Media sosial memang membuat perkembangan bahasa menjadi tidak terduga. Penggunaan istilah-istilah tidak terduga dilakukan oleh pengguna media sosial. Media sosial tidak hanya mengubah perilaku, tetapi juga menciptakan tren berbahasa baru. Banyak istilah baru bermunculan di media sosial, seperti login, logout, ngeship, sultan, gamon, stalking, prenjon, dan sebagainya. Istilah-istilah tersebut terkadang memiliki arti yang berbeda dengan arti yang ada dalam kamus, bahkan sebagian tidak ditemukan artinya dalam kamus. Istilah-istilah tersebut memiliki arti atau makna tersendiri di kalangan pengguna media sosial sebagai bentuk dari kreativitas berbahasa.
Sebagian istilah-istilah tersebut mengalami perluasan makna dari makna aslinya yang ada dalam kamus dan sebagian lain membentuk makna baru yang diberikan oleh pengguna media sosial. Beberapa istilah yang sering digunakan di media sosial sebagai tren berbahasa baru dapat dilihat pada uraian di bawah ini.
(1) Login
Istilah login merupakan istilah yang biasa digunakan dalam bidang komputer. Login berarti proses masuk untuk mengakses sistem komputer. Login juga dapat diartikan masuk ke akun media sosial tertentu, apakah itu ke Facebook, Instagram, dan lain-lain. Namun, saat ini kata login mengalami perluasan makna dan kata ini juga digunakan untuk menyebut orang yang masuk ke dalam salah satu agama, misalnya masuk ke dalam agama Islam atau masuk/pindah dari agama Hindu ke Kristen atau masuk atau pindah dari Hindu ke Islam, dan sebagainya. Istilah ini populer di kalangan pengguna media sosial untuk menyebut pasangan-pasangan artis/selebritis yang pindah agama karena berpacaran atau menikah beda agama. Kemudian, salah satunya berpindah agama untuk mengikuti pasangannya. Proses berpindah agama itu disebut dengan login.
(2) Logout
Selain login, ada istilah logout yang berarti proses keluar dari sistem komputer atau keluar dari akun media sosial tertentu. Akan tetapi, kata logout juga mengalami perluasan makna. Logout tidak hanya digunakan sebagai istilah keluar dari sistem komputer atau keluar dari akun media sosial, tetapi juga digunakan untuk keluar dari agama tertentu untuk berpindah pada agama yang lain. Istilah login dan logout digunakan oleh pengguna media sosial untuk menyebut beberapa pasangan yang menjalin hubungan beda agama. Jika salah satunya berpindah masuk mengikuti agama pasangannya, proses itu disebut dengan login dan proses keluar meninggalkan agamanya disebut dengan logout. Penggunaan istilah ini barangkali untuk memperhalus kata “pindah agama” yang lebih sering menimbulkan konflik, pertikaian, dan perpecahan di kalangan para pemeluk agama yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, istilah login dan logout yang berasal dari teknologi komputer dan terdengar lebih halus digunakan untuk menggantikan kata “pindah agama”.
(3) Ngeship
Selanjutnya, kata ngeship. Istilah ini juga tren di kalangan pengguna media sosial. Kata ini tidak dapat ditemukan artinya dalam kamus, baik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun dalam kamus bahasa Inggris karena kata ini terbentuk dari gabungan nasalisasi nge- (afiks me- atau imbuhan bahasa Indonesia nonstandar) dan kata ship dari bahasa Inggris yang berasal dari relationship yang artinya ‘menjalin hubungan’. Jadi, ngeship artinya adalah memberikan dukungan terhadap suatu hubungan yang disukai, seperti menjodoh-jodohkan artis-artis yang disukai dan berharap mereka benar-benar berlayar ke dalam kapal (ship) yang sama. Artis tersebut diharapkan benar-benar menjalin hubungan di dunia nyata seperti yang diharapkan oleh para shipper (mak comblang). Beberapa artis Korea yang pernah di-ship di media sosial, di antaranya Hyun Bin dan Son Ye Jin yang sekarang sudah membina rumah tangga. Selain itu, Song Hye Kyo dan Song Jong Ki juga pernah juga pernah di-ship oleh para penggemar di media sosial. Beberapa artis/selebritis Indonesia juga tidak ketinggalan di-ship oleh pengguna media sosial.
