Rabu, 02/7/25 | 05:03 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Disrupsi dan Suksesi Tampuk Kepemimpinan

Kamis, 24/8/23 | 06:58 WIB

Oleh: Sigit Surahman
(Dosen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dan
Mahasiswa Doktoral Ilmu Komunikasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta)

 

Situasi politik dan persaingan antarkandidat capres semakin ketat dalam suksesi kepemimpinan Indonesia. Wacana koalisi makin merapat dan saling memikat. Selalu ada kemungkinan pilpres 2024 masih dapat berubah. Oleh karena itu, saya tidak akan membahas lebih jauh tentang kontestasi para capres, antara Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 di Indonesia.

BACAJUGA

Disrupsi dan Suksesi Tampuk Kepemimpinan

Sabda dan Dawuh Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam Perspektif Max Weber

Minggu, 03/9/23 | 07:28 WIB

Namun, dalam waktu yang bersamaan menjelang pilpres 2024 ini, saya sedang menyelesaikan disertasi tentang suksesi di Kesultanan Yogyakarta dari lensa Max Weber dan Muzafer Sherif (tokoh Sosiologi) di bawah arahan Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si.,  Dr. Fahrudin Faiz., M.Ag., dan Dr. Ridzki Rinanto Sigit, M.M. Disertasi ini memberikan gambaran suksesi dalam sebuah organisasi kepemimpinan tradisional, yaitu Kesultanan Yogyakarta. Berkaitan dengan itu, pemerintahan di Nusantara pada masa kolonial atau era klasik yang beberapa kerajaan dipimpin oleh ratu. Contohnya adalah Kerajaan Sriwijaya yang dipimpin oleh Ratu Sima pada abad ke-7 hingga ke-8, Tribuana Tunggadewi dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-14, dan Ratu Kerajaan Demak pada abad ke-16 seperti Ratu Kalinyamat.

Artikel ini juga menyajikan perubahan dalam sistem pemerintahan akibat interaksi dengan kekuatan kolonial Belanda. Pada masa kolonial, kerajaan-kerajaan di Jawa berada di bawah penguasaan Belanda, yang mempertahankan simbol kekuasaan namun menentukan keputusan penting. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, sistem pemerintahan berubah secara radikal menjadi republik demokrasi. Namun, meskipun peran politik kerajaan berkurang seiring berjalannya waktu, beberapa kerajaan masih mempertahankan peran sosial dan kebudayaan dalam masyarakat.

Dalam konteks Yogyakarta, tradisi suksesi gender mengalami perubahan dengan dikeluarkannya sabda dan dawuh oleh Sri Sultan HBX. Penggunaan kekuasaan oleh penguasa kerajaan seperti Sri Sultan HBX memiliki peran ganda sebagai kepala daerah dan raja. Sabda dan dawuh raja menjadi penting dalam memberikan arahan dan otoritas kepada masyarakat.

Pengangkatan GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi melalui sabda dan dawuh Sri Sultan HBX memiliki dampak signifikan dalam struktur kekuasaan dan pewarisan takhta di Kesultanan Yogyakarta. Namun, keputusan ini juga memicu pro dan kontra di masyarakat, terutama di kalangan keluarga keraton dan abdi dalem. Beberapa kelompok mendukung perubahan tersebut, sementara yang lain menolaknya.

Sabda dan dawuh adalah pondasi perubahan dalam Kesultanan Yogyakarta. Dua konsep ini mengilhami pemimpin dan masyarakat untuk tetap menghormati nilai-nilai budaya sambil mengakomodasi perubahan zaman. Melalui pesan dan nasihat ini, kesultanan tidak hanya mengembangkan identitas yang kuat, tetapi juga menjalankan peran aktif dalam menciptakan perubahan positif yang menguntungkan masyarakat secara keseluruhan. Sabda dan dawuh adalah suara yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan Kesultanan Yogyakarta.

