Ada banyak tuturan yang bisa digunakan untuk mengajukan sebuah pertanyaan dalam bahasa Indonesia, baik secara formal maupun informal. Kalimat tanya secara formal ditandai dengan adanya penggunaan kata atau frasa tanya sebagai pemarkahnya. Pemarkah tanya yang ada di dalam bahasa Indonesia adalah apa, apakah, di mana, ke mana, dari mana, yang mana, siapa, berapa, mengapa, bagaimana, dan kapan. Setiap pemarkah tanya ini memiliki makna yang berbeda. Berikut ini adalah penjelasan tentang penggunaan masing-masing pertanyaan tersebut.
Kata tanya apa digunakan untuk menanyakan sesuatu. Kata ini juga digunakan untuk menanyakan nama yang tidak berkaitan dengan manusia. Berikut ini adalah contoh penggunaan kata tanya apa :
- Apa itu?
- Apa yang sedang dilakukan oleh orang itu?
- Apa warna kesukaan Anda?
- Apa hal yang paling penting di dalam hidup Anda?
- Apa nama negara itu?
Kata tanya apakah digunakan untuk mengonfirmasi sesuatu. Pertanyaan dengan kata tanya apakah membutuhkan jawaban ya, tidak, bukan, atau belum. Berikut ini adalah contoh penggunaan kata tanya apakah :
- Apakah Anda akan pergi ke sana?
- Apakah dia sudah makan siang?
- Apakah hari ini tanggal merah?
- Apakah Anda akan menikah?
- Apakah ini tas ayah Anda?
Kata tanya di mana digunakan untuk menanyakan tempat. Akan tetapi, tempat yang menjadi pertanyaan merupakan lokasi terjadinya suatu aktivitas atau peristiwa, serta keberadaan sesuatu. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
- Di mana Anda membeli baju ini?
- Di mana ayah Anda sekarang?
- Di mana mobil Anda?
- Di mana Anda bekerja?
- Di mana kakak Anda berolahraga?
Kata tanya ke mana digunakan untuk menanyakan tempat yang menjadi tujuan atau menandai adanya perpindahan lokasi. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
- Ke mana adik Anda berlibur?
- Ke mana dia pergi?
- Ke mana kita sekarang?
- Ke mana kucing itu?
- Ke mana Anda kemarin?
Kata tanya dari mana juga masih berkaitan dengan tempat, tetapi kata dari menujukkan lokasi asal setelah adanya perpindahan atau pergerakan atau sumber sesuatu. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
- Dari mana kucing itu masuk?
- Dari mana Anda berasal?
- Dari mana Anda mendapatkan bunga itu?
- Dari mana dia datang?
- Dari mana Anda tahu tentang itu?
Kata tanya yang mana digunakan untuk menyanyakan pilihan atau sesuatu dari sekian banyak yang tersedia. Contoh penggunaanya bisa dibaca pada kalimat-kalimat berikut:
- Yang mana kakak Anda?
- Yang mana rumah dia?
- Yang mana yang Anda suka?
- Yang mana menjadi favorit Anda?
- Yang mana buku saya?
Kata tanya siapa digunakan untuk menanyakan sosok dan nama manusia. Berikut adalah contoh penggunaannya:
- Siapa nama Anda?
- Siapa dia?
- Siapa mereka?
- Siapa yang mengirim surat ini?
- Siapa Anita?
Kata tanya berapa selalu berkaitan dengan nomor atau penjumlahan yang bisa dijawab dengan kata banyak, sedikit, beberapa, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
- Berapa umurmu?
- Berapa jumlah mahasiswa di kelas ini?
- Berapa orang kakak dan adikmu?
- Berapa kali kamu berolahraga dalam seminggu?
- Berapa harga topi itu?
Kata tanya mengapa diharapkan memiliki jawaban yang berkaitan dengan alasan atau sebab. Biasanya, pertanyaan mengapa memiliki jawaban karena. Berikut adalah contoh penggunaannya:
- Mengapa Anda terlambat?
- Mengapa dia menangis?
- Mengapa Anda datang ke rumah saya?
