Oleh: Ria Febrina
(Dosen Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas dan Mahasiswa Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora Universitas Gadjah Mada)
Hampir semua orang di Pulau Sumatera awal-awal mengenal Kota Malang dari nama sebuah apel, yakni apel malang. Rasa apel ini lebih segar dan lebih menggoda dari apel hijau yang dibawa dari Australia. Harganya juga jauh lebih murah. Selain itu, para pelajar mengenal lebih banyak Kota Malang melalui pendidikan. Di Kota Malang, terdapat sejumlah universitas yang menjadi impian mereka, yakni Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Politeknik Negeri Malang. Universitas tersebut menjadi universitas favorit bagi sebagian anak-anak yang tumbuh di Pulau Sumatera.
Meskipun universitas tersebut tidak menjadi bagian dalam rencana studi saya, tetapi berkunjung ke Kota Malang saat menghadiri seminar internasional di Universitas Negeri Malang, membuat saya jatuh hati dengan kota ini. Suasana kota sangat tenang karena memang kota ini berada di dataran tinggi dengan suasana pegunungan yang sangat indah. Udara di kota ini juga dingin sehingga kami tidak memerlukan AC dan kipas angin ketika bermalam di sebuah hotel di Kota Malang. Bahkan, kami tetap harus menarik selimut saat subuh menjelang.
Karena pengalaman saya tidak begitu banyak dengan Kota Malang, beberapa orang teman merekomendasikan tempat-tempat terbaik. Tempat-tempat tersebut berada di Kota Batu. Jarak antara Kota Malang dengan Kota Batu sekitar 17,9 km dan dapat ditempuh selama 40—60 menit. Kala itu kami pergi saat liburan sekolah. Arus lalu lintas cukup ramai sehingga butuh waktu lebih lama dari biasanya.
Bepergian dari Kota Malang ke Kota Batu saat ini juga semakin mudah karena kami dapat bepergian dengan memesan taksi online dengan harga yang tidak terlalu mahal. Selama perjalanan anak-anak juga dapat menikmati jalan mendaki dengan suasana alam yang indah. Mirip beberapa daerah di Sumatera Barat yang masih asri dengan bukit-bukit dan pemandangan sawah dan kebun. Itulah mengapa Kota Malang juga dikenal dengan kota bunga karena letak geografis menyebabkan bunga-bunga tumbuh dengan cantik di kota ini. Namun sayang, saya tidak bisa membawa satu atau beberapa bunga-bunga tersebut karena saya tidak kembali ke Kota Padang, tetapi harus kembali ke Kota Yogyakarta. Jika nanti berkesempatan ke sini lagi, saya akan melirik beberapa bunga untuk dibawa ke rumah.
Perjalanan saya kali ini bersama keluarga. Tentu amat penting memberikan kesan yang baik dan tak terlupakan kepada anak-anak. Oleh karena itu, saya mengikuti saran sahabat saya untuk mengunjungi The Legend Star, yakni sebuah tempat wisata yang dapat menjadi ruang edukasi bagi anak-anak. The Legend Star berada di Jalan Raya Ir. Soekarno. Kita dapat mengaksesnya dengan mengetikkan Jatim Park 3 pada google map.
Di sinilah anak-anak saya dengan bangga mengenal tokoh-tokoh Indonesia, seperti Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soeknarno, Presiden B. J. Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, dan Presiden Ir. Joko Widodo. Di pintu masuk The Legend Star, mereka sudah tidak sabar duduk di sebuah meja yang di belakangnya terdapat foto Presiden Ir. Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta. Mereka dengan bangga berkenalan dengan tokoh pendiri negara Indonesia tersebut sambil bergaya menggunakan mesin tik jadul yang tersedia di atas meja.
Di sisi seberangnya, anak-anak juga memanfaatkan baju surban yang merupakan busana resmi adat Jawa yang memiliki motif lurik berwarna cokelat dan hitam. Anak-anak dan suami saya mengenakan baju tersebut dengan topi Belanda. Mereka pun berfoto di antara dua sepeda ontel dengan latar dindingnya foto-foto Presiden Ir. Soekarno. Mereka tampak senang dan bangga.
