Minggu, 13/7/25 | 15:42 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI ARTIKEL

Tenunan Khas Lima Puluh Kota pada Songket Halaban

Minggu, 11/6/23 | 07:00 WIB

Oleh: Roma Kyo Kae Saniro
(Dosen Sastra Indonesia Universitas Andalas)

 

Kain songket Indonesia adalah sejenis kain tradisional Indonesia yang terkenal dengan pola-pola yang rumit dan indah. Songket ditenun menggunakan teknik tenun dengan benang suplemen, di mana benang emas atau perak dimasukkan ke dalam kain untuk menciptakan motif-motif yang rumit. Di Indonesia, kain songket erat kaitannya dengan budaya Melayu dan biasanya dikenakan pada acara-acara khusus dan upacara, seperti pernikahan, festival keagamaan, dan acara budaya. Biasanya digunakan untuk membuat pakaian tradisional seperti sarung, kebaya, dan kerudung.

BACAJUGA

Penggambaran Perempuan Muda dalam Serial Hello, My Twenties! Season 1

The Day Before the Wedding (2023): Simbol Integral Kemerdekaan Perempuan

Minggu, 19/11/23 | 07:35 WIB
Penggambaran Perempuan Muda dalam Serial Hello, My Twenties! Season 1

Perempuan dan Kisah Tak Sampai pada “Gadis Kretek”

Minggu, 12/11/23 | 07:40 WIB

Motif dan pola yang ditemukan dalam songket Indonesia bervariasi tergantung pada wilayah dan suku etnis. Setiap wilayah memiliki gaya dan desain tenun yang unik. Hal itu mencerminkan keberagaman budaya di negara ini. Beberapa motif tenun yang populer, di antaranya bunga, burung, bentuk geometris, dan makhluk mitologi. Selain nilai budayanya, tenun songket juga memiliki nilai simbolis. Kain ini dianggap sebagai simbol prestise, kekayaan, dan status sosial. Proses tenun yang rumit dan membutuhkan waktu membuatnya menjadi kain yang sangat dihargai dan dicari.

Indonesia terkenal sebagai produsen kain songket berkualitas tinggi, terutama di daerah Palembang di Sumatera Selatan, Bali, Lombok, dan Sambas di Kalimantan Barat. Daerah-daerah ini memiliki sejarah panjang dalam menenun songket dan telah melestarikan teknik dan desain tradisional selama berabad-abad. Ternyata, tidak hanya Palembang di Sumatera Selatan, Bali, Lombok, dan Sambas di Kalimantan Barat saja yang memiliki kain songket yang indah, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Indonesia pun memiliki songket.

Kabupaten Lima Puluh Kota secara geografis memiliki keunggulan terkait dengan bidang pertanian. Tidak hanya pertanian, Kabupaten Lima Puluh memiliki kerajinan kain tenun yang dikenal sebagai songket Halaban. Sebenarnya, Halaban adalah sebuah daerah yang terletak di daerah Jorong Atas Laban Nagari Halaban, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota. Halaban merupakan salah satu contoh kain tradisional selain Pandai Sikek dan Silungkang sebagai kegiatan tenun yang dilakukan oleh perempuan di Nagari Halaban.

Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Hendra dan Dika Agustin dalam tulisannya yang berjudul “Eksistensi Tenun Songket Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota”, penulis mengungkapkan bahwa kegiatan menenun sebenarnya sudah diturunkan secara turun-menurun oleh nenek moyang, tetapi berusaha dieksiskan kembali pada tahun 1995 oleh Ibu Fatimurni yang ingin merasakan kembali kejayaan dan melestarikan kembali tenun songket tersebut melalui adanya sentra kerajinan tenun songket Puti Sariau. Sentra ini dibangun pada tahun 2022 yang dilatarbelakangi adanya kesulitan berupa harus memasarkan dan mengantarkan hasil tenunan ke Bukittinggi dan Padang sehingga dibangunlah sentra ini agar adanya tempat khusus untuk pemasaran.

Produk yang dihasilkan oleh tenun Halaban tidak hanya berbentuk kain, tetapi adanya bentuk produk lainnya yang bervariasi, seperti selendang, tas songket, bahan baju songket, baju tenun songket wanita, dan selendang yang dikombinasikan dengan sulam dan bordir. Ciri khas struktur motif kain Halaban disusun secara vertikal dan horizontal dengan tenun songket Halaban yang khas adalah tenun songket metalik sebagai pembeda kain songket Halaban dengan wilayah lainnya. lalu, adanya ciri khas lain dapat dilihat dari adanya perkembangan penempatan motif yang terletak pada penggunaan motif lama yang menerapkan beberapa motif dalam satu buah kain tenun songket yang kemudian berkembang dengan menggunakan satu macam motif pada bagian tengah kain.