- Mengapa dia pergi?
- Mengapa Anda suka Es Amerikano?
Kata tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan keadaan, situasi, cara, pandangan, atau pendapat seseorang, serta penilaian terhadap sesuatu. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
- Bagaimana cuaca di Korea Selatan saat ini?
- Bagaimana keadaan ayah Anda sekarang?
- Bagaimana cara pergi ke Pulau Bali?
- Bagaimana cara membeli buku itu melalui internet?
- Bagaimana film itu?
Kata tanya kapan digunakan untuk waktu secara umum (bukan spesifik). Oleh sebab itu, pertanyaan waktu dengan kata kapan bisa dijawab dengan informasi jam, hari, tahun, bulan, musim, momen, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
- Kapan Indonesia merdeka?
- Kapan Anda akan libur?
- Kapan dia pergi ke Malaysia?
- Kapan kita akan bertemu?
- Kapan Idulfitri?
Berdasarkan informasi sebelumnya, kata kapan bisa digunakan untuk pertanyaan tentang waktu yang bisa dijawab secara umum. Jika kita ingin menanyakan waktu secara lebih spesifik (tentang jam, tanggal, hari, bulan, tahun, dan sebagainya), kita bisa mengubah pemarkah tanya yang sesuai dengan tujuan pertanyaan kita. Berikut ini adalah contoh pertanyaannya:
- Tanggal berapa Indonesia merdeka? (Pertanyaan ini menggunakan kata berapa karena jawabannya berkaitan dengan nomor penunjuk tanggal)
- Hari apa Anda akan pergi ke Thailand? (Pertanyaan ini menggunakan kata apa karena jawabannya berkaitan dengan nama hari)
- Pukul berapa kita akan bertemu? (Pertanyaan ini menggunakan kata berapa karena jawabannya berkaitan dengan jam yang menggunakan nomor)
- Bulan apa dia akan menikah? (Jika pertanyaannya menggunakan kata apa, jawabannya berkaitan dengan nama bulan, seperti Januari dan Februari).
- Bulan berapa dia akan menikah? (Jika pertanyaannya menggunakan kata berapa, jawabannya berkaitan dengan urutan bulan yang merupakan bilangan atau nomor, seperti bulan kedua atau bulan 2)
Pertanyaan yang berkaitan dengan waktu, baik sebagai penanda waktu maupun durasi waktu cukup sulit dipahami oleh penutur asing yang sedang belajar bahasa Indonesia. Hal ini karena adanya perubahan posisi dari pertanyaan tersebut. Berikut adalah contoh-contoh pemakaiannya:
- Hari apa dia akan belajar bahasa Indonesia?
- Berapa hari dia akan belajar bahasa Indonesia?
- Bulan apa dia akan belajar bahasa Indonesia?
- Bulan berapa dia akan belajar bahasa Indonesia?
- Berapa bulan dia akan belajar bahasa Indonesia?
- Tahun berapa dia belajar bahasa Indonesia?
- Berapa tahun dia belajar bahasa Indonesia?
- Pukul berapa dia belajar bahasa Indonesia?
- Jam berapa dia belajar bahasa Indonesia?
- Berapa jam dia belajar bahasa Indonesia?
Selain informasi tersebut, ternyata, pemahaman tentang kalimat tanya dalam bahasa Indonesia memiliki banyak keunikan. Berikut ini adalah berbagai hal yang perlu diperhatikan ketika membuat pertanyaan di dalam bahasa Indonesia. Hal Pertama, pemarkah (kata) tanya dalam bahasa Indonesia juga bisa ditambah dengan partikel –kah. Hal ini cukup membuat sulit penutur asing ketika belajar bahasa Indonesia. Para pemelajar tersebut sulit membedakan apakah yang tujuannya konfirmasi (dengan jawaban ya, tidak, bukan, dan belum) dengan pertanyaan apa yang menggunakan partikel –kah, tetapi untuk menanyakan sesuatu, bukan konfirmasi. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
1. Pertanyaan : Apakah Anda orang Indonesia?
Jawaban : ya atau bukan
2. Pertanyaan : Apakah warna lemari itu?
Jawaban : Warna lemari itu adalah cokelat.
