Jakarta, Scientia.id – Sistem kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan Meta diklaim mulai menunjukkan kemampuan untuk meningkatkan diri sendiri tanpa intervensi manusia. CEO Meta, Mark Zuckerberg, menyebut temuan ini sebagai awal menuju kecerdasan super buatan atau artificial super intelligence (ASI).
“Dalam beberapa bulan terakhir, kami mulai melihat sekilas bahwa sistem AI kami meningkatkan dirinya sendiri. Perkembangan itu memang lambat untuk saat ini, tapi tak terbantahkan,” tulis Zuck yang dikutip detikINET dari Live Science, Rabu (13/8/2025).
Zuckerberg menjelaskan, kemampuan AI yang bisa mengembangkan diri sendiri merupakan langkah pertama menuju ASI—tahap tertinggi dalam perkembangan AI yang mampu melampaui kecerdasan manusia.
Para peneliti AI membagi kemampuan AI ke dalam tiga tingkatan. Pertama adalah model AI konvensional yang ada saat ini. Kedua adalah kecerdasan umum buatan (AGI), yang dapat memahami, belajar, dan beradaptasi layaknya otak manusia.
Tingkatan terakhir adalah ASI, yang mampu berevolusi melampaui manusia dan meningkatkan diri secara eksponensial, memicu ledakan kecerdasan.
Zuckerberg optimistis ASI akan membawa kemajuan besar bagi teknologi dan penemuan baru yang sebelumnya tak terbayangkan. Namun, ia menegaskan Meta akan berhati-hati dalam memutuskan model yang akan dibuka untuk publik.
Baca Juga: AI Membuat Ghibli Tenar, Bagaimana dengan Hak Cipta?
“Saya sangat optimis kecerdasan super akan membantu umat manusia mempercepat laju kemajuan kita. Namun, mungkin yang lebih penting adalah bahwa kecerdasan super berpotensi memulai era baru pemberdayaan pribadi di mana orang-orang akan memiliki sarana yang lebih besar untuk memperbaiki dunia ke arah yang mereka pilih,” tulisnya. (*)