Minggu, 01/6/25 | 12:06 WIB
  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
Scientia Indonesia
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS
No Result
View All Result
Scientia Indonesia
No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
  • RENYAH
  • TIPS
Home LITERASI RENYAH

Sambat

Minggu, 29/5/22 | 08:49 WIB

Lastry Monika
(Kolumnis Rubrik Renyah Scientia.id)

Pertama, perlu diiingat bahwa tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan orang-orang sekitar yang melakukan hal serupa. Pembahasannya ialah terkait “sambat”. Tentu, sambat yang dimaksud di sini ialah yang sedang populer di kalangan anak muda (hanya menduga-duga, sih). Soalnya, juga ada kata “sambat” lain yang artinya sambung. Kata itu memiliki kata turunan “bersambat” yang artinya bersambung (dengan); bertali (dengan) atau meminta bantuan tenaga untuk mengerjakan sesuatu. Jika melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sambat dengan kata turunan yang dimaksud ialah yang ketiga, yang artinya mengaduh; mengeluh.

Kebetulan pula, saya memiliki secuil teman sambat hingga kami membentuk grup whatsApp khusus. Grup itu kami namai dengan Nge-Drop. Kami tidak terlalu memedulikan asal katanya, benar atau salah. Bagi kami, grup itu memang didominasi oleh per-sambat-an duniawi yang seperti tidak ada habisnya. Di dalamnya disediakan ruang khusus untuk bersambat segala macam hal tentang kehidupan.

BACAJUGA

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Menyulam Nilai Lewat Cerita: Inyiak Bayeh dan Cerita-cerita Lainnya

Minggu, 11/5/25 | 17:14 WIB
Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Talempong Batu: dari Batu ke Nada

Minggu, 04/5/25 | 18:02 WIB

Kepopuleran sambat di kalangan orang-orang yang melakukannya pun difasilitasi melalui sebuah akun instagram khusus hingga diterbitkan dalam bentuk sebuah buku. Akun dan buku itu ialah Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini (NKSTHI). Wah, mengeluh saja ada bukunya, ya? Meskipun sudah difasilitasi, nyatanya tidak semua orang bisa dijadikan sobat sambat dan menerima sobat sambat. Mungkin bagi sebagian orang, sambat adalah kegiatan nirfaedah dan cenderung bermakna negatif. Padahal, sambat adalah salah satu jalan pintas untuk bertahan dalam kerasnya kehidupan, setidaknya menurut sobat sambat saya yang secuil itu.

Sebagai orang yang pernah (bahkan cukup sering) sambat, tentu saya amat bersyukur dengan kehadiran atau terbentuknya kata kerja sambat di dunia ini karena sambat juga ada manfaatnya. Sambat berarti mengakui bahwa diri tidak selalu baik-baik saja. Terkadang, ada kondisi yang membuat beban hidup terasa tidak terpikul lagi. Di sini, sobat sambat tidak perlu sok kuat. Setidaknya ia cukup bilang “hadehhh” dan celoteh sambat lainnya. Lalu, ia akan merasa cukup baik meskipun beban hidupnya tetap tidak berkurang.

Orang yang sedang sambat sebenarnya cenderung hanya ingin didengarkan. Ia tidak perlu dihakimi sedemikian rupa karena itu hanya akan membuat dirinya semakin terpuruk. Seolah dialah yang paling menderita sedunia. Toh, sambatnya tidak dilakukan 24 jam melainkan hanya sesekali waktu.. Namun, adakalanya pula ia membutuhkan saran agar arah hidupnya yang mungkin sedang kusut lebih terarahkan.

Namun, sambat secara kelewatan sepertinya juga tidak baik. Tidak baik bagi teman yang mendengar sambat seseorang setiap waktu. Sambat berlebihan mungkin tidak mengganggu kelancaran hidup orang yang sedang sambat, tetapi bisa membuat kusut orang yang mendengarnya. Oleh sebab itu, tetap perlu diingat agar sambatlah seperlunya. Toh, hidup juga pasti ada manis-manisnya, bukan?

Ada kutipan yang amat saya suka dari Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini. Kutipan itu berbunyi, “Jika ada bagian-bagian dari hidup yang pantas untuk disyukuri, bukankah ada juga bagian-bagian dari hidup yang patut untuk disambati?” kutipan itu sekaligus menutup bahasan soal sambat yang sebetulnya masih panjang ini. Seperti sambat itu sendiri yang tiada akhirnya.

Tags: #Lastry Monica
ShareTweetShareSend
Berita Sebelum

Cerpen “Sebuah Keputusan” Karya Dara Layl dan Ulasannya oleh Azwar Sutan Malaka

Berita Sesudah

Gramatika Visual dan Strategi Pengambilan Gambar

Berita Terkait

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Jam Tangan dan Seni Menjadi Siapa

Minggu, 25/5/25 | 13:50 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah) Seorang teman pernah berujar tentang urgensi dari jam tangan. Ia menjelaskan tentang benda kecil yang...

Senyuman Kecil dan Mendengar: Hal Kecil yang Berdampak Besar

Tertinggal Karena Lupa, Tertawa Karena Ingat

Minggu, 18/5/25 | 16:44 WIB

Salman Herbowo (Kolumnis Rubrik Renyah)   Lupa adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Dalam keseharian, kita sering kali dibuat repot...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Menyulam Nilai Lewat Cerita: Inyiak Bayeh dan Cerita-cerita Lainnya

Minggu, 11/5/25 | 17:14 WIB

Lastry Monika Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah   Dalam tiga minggu terakhir, saya selalu mengangkat tema seputar...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Talempong Batu: dari Batu ke Nada

Minggu, 04/5/25 | 18:02 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Bila saya membawa teman pulang kampung, ibu hampir selalu...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Sastra Lisan dalam Keseharian

Minggu, 27/4/25 | 18:38 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   “Jangan menangis keras-keras! Nanti kamu dijemput Inyiak Bayeh. Rambutnya...

Sebagian Tidak Suka Orang yang Banyak Cerita

Cerita yang Tak Pernah Pensiun

Minggu, 20/4/25 | 17:55 WIB

Lastry Monika (Dosen Prodi Sastra Minangkabau FIB Unand/Kolumnis Rubrik Renyah)   Setiap berkunjung ke suatu daerah, saya selalu mendapatkan pengalaman...

Berita Sesudah
Keberagaman Hayati dalam Ekolinguistik

Gramatika Visual dan Strategi Pengambilan Gambar

Discussion about this post

POPULER

  • Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    Kualitas Aspal Jalan di Kecamatan IV Koto Agam Dipertanyakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Libur Panjang 29 Mei – 1 Juni 2025, Ini Rekomendasi Wisata Seru di Kota Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Klarifikasi Wali Nagari Koto Gadang, Lahan Sawit yang Dipinjamkan ke Petani Akan Diremajakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Zalmadi Sesalkan RS Rasidin Tolak Pasien Hingga Meninggal : Itu Tidak Manusiawi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Firdaus : Welly Suhery, Kader PKB untuk Masyarakat Pasaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukittinggi Harus Bisa Tarik Banyak Minat Wisatawan Berkunjung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puisi-puisi Puti Fathiya Azzahra dan Ulasannya oleh Ragdi F Daye

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Scientia Indonesia

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024

Navigate Site

  • Dapur Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • TERAS
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • POLITIK
  • DAERAH
  • EDUKASI
  • DESTINASI
  • LITERASI
    • ARTIKEL
    • CERPEN
    • KLINIK BAHASA
    • KREATIKA
    • PUISI
  • RENYAH
  • TIPS

PT. SCIENTIA INSAN CITA INDONESIA 2024