Dalam sambutannya secara virtual, Ade Rezki menekankan bahwa sejak Indonesia merdeka, baru kali ini ada program nasional yang secara khusus fokus pada pemenuhan gizi anak bangsa.
“Prioritas Pak Prabowo bukan membangun jalan atau gedung, melainkan memastikan gizi generasi bangsa terpenuhi. Karena masa depan negara ini ada di tangan mereka,” ujar Ade Rezki.
Pemerintah, kata Ade Rezki, mengalokasikan dana sebesar Rp75 triliun untuk menjalankan program MBG. Sasaran utama program ini adalah anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui. Tujuannya agar anak-anak tumbuh sehat dan ibu yang melahirkan generasi berikutnya memiliki asupan gizi yang cukup.
Tak hanya berdampak pada kesehatan, program ini juga mendorong perputaran ekonomi masyarakat. Pasalnya, bahan pangan bergizi seperti beras, ikan, telur, sayur, dan buah akan dipasok langsung dari petani, nelayan, peternak, hingga pelaku usaha lokal.
“Masyarakat bisa ikut menjadi distributor melalui koperasi merah putih, Bumdes, atau Bumnag. Pembayarannya juga dilakukan secara kontan,” jelas Ade Rezki.
Ia memaparkan, setiap dapur makan bergizi gratis mampu menyediakan 3.000 porsi per hari. Dalam sebulan, jumlahnya mencapai 78 ribu porsi. Jika di Padang Pariaman ada 50 dapur, maka produksi harian bisa mencapai 150 ribu porsi, atau sekitar 4 juta porsi dalam sebulan.
“Jumlah sebesar itu tentu membutuhkan pasokan bahan makanan yang banyak. Inilah peluang bagi masyarakat untuk terlibat sebagai penyedia hasil bumi maupun laut,” tambahnya.
Program MBG ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas gizi generasi bangsa, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal melalui sinergi antara pemerintah dan masyarakat.(yrp)