Lumut memiliki berbagai bentuk pertumbuhan yang mencakup fruticose (berbentuk seperti cabang), foliose (berdaun), dan crustose (menempel pada permukaan). Setiap bentuk pertumbuhan memiliki karakteristik morfologis yang berbeda, dan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menyerap dan mengakumulasi polutan.
Lumut juga dikenal sebagai indikator sensitif terhadap perubahan lingkungan, terutama terhadap polusi. Tumbuhan ini dapat menunjukkan variasi fisiologis dan morfologis yang mencerminkan stres akibat polutan. Sensitivitas ini menjadikan lumut sebagai alat yang berguna untuk mendeteksi kualitas lingkungan dan dampak dari aktivitas manusia. Oleh sebab itu, lumut memiliki potensi besar sebagai bioindikator yang dapat untuk menilai kualitas lingkungan. Tumbuhan ini dapat berfungsi sebagai akumulator dan menyimpan residu polutan dalam jaringan mereka yang memungkinkan untuk mengatahui tingkat pencemaran lingkungan.