Minggu, 01/6/25 | 15:15 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI KLINIK BAHASA

Kalimat Majemuk Setara dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 31/7/22 | 09:43 WIB
Oleh: Elly Delfia (Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

Proses belajar kalimat dapat dikatakan sebagai proses belajar sepanjang hayat. Hampir tidak ada manusia Indonesia yang sepenuhnya selesai mempelajari semua kalimat ataupun sempurna memahami semua jenis kalimat dalam bahasa Indonesia. Hal itu disebabkan oleh banyak dan kompleksnya pembagian kalimat dalam bahasa Indonesia. Selain itu, karena bahasa Indonesia bersifat dinamis, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia juga terus berkembang ke arah yang lebih variatif.

Kalimat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai kesatuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, sedangkan dari sudut pandang linguistik (ilmu bahasa), kalimat didefinisikan sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Poerwadarminta (1954:290) mendefinisikan kalimat sebagai sepatah kata atau sekelompok kata-kata yang juga bertalian satu sama lain untuk melahirkan pikiran atau perasaan. Chaer (2015:44) mendefinisikan kalimat sebagai  satuan sintaksis yang tersusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi konjungsi bila diperlukan, dan disertai intonasi final.

Selanjutnya, kalimat dalam bahasa Indonesia diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis atau bagian. Abidin (2019:179) mengklasifikasikan kalimat ke dalam 11 (sebelas) jenis, yaitu (1) kalimat berdasarkan jumlah klausa, (2) kalimat berdasarkan unsur negasi, (3) kalimat berdasarkan kelengkapan struktur, (4) kalimat berdasarkan kepasifan predikat, (5) kalimat berdasarkan kelangsungannya, (6) kalimat berdasarkan isinya, (7) kalimat berdasarkan posisi subjek dan predikat, (8) kalimat berdasarkan pengembangan, (9) kalimat berdasarkan jumlah kontur, (10) kalimat berdasarkan kebakuannya, dan (11) kalimat berdasarkan keefektifannya.

Jenis kalimat nomor (1) atau jenis kalimat berdasarkan jumlah klausa terbagi lagi menjadi tiga, yaitu (a) kalimat majemuk koordinatif/kalimat majemuk setara/kalimat majemuk rapatan, (b) kalimat majemuk subordinatif/kalimat majemuk bertingkat/kalimat tidak sederajat, dan (c) kalimat majemuk kompleks/kalimat majemuk campuran.

BACAJUGA

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB
Memaknai Kembali Arti THR

AI dan Kecerdasan Bahasa Indonesia

Minggu, 04/5/25 | 13:26 WIB

Fokus kita kali ini adalah membahas jenis kalimat majemuk, khususnya kalimat majemuk setara/koordinatif/rapatan. Kalimat majemuk setara/koordinatif/rapatan adalah kalimat majemuk yang status klausanya menunjukkan hubungan yang sama atau setara (Abidin, 2019:179). Kalimat majemuk ini ditandai dengan penggunaan konjungsi berikut untuk menghubungkan klausa-klausanya.

  1. Konjungsi dan, serta menunjukkan hubungan setara gabungan/kombinasi/aditif.
  2. Konjungsiatau menunjukkan hubungan setara memilih/disjungtif.
  3. Konjungsi bahkanmenunjukkan hubungan penegas/fatis.
  4. Konjungsi tetapi, sedangkan, melainkanmenunjukkan setara bertentangan.

Kalimat majemuk yang menunjukkan hubungan setara gabungan/kombinasi/aditif  ditandai dengan konjungsi dan, serta. Contohnya dapat dilihat di bawah ini.

(1) Ayah menonton televisi dan ibu membaca majalah.
(2) Naya bermain boneka dan Daffa bermain robot-robotan.
(3) Saya membeli baju dan adik membeli tas serta kakak membeli sepatu.

Hubungan setara pada contoh-contoh kalimat di atas ditandai dengan pola atau struktur kalimat yang sama atau setara. Kesetaraan itu ditunjukkan oleh klausa satu dan dua pada kalimat (1) sama-sama berpola subjek, predikat, objek (SPO), klausa satu dan dua pada kalimat (2) sama-sama berpola subjek predikat pelengkap (SPPel.), dan klausa satu, dua, dan tiga pada kalimat (3) sama-sama berpola SPO.

Kalimat majemuk setara yang menunjukkan hubungan setara memilih/disjungtif ditandai dengan penggunaan konjungsi atau. Contohnya dapat dilihat di bawah ini.

(4) Kamu mau memilih warna hitam atau (kamu) mau memilih warna putih?
(5) Kau mau pergi ke rumahku atau (kau) mau pergi ke pasar?

Hubungan setara memilih pada contoh kalimat (4) dan (5) ditandai dengan pola atau struktur kalimat yang sama-sama berpola SPO meskipun keduanya berbentuk kalimat tanya yang dipisahkan oleh konjungsi atau. Pernyataan memilih biasanya dalam bahasa Indonesia diajukan dalam bentuk kalimat tanya yang jawabannya adalah pilihan dari salah satu klausa yang setara dalam kalimat tersebut. Kemudian, kata ganti orang pada klausa kedua kalimat (4) dan (5) di atas kehadirannya opsional (boleh ada dan boleh tidak) karena merujuk pada satu orang yang sama.