Kesultanan Yogyakarta menjalankan prinsip kontinuitas dan inovasi melalui konsep sabda dan dawuh. Kontinuitas terletak dalam warisan nilai-nilai yang diwariskan dari masa lalu, sementara inovasi tercermin dalam bagaimana nilai-nilai tersebut diaplikasikan dalam konteks modern. Pemimpin kesultanan tidak hanya menghormati sabda dan dawuh yang ada, tetapi juga mengambil inisiatif untuk menerjemahkan pesan-pesan tersebut ke dalam tindakan nyata yang relevan dengan perubahan zaman.

Peristiwa sabda dan dawuh Sri Sultan HBX dapat dijelaskan dalam konteks konsep Max Weber tentang kekuasaan, otoritas, dan legitimasi. Penggunaan kekuasaan dan otoritas oleh Sri Sultan HBX dalam mengambil keputusan mengenai suksesi takhta menggambarkan perubahan sosial dan tuntutan zaman. Artikel ini menggunakan lensa Teori Organisasi Weber dan Social Judgment Theory Muzafer Sheriff. Penggunaan konsep tersebut menciptakan konsep baru yang disebut dengan “Power and Social Appraisal” yang menggambarkan interaksi antara kekuasaan, otoritas, legitimasi, dan penilaian sosial dalam komunikasi. Power and Social Appraisal menggambarkan bagaimana masyarakat menilai kekuasaan Sultan dan bagaimana hal itu mempengaruhi komunikasi dan interaksi sosial dalam dinamika Kesultanan Yogyakarta. Perubahan menjadi hal mendasar dan tidak terelakkan. Penerimaan atau penolakan terhadap suksesi takhta dipengaruhi oleh penilaian sosial terhadap kekuasaan dan otoritas Sri Sultan HBX.

Wawasan baru tentang kekuasaan dan otoritas dalam pandangan masyarakat mempengaruhi komunikasi dan persepsi sosial. Dalam konteks Kesultanan Yogyakarta, perubahan tersebut menjadi tantangan dan peluang untuk memahami perubahan dalam pandangan terhadap otoritas tradisional. Dengan demikian, komunikasi kekuasaan dapat menjadi kunci untuk mengelola perubahan sosial yang substansial dalam masyarakat.

Tags: #Sigit Surahman
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Festival Pasir Pantai Haeundae

Berita Sesudah

Suatu Siang di Malioboro

Berita Terkait

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

Salah Kaprah Penggunaan In dan Out di Ruang Publik

Minggu, 15/6/25 | 10:52 WIB

Oleh: Mita Handayani (Mahasiswa Magister Linguistik FIB Universitas Andalas)   Cassirer (dalam Lenk, 2020) mengatakan bahwa manusia adalah animal symbolicum,...

Metafora “Paradise” dalam Wacana Pariwisata

Frasa tentang Iklim dalam Situs Web Greenpeace

Minggu, 15/6/25 | 09:39 WIB

Oleh: Arina Isti’anah (Dosen Sastra Inggris, Universitas Sanata Dharma) Baru-baru ini kita disadarkan oleh fenomena kerusakan alam Raja Ampat yang...

Berita Sesudah

Suatu Siang di Malioboro

Discussion about this post

POPULER

  • Ketua DPD Partai Golkar Sumbar terpilih, Khairunnas saat menerima dokumen persidangan. [foto : ist]

    Khairunnas Kembali Pimpin Golkar Sumbar, Terpilih Secara Aklamasi dalam Musda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jembatan Akses Utama Kampung Surau Rusak Parah, Warga: Jangan Sampai Ada Korban Jiwa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanda Titik pada Singkatan Nama Perusahaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musda Golkar Sumbar Digelar Besok, Ketua Umum Bahlil Lahadalia dan Sejumlah Tokoh Nasional Hadir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Depan “dari” dan “daripada” yang Tidak Tepat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yonnarlis Ungkap Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi Masyarakat dan Polri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peringatan HUT ke-79 Bhayangkara, Ketua DPRD Dharmasraya: Polri Harus jadi Pelayan Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024