Lumut juga memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengakumulasi polutan dari udara termasuk logam berat seperti timbal (Pb), cadmium (Cd) dan merkuri (Hg). Akumulasi tersebut dapat terjadi di seluruh permukaan lumut dan konsentrasi polutan ini dapat memberikan informasi tentang tingkat polusi di suatu daerah. Karena kepekaannya terhadap perubahan kualitas udara, lumut sering digunakan sebagai bioindikator dalam pemantauan lingkungan. Ada atau tidaknya spesies lumut tertentu disuatu daerah dapat menunjukkan tingkat polusi udara. Contohnya spesies yang sensitif dapat menghilang di area yang tercemar sementara spesies yang ebih toleran dapat tumbuh dengan subur dan hal ini mencerminkan dampak ekologis dari kualitas udara.
Sing dkk, (2018) melakukan penelitian terkait akumulasi dari enam (6) logam berat yaitu besi (fe), kromium (Cr), tembaga (Cu), seng (Zn), timbal (Pb) dan nikel (Ni) pada spesies lumut berdaun epifit (Can-oparmelia texana, Pyxine subcineria, dan P. hispidula) di daerah yang tercemar di Kota Srinagar dan sekitarnya di perbukitan Garhwal di Himalaya Barat. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa pada C. texana akumulasi Fe, Zn, Cr dan Cu didapatkan lebih rendah jika dibandingkan dengan P. subcineria dan P. hipsidula.