Padang, Scientia.id – GOR Bulutangkis PT Semen Padang selama empat hari terakhir, 21–24 Agustus 2025, dipenuhi teriakan semangat dan sorakan penonton. Sebanyak 580 pesilat dari berbagai daerah bertarung di arena Kejuaraan Pencak Silat Walikota Cup I Tahun 2025.
Ajang perdana ini mempertandingkan beragam kategori usia, mulai dari dini I (6–8 tahun), dini II (8–11 tahun), pra remaja (11–14 tahun), remaja (14–17 tahun), hingga dewasa (17–23 tahun). Tidak hanya pesilat Kota Padang, peserta juga datang dari Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, hingga Padang Pariaman.
Selain menjadi wadah silaturahmi, kejuaraan ini juga memperebutkan Trophy Bergilir Wali Kota Padang dan Trophy Juara Umum Ketua IPSI Kota Padang, Zulhardi Z Latif. Lebih jauh, event ini dijadikan ajang seleksi atlet menuju Kejuaraan Pencak Silat Asia di India pada September 2025 serta PON Beladiri di Kudus, Oktober 2025.
Pada Minggu (24/8/2025), kejuaraan resmi ditutup oleh Wali Kota Padang, Fadly Amran. Dalam sambutannya, ia menegaskan pencak silat adalah warisan Minangkabau yang tidak boleh tergerus zaman.
“Pencak silat bukan hanya olahraga, tapi juga jati diri orang Minang. Melalui kompetisi Walikota Cup, anak-anak kita bisa mengasah prestasi, menjaga budaya, dan mempererat kebersamaan. Inilah semangat Padang Balomba, tumbuh lewat lomba, berdaya saing, namun tetap menjunjung nilai tradisi dan sportivitas,” ujar Fadly.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Padang akan terus membuka ruang kompetisi di berbagai cabang olahraga. “Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dengan dukungan masyarakat dan IPSI, kegiatan positif seperti ini akan semakin kuat,” katanya.
Ketua IPSI Kota Padang, Zulhardi Z Latif, juga menyampaikan apresiasi. Menurutnya, kejuaraan ini tak sekadar ajang tanding, tetapi ruang pembinaan atlet dan pelestarian budaya bangsa.
“Kami berharap lahir atlet terbaik dari Padang yang mampu bersaing hingga level internasional,” tegasnya.
Dengan berakhirnya Walikota Cup I, Padang menoreh sejarah baru: menjadikan pencak silat bukan sekadar tradisi, tetapi juga jalan menuju prestasi dunia. (*)