Kain tenun Halaban tidak hanya dapat dikatakan sebagai sebuah warisan budaya bangsa Indonesia, khususnya Minangkabau, tetapi juga sebagai pemberdayaan perempuan atau adanya keikutsertaan perempuan dalam membangun perekonomian melalui tenun ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Henrawati dan Ermayanti dalam artikelnya yang berjudul “Wanita Pengrajin Tenun Tradisional di Nagari Halaban, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat”, perempuan di nagari tersebut memiliki peran ganda baik di ranah domestik dan publik. Namun, walaupun perempuan harus memiliki peran ganda, perempuan sangat memiliki kontribusi dalam perekonomian keluarga tersebut, misalnya harga benang tenun tertinggi adalah Rp300.000.00 per benang untuk kain dan biasanya dibutuhkan dua benang untuk satu kain. Kemudian, hasil tenun dijual seharga Rp3.500.000,00 sampai dengan Rp5.000.000,00.

Usaha tenun Halaban biasanya didominasi oleh perempuan sebagai anak tenun, pedagang tenun, atau pedagang songket. Dominasi perempuan dalam kegiatan tenun di Kabupaten Lima Puluh Kota sebagian berperan menjadi tulang punggung keluarga yang membantu untuk meningkatkan penghasilan keluarga untuk kebutuhan sehari-hari walaupun pada sisi lainnya, perempuan tidak selalu sebagai tulang punggung. Pada intinya, kain tenun Halaban memiliki peran penting sebagai warisan dan pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi.

Saat ini, kain songket terus dihargai sebagai kain tradisional Indonesia, dan upaya dilakukan untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya ini. Kain ini tidak hanya dikenakan pada acara khusus, tetapi juga dihargai sebagai karya seni dan kerajinan. Banyak pengrajin dan penenun yang berdedikasi untuk melestarikan tradisi ini dengan meneruskan keterampilan dan pengetahuan mereka kepada generasi muda. Oleh sebab itu, mari kita bangga untuk membeli dan menggunakan kain tenun Indonesia sebagai perpanjangan eksistensi kain tradisional Indonesia.

Tags: #Roma Kyo Kae Saniro
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Membangun Komunikasi Efektif dalam Kelompok

Berita Sesudah

Mengetuk Pintu

Berita Terkait

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Ekspresi Puitik Penderitaan Palestina dalam Puisi “Tamimi” karya Bode Riswandi

Minggu, 06/7/25 | 11:11 WIB

Oleh: Aldi Ferdiansyah (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)   Karya sastra adalah hasil proses kreatif yang...

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

Minggu, 06/7/25 | 10:56 WIB

Oleh: Nikicha Myomi Chairanti (Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Cerita pendek "Seekor Beras dan Sebutir Anjing" karya Eka Arief...

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Tantangan Kuliah Lapangan Fonologi di Era Mobilitas Tinggi

Minggu, 29/6/25 | 08:21 WIB

Oleh: Nada Aprila Kurnia (Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas dan Anggota Labor Penulisan Kreatif/LPK)   Kridalaksana (2009),...

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Mendorong Pemberdayaan Perempuan melalui KOPRI PMII Kota Padang

Minggu, 22/6/25 | 13:51 WIB

Oleh: Aysah Nurhasanah (Anggota KOPRI PMII Kota Padang)   Kopri PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan organisasi yang...

Aspek Pemahaman Antarbudaya pada Sastra Anak

Ekokritik pada Fabel Ginting und Ganteng (2020) Karya Regina Frey dan Petra Rappo

Minggu, 22/6/25 | 13:12 WIB

Oleh: Andina Meutia Hawa (Dosen Prodi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas)   Kajian ekokritik membahas hubungan antara manusia, karya sastra,...

Perkembangan Hukum Islam di Era Digital

Mencari Titik Temu Behaviorisme dan Fungsionalisme dalam Masyarakat Modern

Minggu, 22/6/25 | 13:00 WIB

Oleh: Nahdaturrahmi (Mahasiswa Pascasarjana UIN Sjech M. Jamil Jambek Bukittinggi)   Sejarah ilmu sosial, B.F. Skinner dan Émile Durkheim menempati...

Berita Sesudah
Mengetuk Pintu

Mengetuk Pintu

Discussion about this post

POPULER

  • Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    Efisiensi di Negeri Petro Dolar: Jalan Penuh Lubang, Jembatan Reyot Vs Mobil Dinas Baru yang Lukai Rasa Keadilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 100 Hari Kerja Wali Kota Padang Capai Kepuasan 80 Persen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mambangkik Batang Tarandam dalam Naskah Drama “Orang-orang Bawah Tanah” karya Wisran Hadi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penggunaan Kata Ganti Engkau, Kau, Dia, dan Ia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Psikologi Kekuasaan dalam Cerpen “Seekor Beras dan Sebutir Anjing”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Forum Mahasiswa Dharmasraya Soroti Konflik Perusahaan dengan Masyarakat, Desak Bupati Bertindak Tegas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keunikan Kata Penghubung Maka dan Sehingga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024