Dari ruang ini, kami pun melangkah ke bagian dalam yang menyajikan replika halaman Istana Negara Republik Indonesia. Anak saya yang bungsu sampai mengangkat tangan dan menghadirkan sikap hormat kepada bendera merah putih dan burung garuda yang terpajang dengan gagah di atas replika Gedung Istana Merdeka tersebut. Jiwa patriotismenya keluar karena sebelumnya sudah mengenal Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih di Istana Negara yang setiap tahun ditayangkan di televisi.
Saya dan suami pun mengajak mereka masuk ke dalam replika Gedung Istana Merdeka. Di ruangan inilah mereka kemudian mengenal patung lilin presiden Indonesia dan replika ruang kerja. Selain itu, mereka juga bisa duduk berdua dengan replika presiden sembari berpura-pura diskusi tentang Indonesia. Ini tentunya menjadi pengalaman menarik bagi anak-anak karena kemudian berkata ingin belajar lebih giat agar sukses suatu hari.
Kami sekeluarga menyempatkan diri berfoto dengan patung lilin Presiden B. J. Habibie dan istrinya, Dr. dr. Hasri Ainun. Kami mengenalkan kepada anak-anak bahwa beliau merupakan presiden Indonesia yang berhasil menciptakan pesawat pertama Indonesia, yakni N250 Gatot Kaca pada 1995. Anak-anak kami tentu bangga mendapat cerita ini sehingga mereka terus semangat melangkah ke dalam melihat tokoh-tokoh lain di The Legend Star.
Sebagaimana namanya, The Legend Star memang tempat wisata pertama di Indonesia yang menyajikan ratusan patung lilin dari para tokoh dan artis dunia. Setelah menyaksikan patung lilin presiden Indonesia, kami menyaksikan patung-patung para pahlawan nasional Indonesia. Kami mengenalkan kepada anak-anak para tokoh, seperti Imam Bonjol yang mengenakan pakaian dan sorban Arab berwarna putih, Patimura yang memegang senjata seperti gambar di uang kertas seribu rupiah, Sultan Hasanuddin dari Makasar, serta Bung Tomo dengan pakaian prajurit. Di belakang patung-patung tersebut, terdapat informasi tentang perjuangan mereka.
Tak hanya tokoh-tokoh Indonesia, anak-anak juga bertemu dengan tokoh-tokoh dunia, seperti Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris yang berhasil meraih kemenangan dalam Perang Dunia II; Nelson Mandela, presiden kulit hitam pertama bagi Afrika Selatan; Lee Kwan Yew, pendiri negara Singapura; serta Abraham Lincoln, Barack Obama, dan Donald Trump yang pernah menjadi Presiden Amerika Serikat. Bahkan, mereka juga berfoto dengan duduk manis di antara keluarga kerajaan Inggris, yakni Pangeran William dan Kate Middleton.
Selain tokoh-tokoh tersebut, mereka juga menyaksikan wajah Bunda Teresa, tokoh perempuan dunia yang mengabadikan dirinya untuk kaum miskin dan orang-orang yang menderita HIV/AIDS dan TBC di India; Dalai Lama, pemimpin spiritual dari Buddha Mahayana Tibet; dan Albert Einstein, ilmuwan fisika teoretis yang merupakan ilmuwan terbesar pada abad ke-20.
Setelah puas berkenalan dengan para tokoh dunia bidang politik dan pemerintahan, anak-anak berkenalan dengan tokoh dunia bidang olahraga. Ada tokoh sepakbola dunia, Lionel Messi, David Beckham, dan Cristiano Ronaldo. Ada Valentino Rossi (pebalap dunia), Mike Tyson (petinju dunia), Kobe Bryant dan Yao Ming (pebasket dunia), Novak Djokovic, Rafael Nadal, dan Serena Williams (petenis dunia), dan Michael Phelps (perenang kenamaan dunia).
