![Mahyeldi Ansharullah saat menghadiri Rapat Evaluasi Program dan Kegiatan Pembangunan Perumahan di Auditorium Gubernuran.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/IMG-20250927-WA0003.jpg)
Acara ini dihadiri oleh Dirjen Perumahan Perdesaan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, para bupati dan wali kota se-Sumbar, serta pimpinan OPD terkait.
Dalam arahannya, Gubernur Mahyeldi menekankan bahwa rumah adalah kebutuhan dasar yang tidak kalah penting dari sandang dan pangan. “Rumah bukan hanya fisik bangunan, melainkan pusat kehidupan keluarga, tempat membentuk karakter, dan pondasi tumbuh kembang generasi masa depan,” ujarnya.
Ia menyoroti sejumlah tantangan besar yang masih dihadapi Sumbar, mulai dari backlog perumahan, keterbatasan lahan perkotaan, hingga munculnya kawasan permukiman kumuh. “Inflasi daerah juga sering bersumber dari sektor perumahan, baik harga sewa, bahan bangunan, maupun akses infrastruktur dasar,” jelas Mahyeldi.
Meski demikian, ia menyebutkan sudah ada capaian nyata. Tahun 2025, tercatat sebanyak 6.577 unit rumah bagi MBR dibangun melalui APBD, CSR, dan rumah subsidi.
Mahyeldi berharap rapat evaluasi ini tidak sekadar forum seremonial, tetapi menjadi ruang untuk mencari solusi dan inovasi. Ia mendorong sinergi pusat-daerah, keterlibatan swasta, serta pembiayaan kreatif agar pembangunan perumahan lebih tepat sasaran.
“Pembangunan perumahan harus ramah lingkungan, tahan bencana, dan tetap berakar pada kearifan lokal. Rumah modern di Sumbar tetap bisa mencerminkan identitas budaya Minangkabau,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Dirjen Perumahan Perdesaan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dr. Imran, menyerahkan sejumlah penghargaan. Gubernur Sumbar Mahyeldi mendapat penghargaan atas dukungan pembangunan perumahan. Beberapa daerah juga mendapat apresiasi, seperti Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Agam yang dinilai terbaik dalam penganggaran bidang perumahan.
Selain pemerintah daerah, Bank BTN Kanwil Sumbar juga meraih penghargaan sebagai bank penyalur FLPP terbanyak, sementara DPD REI Sumbar diapresiasi atas kontribusinya membangun rumah khusus MBR.
Dirjen Perumahan Perdesaan, Imran, menegaskan bahwa pemerintah daerah wajib mendukung penuh program tiga juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. “Backlog perumahan di Indonesia masih sangat besar. Ada hampir 10 juta keluarga belum punya rumah, dan lebih dari 26 juta tinggal di rumah tidak layak huni. Inilah yang ingin dijawab oleh program ini,” katanya.
Ia menambahkan, pemerintah telah menyiapkan kebijakan strategis, antara lain pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta retribusi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) bagi MBR.
“Bidang perumahan ini bukan hanya soal papan, tapi juga penopang ekonomi nasional. Target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029, sebagian bisa disumbangkan dari sektor perumahan,” jelas Imran.
Gubernur Mahyeldi mengajak seluruh bupati dan wali kota di Sumbar memperkuat komitmen menyukseskan program tiga juta rumah. “Sinergi pusat, provinsi, dan kabupaten/kota adalah kunci. Dengan begitu, Sumbar akan memiliki perumahan layak, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi kini dan mendatang,” tutupnya.(Adpsb)
![Kegiatan panen raya sekaligus penutupan program tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah di Nagari Paninggahan.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/10/IMG-20251027-WA0044-1-120x86.jpg)
![Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, saat meninjau lokasi pembangunan fly over.[foto : ist]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/10/IMG-20251027-WA0033-1-120x86.jpg)






![Anggota DPRD Sumbar, Firdaus.[foto : sci/yrp]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/09/FB_IMG_1748595548495-75x75.jpg)
