Masyarakat yang hadir tampak antusias mengikuti jalannya upacara, mulai dari pengibaran bendera Merah Putih, pembacaan teks Proklamasi, hingga doa bersama untuk bangsa. Suasana semakin menggetarkan ketika teks sakral itu dibacakan, seolah mengajak seluruh yang hadir kembali pada momen 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
Anggota DPRD tersebut menyampaikan bahwa membacakan teks Proklamasi bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah pengingat bahwa kemerdekaan tidak datang begitu saja, melainkan hasil perjuangan, darah, dan pengorbanan para pahlawan.
“Kemerdekaan adalah warisan yang harus kita jaga bersama. Semangat proklamasi harus terus hidup, terutama bagi generasi muda untuk melanjutkan perjuangan dengan cara membangun bangsa dan menjaga persatuan,” ujarnya.
Peringatan HUT RI tahun ini juga menjadi refleksi bahwa kemerdekaan tidak hanya dimaknai sebagai bebas dari penjajahan, tetapi juga bagaimana seluruh lapisan masyarakat berperan aktif mewujudkan kesejahteraan, keadilan, serta menjaga persatuan bangsa di tengah tantangan zaman.
Di akhir upacara, suasana haru dan bangga begitu terasa. Semangat kebersamaan tampak dari warga, pelajar, hingga tokoh masyarakat yang hadir. Semuanya menyatu dalam satu tekad: menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan karya nyata.(yrp)