Sebagai anak laki-laki, mereka sangat suka berada di ruangan ini dan berfoto dengan para tokoh tersebut. Mereka juga dapat mencoba kostum olahraga bertuliskan nama bintang olahraga tersebut, serta berpura-pura berolahraga di lapangan basket, lapangan badminton, dan ring tinju versi mini. Mereka juga dapat menaiki mobil golf yang tersedia. Interior ruangan memang sangat memikat dengan pencahayaan lampu dan aksesori, piala, baju, dan peralatan olahraga yang dipajang. Sangat mengesankan.
Namun, kami harus terus melangkah. Kami kemudian masuk ke ruangan para artis Hollywood. Suasana di sini terasa berbeda. Kami merasakan suasana red carpet ala Oscar sembari berfoto dengan sejumlah artis Hollywod, seperti Brad Pitt, Angelina Jolie, serta tokoh legendaris, seperti Audrey Hepburn, Marilyn Monroe, dan Nicole Kidman. Kami juga berkenalan dengan tokoh film action, seperti Tom Cruise (Mission Impossible), Daniel Craig (James Bond), Johnny Depp (Pirates of Carribean), Arnold Schwarzenegger (Terminator), Vin Diesel dan Paul Walker (Fast and Furious), dan Hugh Jackman (Wolverine). Selain tokoh Hollywood, kami juga berkenalan dengan tokoh legendaris Bollywood, Amitabh Bachchan, serta para jagoan Asia, seperti Jackie Chan dan Jet Li.
The Legend Star memang menampilkan koleksi patung lilin tokoh legendaris dan terkenal dari seantero dunia layaknya Museum Madam Tussaud di London. Museum Madam Tussaud didirikan oleh pematung lilin, Marie Tussaud, pada tahun 1835. Museum Madame Tussauds merupakan tempat wisata utama di London yang terletak di Jalan Bakers Street yang memamerkan patung lilin dari tokoh-tokoh terkenal dan bersejarah, serta karakter film dan televisi populer yang dimainkan oleh aktor terkenal. The Legend Star menyerap konsep tersebut sehingga anak-anak juga dapat berkenalan dengan para tokoh tersebut di Indonesia melalui patung lilin yang diciptakan mirip mereka.
Terakhir, kami mengajak anak-anak menuju ruang yang paling mereka suka. Ruang yang menampilkan para pahlawan super fiksi, seperti Iron Man, Thor, Captain America, Spiderman, Hulk, serta sosok Harry Potter dan Dumbledore. Namun, anak-anak sudah merasa lelah karena kami termasuk pengunjung terakhir di ruangan ini. Ketika tiba di luar, hari sudah malam. Ruang makan dan ruang oleh-oleh sudah ditutup dengan kain putih.
Berwisata di Jatim Park tidak cukup satu hari. Di Jatim Park 3 tersedia wahana lainnya, seperti Milenial Glow Garden, taman dengan sejuta lampu pencahayaan yang indah; Museum Musik Dunia, berisi ratusan alat musik; Fun Tech Plaza, wahana permainan berteknologi tinggi; Infinity World, wahana yang menampilkan cahaya dan dinding berhiaskan cermin; Dino Park, area yang menampilkan model binatang purba masa lampau; dan Rumah Zombie, rumah hantu yang menghadirkan banyak zombi.
Di The Legend Star sebenarnya juga ada ruangan out door yang membawa kita ke replika White House atau kediaman resmi Presiden Amerika Serikat; replika Bandara Schipol di Amsterdam dengan lounge-nya; bangunan khas Belanda, bangunan khas Santorini Yunani, bangunan Korea dengan tema kerajaan masa Joseon, serta bangunan khas Jepang dan Cina. Namun, kami hanya sempat mampir ke White House dan bangunan khas Cina karena kaki sudah gempor dan tidak sanggup lagi berjalan.
Kelak kalau ada kesempatan lagi, kami ingin menjelajah semua tempat wisata di Jatim Park 3. Setelah menjelajah ke tempat-tempat wisata lain di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta, Kota Malang menyuguhkan tempat wisata modern dengan suasana alam yang sejuk. Suasana ini menjadi nilai lebih yang membuat kami ingin ke sana lagi.
Discussion about this post