Merasa Dewa
Dalam segala kekurangan dan ketakberdayaan
Lalu apa yang membuat dagumu terangkat ke langit
Memandang seakan kau adalah dewa dan kami adalah hamba sahaya
Jika saja Tuhan jengkel dan menghentikan sebentar detak jantungmu
lalu kau bisa apa?
Andaikan bumi yang kecil seperti debu
Tak seberapa jika dibandingkan lautan
dan berjuta planet lain di alam semesta
Jika digulingkan sedikit ke kanan dan ke kiri
Lalu kau bisa apa?
Mampukah kau lari dan menyelamatkan diri dan orang yang kau sayangi
Sementara helaan napasmu tak berdaya untuk memperpanjangnya
Mengapa langkahmu menafsirkan bahwa kau tak luput dari “mati”
Butakah kau?
Bagaimana dengan Tuhan berlaku dengan kemahakuasaannya
Mengatur matahari dan bulan agar bergantian menerangi bumi
Mengatur hujan agar tanah tak kering dan mati
Membatalkan rencanamu dengan mudah jika itu buruk untukmu
Memberi musibah tanpa jadwal dan waktu yang engkau tahu
Menghentikan kehidupan di mana dan kapan saja
Jika Ia berkehendak
Lalu, masihkah kau merasa kau adalah dewa?
Bisakah Kau Melihat
Di antara daun yang jatuh di belai angin
Bisakah kau melihatku?
Di antara tawa burung di pagi hari
Bisakah kau mendengarku?
Jauh di antara ribuan bintang dalam selimut malam
Bisakah kau menatapku?
Di antara helaan napas yang menjadi sesak
jantung yang berdetak keras
kaki yang tak ingin berpijak namun ingin berlari
hati yang lelah merintih
Bisakah kau merasakanku?
Seperti tawanan laba-laba di atap rumahku
menanti maut yang pasti namun tak kunjung datang
seperti semut yang kuat
bekerja keras siang malam untuk terlihat sibuk
seperti itulah diriku kini
Di antara kumpulan awan putih bergelombang
bagai brokoli putih yang besar memenuhi langit
Bisakah kau melihatku?
Aku di sini dibalik awan
melihat dan memperhatikanmu setiap waktu
sebisaku dengan setiap detik yang kupunya
Bisakah kau melihatku?
Terluka
Kali ini aku melihatmu lagi
namun dengan perasaan yang berbeda
mata yang berbeda
jantung yang mengalun tak seirama
Setelah itu, aku memimpikanmu
Mimpi yang tak kumengerti
dengan air mata tak terbendung
aku berbisik pada Tuhan
memohon padanya untuk mencabut rasa yang diberikan
memohon agar waktu berputar ke masa lampau
dan kita tak pernah saling bertemu
Kau tahu
hanya dengan membayangkan namamu
napasku sesak
kakiku lemas tak berdaya
dan air mataku jatuh
Kali ini aku melihatmu lagi
dengan gemuruh hati yang berbeda
Kali ini aku memimpikanmu lagi
karena kini aku terluka
Biodata:
Gracia Sintha Femilya dipanggil Gres dan lahir di Padang tanggal 2 September 1997. Mahasiswa IAIN Batusangkar ini dapat dihubungi melalui nomor handphone 081267786038