayang inti Bumi alias umbra yang terletak di tengah-tengah.

Ketika Bulan memasuki penumbra Bumi, saat itu terjadi gerhana Bulan penumbra (GBP). Jika sebagian Bulan memasuki umbra Bumi, maka terjadilah gerhana Bulan sebagian (GBS). Berikutnya, apabila semua bagian Bulan sudah berada di dalam umbra Bumi, maka terjadilah gerhana Bulan total (GBT).

Selama GBT, wilayah bayang-bayang Bumi yang dilintasi Bulan adalah penumbra Bumi, umbra Bumi, dan penumbra Bumi kembali. Karena itu, tahapan dalam GBT akan dimulai dengan GBP pertama, GBS awal, fase totalitas gerhana atau GBT, GBS akhir, dan GBP kedua yang sekaligus menandai selesainya seluruh proses gerhana Bulan.

Kondisi itu pula yang terjadi dalam GBT, Minggu-Senin, 7-8 September 2025 ini. Ingat, gerhana Bulan akan selalu terjadi saat fase Bulan purnama sehingga warna dasar Bulan yang kuning cerah akan berubah secara perlahan menjadi lebih gelap.

Saat ini, kondisi bulan adalah Fase Bulan Cembung Menurun (Waning Gibbous), atau kadang disebut juga Bulan Cembung Akhir.

Kondisi ini membuat Bulan di sekitar 94% permukaannya disinari cahaya matahari. Mungkin karena ini juga membuat Bulan semakin indah dipandangi akhir-akhir ini.

Kondisi Fase Bulan Cembung Menurun (Waning Gibbous) ini terjadi setelah fase Bulan Purnama dan sebelum fase Kuartal Akhir.

Menariknya Fase Bulan Cembung Menurun (Waning Gibbous) ini, Bulan akan terlihat lebih dari separuh permukaan bulan yang terang, tetapi mulai mengecil dari hari ke hari.

Dikutip dari Kompas.com, menulis bahwa fase-fase bulan terjadi karena perbedaan posisi Bulan, Bumi dan Matahari dalam sistem tata surya kita.

Setiap bulan, Bulan mengorbit Bumi, dan pergerakan ini menyebabkan berbagai bagian Bulan menerima cahaya matahari yang berbeda-beda.

Sebagian besar waktu, sisi Bulan yang menghadap Bumi tidak mendapatkan sinar matahari penuh, sehingga kita hanya dapat melihat bagian-bagian tertentu dari permukaan Bulan.

Hal inilah yang menciptakan perubahan bentuk yang kita amati sebagai fase bulan.

Fase Bulan Cembung Menurun (Waning Gibbous) ini, seperti dikutip dari beautynesia.id, dengan Bulan Purnama yang mulai memudar. Di siklus in kamu akan merasa mulai relax sejenak.

Pada siklus ini mungkin kamu akan menuai manfaat dari pekerjaan yang telah kamu lakukan secara sungguh-sungguh. Memudarnya siklus bulan purnama juga membuat kita merasa lebih terbuka untuk berbagi.

 

ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Yosrizal Minta Pemko Padang Perketat Pengawasan Depot Air Minum Isi Ulang

Berita Sesudah

Donizar Kecam Program Televisi yang Lecehkan Pesantren dan Kiai

Berita Terkait

No Content Available
Berita Sesudah
Anggota DPRD Sumbar, Donizar. [foto : ist]

Donizar Kecam Program Televisi yang Lecehkan Pesantren dan Kiai

Discussion about this post

POPULER

  • Afrina Hanum

    Sumbang 12 untuk Puti Bungsu Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Kata “bapak” dan “ibu” Harus Ditulis dalam Huruf Kapital ?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan PMH H. Ismail Ibrahim terhadap Mantan Bupati Dharmasraya Ditunda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kolaborasi Penyelamatan Naskah Kuno di Surau Pondok Ketek

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maskulinitas Toksik dan Kekerasan Gender dalam Novel Lelaki Harimau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kolaborasi Legislator PKB Hadirkan Listrik untuk 584 KK di Sijunjung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024