![Foto pasar. [foto : net]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/05/Foto-Pasar.jpg)
Padang, Scientia – Kita sering mendengar istilah inflasi, namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan inflasi serta bagaimana dampak dan cara mengatasinya ? Berikut penjelasannya :
Menurut N. Gregory Mankiw dalam bukunya Principles of Economics menyatakan, Inflasi adalah suatu kondisi di mana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu. Sedangkan, menurut Bank Indonesia, inflasi mencerminkan penurunan daya beli uang. Dengan kata lain, dengan jumlah uang yang sama, orang bisa membeli lebih sedikit barang.
Inflasi disebabkan oleh beberapa faktor, berdasarkan buku Macroeconomics oleh Mankiw dan jurnal dari International Monetary Fund (IMF), penyebab inflasi bisa dikategorikan sebagai :
1. Demand-Pull Inflation
Terjadi karena permintaan agregat (total permintaan dalam ekonomi) melebihi penawaran agregat. Contohnya: konsumsi masyarakat meningkat drastis.
2. Cost-Push Inflation
Terjadi karena kenaikan biaya produksi (seperti upah dan harga bahan baku). Contohnya: harga minyak dunia naik tajam.
4. Inflasi karena Ekspektasi
Inflasi ini dipengaruhi oleh harapan masyarakat akan kenaikan harga di masa depan. Misalnya, buruh meminta kenaikan upah karena menduga harga akan naik.
5. Inflasi akibat pertumbuhan uang beredar
Jika bank sentral mencetak uang terlalu banyak, maka akan terjadi inflasi oleh Milton Friedman dalam Inflation is always and everywhere a monetary phenomenon.
Inflasi juga memiliki dampak terhadap terhadap stabilitas ekomomi baik itu positif maupun negatif. Menurut buku Makroekonomi oleh Sadono Sukirno dan Journal of Economic Perspectives dampak negatif inflasi yaitu menurunkan daya beli masyarakat, Mengganggu stabilitas ekonomi dan investasi, menyulitkan masyarakat berpenghasilan tetap. Serta menambah ketidakpastian dalam dunia usaha.
Sedangkan dampak positifnya adalah mendorong investasi karena produsen mengharapkan keuntungan lebih besar dan Mengurangi beban utang riil jika utang tidak diindeksasikan.
Dari rangkuman penjelasan di atas, inflasi tidak serta merta sesuatu hal yang tidak bisa diatasi. Dari buku dan jurnal ekonomi, cara mengatasi inflasi dilakukan melalui Kebijakan Moneter (oleh bank sentral) dengan menurunkan jumlah uang beredar Melalui kenaikan suku bunga, penjualan surat berharga, atau menaikkan cadangan wajib minimum bank.
Tidak hanya itu, kebijakan fiskal (oleh pemerintah) juga merupakan kunci mengatasi inflasi. Di antaranya mengurangi pengeluaran pemerintah, meningkatkan pajak untuk menekan daya beli masyarakat.
Selain itu, inflasi juga bisa diatasi melalui kebijakan Non-Moneter seperti peningkatan produksi dan distribusi barang serta stabilisasi harga melalui operasi pasar. (Rai)