Dua jenis pertanyaan ini cukup sulit dipahami oleh penutur asing. Namun demikian, partikel –kah juga bisa dilekatkan dengan berbagai pemarkah tanya lainnya, seperti siapakah, bagaimanakah, berapakah, di manakah, dan mengapakah. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
- Siapakah yang menyanyikan lagu itu?
- Bagaimanakah keadaan ayah Anda saat ini?
- Berapakah jumlah guru di sekolah itu?
- Di manakah rumah bapak itu?
- Mengapakah dia datang?
Hal kedua yang harus diperhatikan dalam kalimat tanya Indonesia adalah posisi pemarkah tanya. Pemarkah tanya tersebut bisa berada di awal kalimat seperti semua contoh yang telah dituliskan sebelumnya, tetapi juga bisa diletakkan di bagian akhir. Akan tetapi, jika pemarkah tanya diletakkan di bagian akhir, kita tidak bisa melekatkan partikel –kah dengan pemarkah tanya tersebut. Berikut ini adalah contoh pemakaiannya:
- Siapa nama Anda? (bisa) – Nama Anda siapa? (bisa)
- Siapakah nama Anda? (bisa) – Nama Anda siapakah (tidak berterima )
- Apa yang sedang Anda lakukan? (bisa) – Anda sedang melakukan apa? (bisa)
- Apakah yang sedang Anda lakukan? (bisa) – Anda sedang melakukan apakah? (tidak berterima)
- Bagimana cuaca Korea Selatan sekarang? (bisa) – Sekarang, cuaca Korea Selatan bagaimana? (bisa)
- Bagaimanakah cuaca Korea Selatan sekarang? (bisa) – Sekarang, cuaca Korea Selatan bagaimanakah? (tidak berterima)
- Berapa umur Anda? (bisa) – Umur Anda berapa? (bisa)
- Berapakah umur Anda? (bisa) – Umur Anda berapakah? (tidak berterima)
- Di mana Anda tinggal? (bisa) – Anda tinggal di mana? (bisa)
- Di manakah Anda tinggal? (bisa) – Anda tinggal di manakah? (tidak berterima)
Hal ketiga yang perlu diperhatikan ketika membuat pertanyaan dalam bahasa Indonesia adalah jenis kalimatnya. Di dalam bahasa Indonesia, ada pola kalimat aktif dan pasif. Kalimat pasif pun memiliki dua bentuk (berkaitan dengan pelaku aktivitasnya). Ini adalah contoh-contoh kalimat aktif dan pasif di dalam bahasa Indonesia. Kalimat aktif dan pasif dengan pelaku orang ketiga (pronomina tunggal dan jamak).
- Tania membeli buku itu (aktif) – Buku itu dibeli oleh Tania (pasif).
- Dia mengambil roti saya (aktif) – Roti saya diambil oleh dia (pasif).
- Mereka meminjam buku saya (aktif) – Buku saya dipinjam oleh mereka (pasif).
Kalimat aktif dan pasif dengan pelaku orang pertama dan kedua (pronomina tunggal dan jamak yang ada orang pertama dan kedua).
- Saya membeli buku itu (aktif) – Buku itu saya beli (pasif).
- Kami mengambil roti itu (aktif) – Roti itu kami ambil (pasif).
- Kita akan menonton film ini (aktif) – Film ini akan kita tonton (pasif).
Di dalam kalimat tanya, orang Indonesia kadang-kadang menggunakan pola kalimat yang menyerupai aktif dan pasif. Namun demikian, makna pertanyaannya tetap sama. Berikut ini adalah contoh pola kalimat yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama:
1. Apa yang sedang Anda baca?
Anda sedang membaca apa?
2. Apa yang sedang dibaca oleh ayah Anda?
Ayah Anda sedang membaca apa?
3. Apa yang sedang Anda beli?
Anda sedang membeli apa?
4. Apa yang sedang dibeli oleh ayah Anda?
Ayah Anda sedang membeli apa?