 Kalimat majemuk setara yang menunjukkan hubungan setara penegas ditandai dengan konjungsi bahkan. Contohnya dapat dilihat di bawah ini.

(6) Hujan deras mengguyur Kota Padang, bahkan (hujan) juga menyebabkan banjir.
(7) Ia membelikan rumah untuk istrinya, bahkan (ia) juga membelikan satu unit mobil (untuk istrinya).

Hubungan setara penegas pada contoh kalimat (6) dan (7) ditandai dengan konjungsi bahkan. Penanda kesetaraannya ditunjukkan oleh kesamaan struktur kalimat yang sama-sama berpola SPO. Subjek (S) dan keterangan (K) pada klausa kedua dalam kalimat  (7) di atas kehadirannya juga opsional atau bisa dihilangkan ataupun tetap digunakan karena merujuk pada orang yang sama.

Kalimat majemuk setara yang menunjukkan hubungan setara bertentangan ditandai dengan konjungsi tetapi, sedangkan, melainkan. Contohnya dapat dilihat di bawah ini.

(8) Postur tubuh Ani tinggi, tetapi postur tubuh adiknya rendah.
(9) Sani terlihat panik, sedangkan Rina terlihat biasa-biasa saja.
(10) Baju pesta ibu bukan berwarna merah jambu, melainkan (baju pesta ibu) berwarna ungu.

Hubungan setara pada contoh kalimat (8), (9), dan (10) ditandai dengan pola kalimat yang sama-sama berpola SPO. Sementara itu, makna bertentangan muncul dari penggunaan konjungsi tetapi yang menunjukkan perbedaan postur tubuh Ani dan  adiknya, satu tinggi dan satu lagi rendah. Penggunaan konjungsi sedangkan menunjukkan pertentangan pilihan sikap antara Sani dan Rina dalam menghadapi situasi, satunya panik dan satu lagi biasa-biasa saja. Penggunaan konjungsi melainkan mempertentangkan warna baju pesta ibu. Subjek klausa kedua dalam kalimat (10) kehadirannya juga opsional (boleh tetap digunakan atau boleh dihilangkan) karena juga merujuk pada benda yang sama, yaitu baju pesta ibu.

Demikian penjelasan dasar dan sederhana tentang kalimat majemuk setara dalam bahasa Indonesia. Semoga lain kali kita juga mempunyai kesempatan mengenal kalimat majemuk bertingkat/subordinatif dan kalimat majemuk kompleks/campuran pada laman klinik bahasa Scientia.id.  Semoga mencerahkan.

Tags: #Elly Delfia
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Puisi-puisi Moch Aldy MA dan Ulasannya oleh Ragdi F. Daye

Berita Sesudah

Bahasa, Kejiwaan, dan Mental dalam Ranah Psikolinguistik

Berita Terkait

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Perbedaan Kata “Agak”, “Sedikit”, “Cukup”, dan “Lumayan”

Minggu, 01/6/25 | 11:00 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan) Edisi Klinik Bahasa Scientia kali ini akan...

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Struktur Kalimat Peraturan Perundang-undangan

Minggu, 25/5/25 | 17:21 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Kali ini kita akan membahas tentang bahasa hukum,...

Serba-serbi Kritik Sosial Habis Lebaran

Indonesia dalam Korpus Histori Bahasa Inggris

Minggu, 18/5/25 | 10:49 WIB

Oleh: Dr. Ria Febrina, S.S., M.Hum. (Dosen Prodi Sastra Indonesia Universitas Andalas) Setelah menelusuri kosakata bahasa Indonesia dari berbagai kamus-kamus...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Mengenal Angka Romawi

Minggu, 11/5/25 | 07:47 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies) Angka romawi menjadi salah satu angka yang digunakan...

Memaknai Kembali Arti THR

AI dan Kecerdasan Bahasa Indonesia

Minggu, 04/5/25 | 13:26 WIB

Oleh: Elly Delfia (Dosen Prodi Sastra Indonesia dan S2 Linguistik Universitas Andalas) Pengaruh AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan tidak...

Perbedaan Kata “kepada”, “untuk”, dan “bagi”

Makna Kata “Cukup” yang Tak Secukupnya

Minggu, 27/4/25 | 09:02 WIB

Oleh: Reno Wulan Sari (Dosen Tamu di Busan University of Foreign Studies) Pembahasan Klinik Bahasa Scientia kali ini akan mengulik...

Berita Sesudah
Optimalisasi Penyuntingan di Media Massa Digital

Bahasa, Kejiwaan, dan Mental dalam Ranah Psikolinguistik

Discussion about this post

POPULER

  • Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Libur Panjang 29 Mei – 1 Juni 2025, Ini Rekomendasi Wisata Seru di Kota Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Klarifikasi Wali Nagari Koto Gadang, Lahan Sawit yang Dipinjamkan ke Petani Akan Diremajakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Moral dalam Cerpen “Robohnya Surau Kami”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zalmadi Sesalkan RS Rasidin Tolak Pasien Hingga Meninggal : Itu Tidak Manusiawi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Epigram 60: Perayaan Ulang Tahun Terakhir Joko Pinurbo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024