Oleh: Rizki Junando Sandi
(Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)
Sejatinya, bahasa sebagai instrumen komunikasi yang digunakan manusia memiliki peranan penting terhadap keberhasilan terbangunnya jejaring dan koneksi antarsesama. Jejaring ini menciptakan sifat alamiah bagi manusia sebagai makhluk sosial. Namun, keberhasilan membangun jejaring juga didasarkan pada penggunaan bahasa, tidak terkecuali kesiapan mental dan kejiwaan dalam berbahasa. Orang-orang dalam kondisi gangguan jiwa pasti sulit menggunakan bahasa yang baik dan benar. Alhasil, bahasa mereka tidak berdampak pada pembangunan jejaring dan komunikasi antarmanusia. Berbeda halnya dengan orang-orang dengan mentalitas dan kejiwaan yang sehat dan stabil, bahasa yang digunakan dapat terkontrol dan menghasilkan jejaring komunikasi yang baik pula.
Dari segi kejiwaan, bahasa didefinisikan sebagai salah satu bentuk sikap manusiawi. Bahasa mempunyai hubungan dengan manusia sampai batas yang besar dan menjadi pembeda antara manusia dengan semua makhluk yang ada di muka bumi. Ilmu khusus yang mempelajari sikap manusia dan ilmu yang mempelajari kebahasaan atau ilmu yang menggambarkan pertemuan ilmu bahasa dan ilmu jiwa disebut dengan psikolinguistik. Psikologi bahasa dan psikolinguistik disikapi sebagai sebuah sinonim. Keduanya merupakan ilmu yang mengkaji bahasa secara eksternal, yakni mengkaji bahasa dari segi psikologi atau ilmu kejiwaan. Dengan kata lain, psikologi bahasa atau psikolinguistik merupakan kajian bahasa yang melibatkan dua disiplin ilmu, yakni psikologi dan linguistik. Kajian linguistik antardisiplin ini, selain merumuskan kaidah-kaidah teoritis antardisiplin, juga bersifat terapan, yakni digunakan untuk mengatasi masalah-masalah di dalam kehidupan praktis dalam masyarakat.
Istilah psikologi disebut psychologia (bahasa Latin) atau psychology (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani, yakni psycho yang berarti jiwa dan logos berarti ̳kajian atau ilmu. Secara harfiah, psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Istilah ini mulai dipakai pada tahun 1530 oleh seorang Jerman yang bernama Philipp Melanchton dalam ceramah akademisnya mengenai jiwa, untuk membedakannya dari pneumatologi, yakni kajian jiwa manusia yang berkaitan dengan malaikat, roh jahat, dan Tuhan. Psikologi adalah studi ilmiah mengenai perilaku manusia dan proses-proses yang berkaitan dengan perilaku, baik perilaku individual maupun perilaku sosial (Sukadji, 1986:1.3).
Kemudian, ilmu bahasa dan psikologi dapat dikaji dalam ranah psikolinguistik. Menurut Lado (1976: 220), psikolinguistik adalah pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi telaah atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian, perubahan bahasa, dan hal-hal yang berkaitan dengan itu, yang tidak mudah dicapai atau didekati melalui salah satu dari kedua ilmu tersebut secara terpisah atau sendiri-sendiri. Dalam ranah yang lebih komprehensif, psikolinguistik adalah telaah mengenai produksi (sintesis) dan rekognisi (analisis) bahasa (Lyons, 1968:160). Selain itu, psikolinguistik merupakan suatu ilmu yang mencoba menguraikan proses psikologis yang terjadi apabila seseorang mengucapkan kalimat-kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi dan bagaimana cara pemerolehannya oleh manusia (Simanjuntak, 1987:1)
Mengingat bahasa bukan merupakan satu sistem tunggal melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon, pemahamannya cukup kompleks. Demikian pula, jika ditinjau dari fungsinya, pemahaman bahasa memiliki beberapa fungsi. Pertama, fungsi intrapersonal, yaitu penggunaan bahasa untuk memecahkan persoalan, mengambil keputusan, berpikir, mengingat dan sebagainya. Kedua, fungsi bahasa yang bersifat interpersonal, yaitu yang menunjukkan adanya suatu pesan atau keinginan penutur. Dengan demikian, di saat penutur melakukan pemahaman bahasa maka prosesnya meliputi seluruh subsistem dan fungsi tersebut. Pemahaman bahasa merupakan bagian dari proses bahasa yaitu alat-alat, materi dan prosedur yang terdapat dalam mental manusia yang digunakan untuk memahai bahasa lalu kemudian untuk memproduksi bahasa. Jadi, hal ini sangat berkaitan dengan persepsi manusia terhadap bahasa. Adapun yang dimaksud dengan persepsi bahasa adalah kemampuan manusia untuk menganalisis bunyi ujaran dan mengidentifikasikannya sebagai suatu kata atau kalimat, serta menangkap ide-ide yang terkandung dalam kalimat tersebut.
Konsep pemahaman bahasa tidak terlepas dari peranan memori. Memori tidak berada di suatu tempat khusus di otak, bahkan terjadi penyimpangan memori yang dilakukan oleh hemisfer kiri, khususnya di korteks prefrontal, korteks cingulated anterior, dan girus parahippocampal. Sementara itu, retrival memori dilakukan oleh hemisfer kanan pada tiga daerah yang sama ini. Pola ini kemudian dikenal dengan nama HERA-Hesmispheric Encoding/ Retrival Asymmetry. Memori terdiri dari tiga macam. Pertama, memori pengalaman yaitu memori yang berkaitan dengan hal-hal di masa yang lalu. Kedua, memori konseptual, yaitu memori yang dipakai untuk membangun suatu konsep berdasarkan fakta- fakta yang masuk. Ketiga, memori kata yaitu memori yang mengingat konsep dengan wujud bunyi dari konsep tersebut.
Beranjak dari fenomena saat ini, ketika manusia menggunakan kesiapan memori dan mentalnya dalam berbahasa, itu merupakan hal yang penting. Jika tidak ada kesiapan, proses berbahasa akan menimbulkan berbagai gangguan, seperti skizofrenia, traumatis, dan lain sebagainya. Hal itu akan menghambat kemampuan berbahasa. Salah satu fenomena hambatan berbahasa yang amat dekat dengan kita adalah traumatis. Ketika seseorang dilanda traumatis akibat kejadian yang tidak nyaman, seperti perampokan dan pemerkosaan, korban biasanya akan mengalami gangguan berbahasa, seperti lupa kosakata hingga kesulitan untuk mengucapkan kata dan frasa. Hal ini yang menjadi implikasi penting bahwa kesiapan mental mempengaruhi memori seseorang dalam berbahasa. Oleh sebab itu, sebagai manusia, kita wajib menjaga kesehatan mental dan memori untuk keberlangsungan berbahasa yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Discussion about this post