Pola kalimat-kalimat semacam ini juga sering membuat pemelajar asing merasa bingung untuk memahami konteks kalimatnya. Sesungguhnya, kalimat-kalimat tanya tersebut tidak berbeda. Hal yang membedakannya hanya polanya yang berbentuk aktif dan pasif. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat dalam bentuk jawabannya dengan meniru pola pertanyaannya:
1. Apa yang sedang Anda baca?
Posisi penting pertanyaan ada pada kata apa. Untuk membuktikan bahwa kalimat ini menyerupai kalimat pasif, kita perlu meletakkan jawabannya sebagai pengganti kata apa. Kita akan menjawab buku maka kalimatnya akan menjadi:
Buku saya baca.
Kalimat Buku saya baca merupakan kalimat pasif dengan pronomina saya sebagai orang pertama tunggal.
2. Anda sedang membaca apa?
Posisi penting pertanyaan ada pada kata apa yang berada di akhir kalimat. Kita akan meletakkan jawaban buku sebagai pengganti kata apa tersebut maka kalimatnya akan menjadi:
Saya membaca buku.
Kalimat Saya membaca buku merupakan bentuk aktif.
3. Apa yang sedang dibaca oleh ayah Anda?
Kita juga akan mengganti kata apa dengan jawaban buku maka kalimatnya akan menjadi:
Buku sedang dibaca oleh ayah saya.
Kalimat Buku sedang dibaca oleh ayah saya merupakan kalimat pasif dengan pelaku orang ketiga tunggal (kata ayah bisa diganti dengan pronomina dia atau beliau). Kalimat pasif dengan pelaku aktivitas orang ketiga (dia, beliau, atau mereka) menggunakan imbuhan di- seperti pada kalimat Buku sedang dibaca oleh ayah saya.
4. Ayah Anda sedang membaca apa?
Kita juga akan mengganti kata apa dengan jawaban buku maka kalimatnya menjadi:
Ayah saya sedang membaca buku.
Kalimat Ayah saya sedang membaca buku merupakan bentuk kalimat aktif.
Namun demikian, dalam percakapan sehari-hari, orang Indonesia juga tidak memiliki batasan yang begitu tegas antara pola aktif dan pasif ini. Semua pertanyaan menjadi terkesan bercampur-aduk padahal konteksnya sama. Kita bisa melihat contoh kasus ini pada pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Tania sedang membeli apa? (kalimat aktif)
- Apa yang sedang dibeli oleh Tania? (kalimat pasif)
- Apa yang sedang Tania beli? (kalimat pasif, tetapi lebih cocok untuk orang pertama atau kedua)
Hal keempat yang perlu diperhatikan ketika membuat pertanyaan dalam bahasa Indonesia adalah peran kata saja. Di dalam percakapan sehari-hari orang Indonesia, kata saja ini juga sering terdengar bersamaan dengan pertanyaan. Kata saja dalam konteks pertanyaan memiliki fungsi untuk mendapatkan informasi yang lebih detail atau jawaban yang lebih dari satu. Berikut adalah contoh penggunaan dan perbedaannya dengan pertanyaan biasa:
1. Siapa nama teman Anda?
Siapa saja nama teman Anda? (Jawabannya lebih dari satu)
2. Di mana toko buku di kota ini?
Di mana saja toko buku di kota ini? (Jawabannya lebih dari satu)
3. Ke mana Anda pergi kemarin?
Ke mana saja Anda pergi kemarin? (Jawabannya lebih detail)
Hal kelima yang perlu diperhatikan dalam pemarkah tanya Indonesia adalah ketika kita melakukan kegiatan terjemahan. Tidak semua kata atau frasa tanya dalam bahasa Indonesia selalu memiliki padanan yang sama dengan bahasa asing. Ada kalanya, ketika konteksnya berbeda, pemarkah tanyanya juga akan berubah. Seperti halnya kata tanya what dalam bahasa Inggris tidak selamanya bisa dipadankan dengan apa di dalam bahasa Indonesia. Beberapa konteks pertanyaan, kata what dipadankan dengan kata siapa dan berapa. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
- What is this bisa dipadankan dengan pertanyaan Apa ini?
