Bukittinggi, SCIENTIA – Sejumlah kawasan permukiman atau sektor perumahan di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), dinilai sangat rawan dilanda bencana gempa bumi dan tanah longsor.
Terlebih lagi, besarnya ancaman aktivitas Sesar Sianok yang membentang dari Ngarai Sianok Bukittinggi hingga Tenggara Danau Singkarak. Akibatnya, tak jarang ancaman bencana gempa bumi dan longsor ini bisa menimbulkan dampak yang sangat besar.
Atas besarnya ancaman bencana tersebut, Dinas Perumahanan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanian (Disperkimtan) Provinsi Sumbar menggelar Seminar dan Simulasi Table Top Exercise (TTX) ancaman bencana bagi sektor perumahan di Kota Bukittinggi, pada Selasa (19/11).
“Ancaman Sesar Sianok ini sangat tinggi, jadi kita dari sektor perumahan ingin mengambil peran lebih cepat,” kata Kepala Dinas Perkimtan Sumbar, Rifda Suriani usai Seminar Ancaman Bencana Gempa Bumi dan Longsor Sektor Perumahan di Istana Bung Hatta Bukittinggi.
Ia menyebutkan, TTX ini dilakukan untuk membuka wawasan ancaman bencana di Bukittinggi dan mengatur strategi layanan kepada masyarakat pascabencana. Pasalnya, selama ini banyak keluhan lambat dan tidak meratanya bantuan yang datang ketika terjadi bencana.
“Makanya yang hadir lebih 30 orang peserta dari berbagai instansi, serta semua lurah selingkaran Ngarai Sianok Bukttinggi, yang bisa ikut mengambil kebijakan,” ungkap Rifda.
Selain itu, TTX gunanya juga dalam rangka mengecek kesiapsiagaan bencana gempa bumi serta longsor di Bukittinggi dan sekitarnya. Dengan harapan setelah Seminar dan Simulasi TTX ini, semua pihak tak kagi gagap ketika terjadinya bencana.
Sementara, pemateri Seminar dan Simulasi TTX ini disampaikan oleh pihak BMKG, BPBD Sumbar, FPRB Sumbar, dan Dinas Perkimtan Sumbar. Salah satu pembahasannya yakni terkait pengkajian kebutuhan pascabencana (Jitupasna), baik rumah rusak sedang, ringan, maupun sedang.
Jitu Pasna merupakan salah satu bagian penting dan tak terpisahkan dalam Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P). Maka sangat diharapkan peserta Seminar dan Simulasi TTX ini dapat memahami tentang penyusunan dokumen Jitu Pasna.
“Ini penting dipahami. Semua sektor harus tahu peran masing-masing. Jika terjadi bencana gempa bumi dan longsor, pemerintah daerah tak lagi gagap apa yang mesti dilakukan, termasuk dalam menghitung kerusakan dan kerugian,” tutur Muliarson, pemateri dari BPBD Sumbar.*