![Anggota DPRD Sumbar, Firdaus saat menyapa komunitas seni pada festival Juadah. Sabtu, (11/05/2025) [foti : sci/yrp]](https://scientia.id/wp-content/uploads/2025/05/Screenshot_2025-05-11-17-00-51-47_e55d67e6190e80b161828c9e2aa77e012.jpg)
Pariaman, Scientia – Semangat kekompakan dan kesadaran akan pentingnya pelestarian tradisi terbukti menjadi modal utama bagi masyarakat Nagari Toboh Gadang Barat, Kabupaten Padang Pariaman. Meskipun tidak mendapatkan alokasi anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Padang Pariaman. Namun Festival Juadah yang digelar di Pasar Cubadak tetap terlaksana dengan sukses dan meriah.
Kabar ini menguatkan pernyataan sebelumnya dari Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Firdaus, yang mendukung secara penuh festival tersebut. Terungkap bahwa pelaksanaan festival ini murni digalakkan melalui inisiatif dan gotong royong masyarakat, komunitas Batajau, komunitas seni yang memiliki keinginan kuat untuk melestarikan budaya memasak juadah.
“Ini adalah bukti nyata betapa tingginya kesadaran masyarakat Nagari Toboh Gadang Barat terhadap warisan budaya mereka,” ujar Firdaus.
Meskipun demikian, semangat kebersamaan dan keinginan untuk melestarikan tradisi juadah ini mampu menggerakkan semua pihak untuk berkontribusi. Berbagai elemen masyarakat, mulai dari ibu-ibu pembuat juadah, pemuda-pemudi, perantau hingga para pedagang di Pasar Cubadak, bahu-membahu menyukseskan acara tersebut. Mereka secara sukarela menyumbangkan waktu, tenaga, dan bahkan sebagian bahan baku untuk memastikan festival dapat berjalan lancar dan meriah.
Melihat semangat itu, Anggota DPRD Sumbar, Firdaus, mengapresiasi semangat gotong royong yang luar biasa dari seluruh pihak yang telah berkontribusi menyukseskan festival tersebut. Ia menilai, keberhasilan festival ini tanpa mengandalkan APBD justru menunjukkan akar budaya gotong royong yang masih kuat di tengah masyarakat.
“Saya sangat terharu dan bangga melihat semangat kebersamaan masyarakat di sini. Mereka membuktikan bahwa kecintaan terhadap tradisi dan keinginan untuk melestarikannya dapat mengatasi keterbatasan anggaran. Ini bisa menjadi contoh yang baik bagi daerah lain, bahwa pelestarian budaya bisa dilakukan dengan mengandalkan kekuatan dan kekompakan masyarakat,” kata Firdaus.
Sementara itu, festival Juadah di Pasar Cubadak ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian kuliner tradisional, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antar warga. Keberhasilan acara ini tanpa dukungan APBD menjadi simbol kekuatan masyarakat dalam menjaga warisan budaya mereka secara mandiri. (yrp)