- What is your name tidak bisa dipadankan dengan pertanyaan Apa nama Anda? Hal ini disebabkan dalam bahasa Indonesia, pertanyaan yang berkaitan dengan sosok dan nama manusia menggunakan kata siapa.
- What is your phone number tidak bisa dipadankan dengan pertanyaan Apa nomor telepon Anda? Hal ini disebabkan dalam bahasa Indonesia, pertanyaan yang berkaitan dengan nomor selalu menggunakan kata tanya berapa.
Contoh lainnya adalah kata tanya how dalam bahasa Inggris tidak selamanya bisa dipadankan dengan kata bagaimana di dalam bahasa Indonesia. Beberapa konteks pertanyaan, kata how dipadankan dengan kata berapa. Oleh sebab itu, kita perlu memperhatikan bentuk-bentuk kata tanya ini ketika melakukan kegiatan penerjemahan.
Hal keenam yang perlu diperhatikan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia adalah penggunaan kata yang. Ada kalimat tanya yang menggunakan kata yang dan ada juga yang tidak. Berikut ini adalah contoh penggunaannya:
- Siapa dia?
- Siapa nama penyanyi itu?
- Siapa yang membawa buku ini?
- Siapa yang datang?
- Siapa yang paling cantik di kelas ini?
- Siapa yang tidak bahagia di tempat ini?
- Apa itu?
- Apa warna baju itu?
- Apa yang Anda beli?
- Apa yang dibeli oleh Riana?
- Apa yang enak di restoran ini?
- Apa yang bagus untuk difoto?
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada dua jawaban untuk konteks ini. Pertama, adanya penggunaan verba dan adjektiva yang membuat pertanyaan tersebut memerlukan kata yang. Kedua, ada pertanyaan yang ditujukan untuk objek yang sudah spesifik (pertanyaan sudah fokus) dan ada juga yang belum spesifik (belum fokus terhadap sesuatu). Berikut ini adalah penjelasannya.
Pertanyaan apa itu dikatakan sudah spesifik karena ada kata penunjuk itu. Kata penunjuk itu berfungsi untuk memfokuskan pertanyaan pada suatu objek yang dituju. Artinya, objek itu sudah ada atau sudah bisa diduga. Hal ini berbeda dengan pertanyaan apa yang Anda beli? Pertanyaan ini memberi banyak peluang jawaban yang bisa saja buku, sepatu, baju, dan sebagainya. Hal ini juga berlaku untuk pertanyaan siapa dia? Pertanyaan ini sudah fokus tertuju pada sosok dia yang sudah ada, tetapi belum diketahui nama atau statusnya. Jawabannya bisa teman saya, adik saya, mahasiswa kampus ini, dan sebagainya. Akan tetapi, pertanyaan siapa yang datang? belum terfokus pada seseorang. Sosok seseorang itu tidak bisa diduga. Oleh sebab itu, pertanyaan ini memberi banyak peluang jawaban terhadap sosok itu seperti ayah saya, ibu saya, tidak tahu, dan sebagainya. Sebagai tambahan pula, kalimat-kalimat tanya tersebut sesungguhnya menyimpan satu kata yang bisa dihilangkan. Berikut ini adalah contoh pertanyaan lengkapnya:
- Siapa dia?
- Siapa nama penyanyi itu?
- Siapa (orang) yang membawa buku ini?
- Siapa (orang) yang datang?
- Siapa (mahasiswa) yang paling cantik di kelas ini?
- Siapa (orang) yang tidak bahagia di tempat ini?
- Apa itu?
- Apa warna baju itu?
- Apa (benda/makanan/minuman) yang Anda beli?
- Apa (benda/makanan/minuman) yang dibeli oleh Riana?
- Apa (makanan) yang enak di restoran ini?
- Apa (benda/bunga/bangunan) yang bagus untuk difoto?
Keberadaan yang pada kalimat tersebut bisa membuat kata-kata yang ditandainya dihilangkan. Inilah penjelasan tentang penggunaan pertanyaan dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.
Discussion about this post