(4) Sultan
Sultan adalah sebutan untuk orang-orang kaya yang sering menunjukkan eksistensinya di media sosial, seperti menggunakan barang-barang bermerek (branded) atau memperlihatkan harta kekayaan, dan menunjukkan kedermawanan mereka di media sosial. Para pengguna media sosial menjuluki mereka dengan sultan. Artinya kata sultan juga mengalami perluasan makna. Kata sultan biasanya digunakan untuk para pemimpin kerajaan dan mereka benar-benar diakui secara hukum serta memiliki kekuasaan dan rakyat sendiri, seperti Sultan yang ada di Yogyakarta, Sultan yang ada di Kerajaan Brunei, dan Malaysia. Sementara itu, sultan di media sosial adalah sejumlah orang kaya yang ada di negeri ini dan mendapatkan beberapa privilege dalam kehidupan karena kekayaannya tersebut. Artis Rafi Ahmad dan Nagita Slavina serta Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah merupakan contoh pasangan artis yang mendapat julukan “sultan” dari pengguna media sosial.
(5) Gamon
Gamon merupakan akronim dari gagal move on, sebuah akronim berbentuk gabungan kata bahasa Indonesia dan frasa bahasa Inggris. Gamon di sini berarti gagal move on dari mantan atau tidak bisa bangkit dari kehidupan masa lalu, tidak bisa lepas dari kenyataan masa lalu, atau selalu dibayangi-bayangi oleh kehidupan masa lalu. Jenis gamon ada bermacam-macam, seperti gagal move on dari mantan pacar/suami/istri, gamon dari kejayaan masa muda, gagal move on dari semua hal menyenangkan yang pernah terjadi di masa lalu. Ciri-ciri orang gamon selalu menyebut-nyebut betapa indah dan menariknya kehidupan masa lalu daripada kehidupan masa sekarang. Selain itu, orang gamon suka membanding-bandingkan kehidupan masa lalu dengan kehidupan masa sekarang dan selalu memikirkan masa lalu sambil terus memantau orang-orang yang ada pada masa lalu tersebut di media sosial dengan melakukan stalking (mengikuti diam-diam/menguntit) di media sosial.
(6) Prenjon
Prenjon merupakan istilah yang sering digunakan di media sosial untuk menggambarkan kenyamanan hubungan pertemanan. Prenjon merupakan pleseta dari kata bahasa Inggris, yaitu friendzone yang artinya ‘zona pertemanan’. Prenjon merupakan situasi dan kondisi di mana seorang lelaki atau perempuan jatuh cinta pada teman sendiri. Sebagian tidak berani menyatakan cinta dan terjebak pada kenyamanan hubungan pertemanan. Melansir dari berbagai sumber, lelaki adalah sosok yang paling banyak menjadi korban dari prenjon karena tidak bisa menahan diri dari rasa suka terhadap teman dan perempuan lebih bisa bertahan dengan nyamannya hubungan pertemanan.
Demikian penjelasan tentang beberapa istilah yang sering digunakan di media sosial sebagai tren berbahasa baru. Di masa yang akan datang, tidak tertutup kemungkinan, muncul istilah-istilah lain yang lebih baru lagi di media sosial. Keberadaan media sosial tidak hanya merefleksikan perkembangan teknologi, tetapi juga merefleksikan tren berbahasa baru. Dari fenomena ini, dapat disimpulkan bahwa bahasa bersifat dinamis dan terbuka terhadap berbagai perubahan dan kebaruan.
Discussion about this post