Padang, SCIENTIA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) melakukan Table Top Exercise (TTx) Penanganan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami, Senin (18/11) di Auditorium Gubernur setempat.
Kegiatan ini sebagai langkah pengujian kontijensi bencana terkait rawannya gempa dan tsunami di wilayah Sumbar. Kajian ini sangat penting dilakukan seiring dengan perubahan sejumlah data dan kondisi daerah Sumbar saat ini.
“Apakah sistem kontijensi yang sudah kita siapkan 2018 lalu masih relevan saat ini, untuk itu ini perlu kita bahas bersama karena bahaya megathrust itu benar adanya,” sebut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Fajar Sukma dalam sambutannya.
Menurutnya, rencana kontinjensi merupakan strategi yang dirancang untuk menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami, dengan pertimbangan jika bencana tersebut benar-benar terjadi nantinya.
Terlebih lagi, sistem Kontijensi Bencana Tsunami di Sumbar tahun 2018 hingga saat ini belum diperbaharui. Sementara kondisi daerah Sumbar, baik jumlah penduduk, bangunan, hingga lingkungan telah mengalami perubahan.
Fajar mengungkapkan, ada dua dokumen yang diuji pada kegiatan ini. Pertama, Standar Operasional Prosedur (SOP) masing-masing lembaga ketika menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami. Kedua, mengkaji rencana kontijensi bencana gempa bumi dan tsunami itu sendiri.
“Sekaranglah waktunya kita mengkaji kembali, menyamakan persepsi. Sehingga apa yang kita kerjakan nantinya benar-benar sesuai dengan rencana,” ujarnya.
Kepala Seksi Sumber Daya Basarnas Mentawai, Zulfahmi menilai TTx ini sangat penting dan bermanfaat bagi setiap instansi. Apalagi pembaharuan informasi terbaru untuk dijadikan kontinjensi perlu dilakukan mengingat perubahan kondisi Sumbar setiap tahunnya.
Menurutnya, update data dan informasi terbaru sangat penting dalam penangangan bencana gempa bumi dan tsunami. Kendati demikian, ia berharap ke depan peserta TTx yang hadir harus kompeten, mampu menjawab, dan memberikan solusi sesuai SOP masing-masing.
“Apalagi harapan ke depannya TTx ini dijadikan rencana operasi kalau bencana yang tidak kita inginkan ini terjadi, wallahu a’lam semoga tidak terjadi,” tutur Zulfami saat diwawancara.
Diketahui, kegiatan TTx ini diikuti sebanyak 96 orang. Terdiri dari berbagai unsur, seperti TNI, Polri, BNPB, BMKG, Basarnas, BPBD kabupaten dan kota, KAI, Perumda Air Minum, BMCKTR, Perkimtan, Dinas Sosial, Perguruan Tinggi, FPRB, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya.*