“Lokasi Karhutla biasanya berada di daerah terpencil, sulit dijangkau, dan peralatan pemadam yang harus dipanggul sambil berjalan kaki menjadi tantangan berat bagi tim di lapangan,” ujar Alex dalam pernyataan tertulis. Selasa (29/7)
Pernyataan ini ia sampaikan menanggapi laporan 16 titik panas yang terdeteksi di Riau pada Senin malam (28/7/2025), berdasarkan pemantauan BMKG. Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan tercatat memiliki titik panas terbanyak, masing-masing empat titik. Disusul Kampar dan Kepulauan Meranti dengan dua titik, serta beberapa titik lainnya di Indragiri Hulu, Siak, dan Rokan Hilir.
Secara keseluruhan, Pulau Sumatera mencatat 53 titik panas, dengan penyebaran terbanyak setelah Riau berada di Jambi dan Bangka Belitung (masing-masing 11 titik), Aceh (5), Sumbar dan Sumut (3), Lampung (2), serta Bengkulu dan Sumsel (masing-masing 1).
Satgas Karhutla Provinsi Riau mencatat, sejak awal Juli 2025 terdapat 586 titik panas. Hingga 25 Juli, api telah berhasil dipadamkan di lahan seluas 1.156 hektare. Upaya ini dilakukan secara gabungan melalui pemadaman darat dan udara. Tak hanya mengandalkan personel, sebanyak 3,9 juta liter air disiramkan melalui helikopter water bombing, serta 21 ton garam disebarkan ke awan guna menciptakan hujan buatan.
“Semua pihak harus menghargai pengorbanan para petugas seperti Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD, dan relawan yang bekerja siang malam, kadang menumpang sampan, naik motor, bahkan jalan kaki berjam-jam sambil mengangkat peralatan berat,” lanjut Alex.
Untuk wilayah Sumatera, penanganan Karhutla dipimpin oleh Balai Pengendalian Kebakaran Hutan (Dalkarhut) Sumatera yang membawahi 10 provinsi. Saat ini, Dalkarhut memiliki sekitar 956 personel Manggala Agni, sebagian besar berstatus honorer dan PPPK. Namun menurut Alex, kemampuan tim ini perlu diperkuat dengan fasilitas yang memadai.
“Sudah saatnya Dalkarhut dibekali helikopter untuk mengangkut orang dan logistik agar pemadaman bisa lebih cepat dan efisien,” tegasnya.
Alex juga mengapresiasi langkah hukum Polda Riau yang telah menetapkan 51 tersangka pelaku pembakaran lahan hingga akhir Juli 2025. Ia berharap penegakan hukum tetap berpihak pada keadilan.
“Aparat penegak hukum harus ingat, ada petugas negara yang bertaruh nyawa di lapangan. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian tanpa dukungan hukum yang kuat,” pungkasnya.(yrp)