PADANG, Scientia – Minuman tradisional Air Niro (Nira) yang diperoleh dari sadapan bunga jantan pohon aren, kini semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat Kota Padang.
Dengan rasanya yang segar dan manis, Air Niro menjadi populer untuk sebagai pelepas dahaga, terutama di tengah cuaca terik. Salah satu lokasi penjualannya di dekat Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, Sumatera Barat (Sumbar).
Selvi (20), seorang pedagang menuturkan bahwa Air Niro yang dijualnya ini dibeli langsung dari distributor di Payakumbuh, kota yang sudah lama dikenal sebagai penghasil Air Niro berkualitas.
“Saya mendapatkan stok Air Niro ini yang diproduksi secara alami dan tentunya minuman ini segar tanpa bahan pengawet,” kata selvi saat ditemui, Kamis, (26/9).
Ia mengaku, hanya membanderol Air Niro Rp7.000 per gelas plastik (cup)-nya. Omsetnya cukup fantastis, sebab setiap hari mampu meraup cuan dari kisaran Rp800.000 hingga Rp1.000.000.
“Saya jual Air Niro hanya dengan harga Rp7000 per cup-nya, dengan penghasilannya bisa mencapai Rp.800.000 – Rp1.000.000,” bebernya.
Selvi sudah menjual Air Niro ini sejak 8 tahun yang lalu. Baginya cuan Air Niro ini cukup menjanjikan. Terlebih, saat ini di Kota Padang hanya terdapat dua lokasi yang menjual air tradisional dari sadapan pohon aren ini.
“Karena belum banyak yang jual, di Padang cuma dua lokasi, di daerah Lolong, dan di Masjid Raya Sumbar ini,” terang Selvi di sambing becak motornya.
Sepengetahuannya, Air Niro tidak hanya menyegarkan, tapi juga mengandung beragam manfaat kesehatan. Misalnya, membantu mengatasi sembelit, mengobati diabetes, menjaga kesehatan tulang, dan melancarkan sistem pencernaannya.
“Banyak orang suka Air Nira ini karena mereka merasakan banyak khasiatnya dan tubuhnya juga lebih sehat setelah meminumnya,” ucapnya meyakinkan.